Edisi Cetak Tribun Kaltim
Pesan Istri Nusyirwan Ismail untuk Sofyan Hasdam yang Ingin Mundur: Jangan Khianati Pak Nus. . .
Tak banyak bicara, ia hanya ulangi permohonan maaf kepada siapapun yang menyalaminya saat keluar dari ruang ICU.
Penulis: tribunkaltim |
Laporan wartawan Tribun Kaltim, Budhi Hartono, Anjas Pratama, Doan Pardede, dan Rafan A Dwinanto
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Masyarakat Kalimantan Timur (Kaltim) berduka.
Wakil Walikota Samarinda (non aktif) Nusyirwan Ismail yang juga Calon Wakil Gubernur Kaltim menghembuskan nafas terakhir di kamar IPI ICU ‑ICCU RSUD AW Sjahranie, Samarinda, Selasa (26/2/2018) sekitar pukul 12.32 Wita.
Info yang diterima Tribun, Nusyirwan tutup usia sekitar pukul 12.32 WITA.
"Mohon maaf ya kalau Bapak ada salah. Mohon maaf," ucap sendu Sri Lestari, istri Nusyirwan Ismail, saat meninggalkan ruang ICU‑ICCU, tempat almarhum Nusyirwan Ismail wafat.
Tak banyak bicara, ia hanya ulangi permohonan maaf kepada siapapun yang menyalaminya saat keluar dari ruang ICU.
Kepada awak media, Sri Lestari juga ikut meminta mohon dimaafkan, atas kesalahan‑kesalahan almarhum, saat dirinya masih hidup.
Baca: Nusyirwan Ismail Meninggal - Dokter Jelaskan Momen-momen Krusial Jelang Nusyirwan Tutup Usia
"Teman‑teman wartawan ini baik sama Bapak. Mohon maaf dan dimaafkan jika Bapak ada salah," ucapnya.
Sempat menangis kecil sepanjang lorong, tangis Sri Lestari kemudian akhirnya benar‑benar pecah saat dirinya masuk lift.
"Sampai di sini saja ya. Ibu mau naik ke atas," ucap salah seorang yang mendampingi Sri Lestari menuju lift.
Apa saja indikasi medis yang membuat Nusyirwan Ismail akhirnya tutup usia?
Dirut RSUD AW Syahranie Samarinda, Rachim Dinata menjelaskan, meninggalnya almarhum tak lepas dari indikasi stroke, pecahnya pembuluh darah yang dialaminya beberapa hari yang lalu.
Baca: Ketua Timses Akui Salah, Konsep Ini Dituding Penyebab Nusyirwan Ismail Meninggal
"Pak Nusyirwan setelah kami lakukan operasi, sebetulnya operasinya sangat berhasil dengan pendarahan yang ada di kepala sudah teratasi. Pada esok harinya kami lakukan CT Scan juga tak ditemukan pendarahan baru di kepala. Tetapi, karena memang pembengkakan otaknya tidak berkurang, kami sudah berupaya dan sampai tadi malam serta tadi pagi, otaknya namanya brain dead, sudah tidak berfungsi lagi," ucapnya.
Adanya kondisi brain dead tersebut, menurut Rachim sudah tidak ada kemungkinan lagi dilakukan upaya lanjutan.
"Terakhir, kami sudah tidak bisa dilakukan lagi. Namanya brain dead, sudah mati otaknya. Semua keluarga setuju, bahwa beliau sudah tidak bisa ditolong. Beliau, pukul 12.30, sudah berpulang," ucapnya.
Kondisi brain dead itu pun sudah lebih dahulu disampaikan kepada pihak keluarga Nusyirwan, serta Andi Sofyan Hasdam, calon gubernur pasangan Nusyirwan yang juga berprofesi sebagai dokter.
Baca: Lanjukan Cita-cita Nusyirwan, Sofyan Positif Gandeng Rizal Effendi?
"Kami kan ada semua tim kumpulkan, berunding dengan keluarga. Pak Sofyan Hasdam juga ikut, karena beliau juga medis, dan semua setuju dan sudah mengerti," ucapnya.
Kapan waktu detail ditemukannya brain dead oleh tim dokter tersebut, disebut Rachim terjadi sekitar 10.00 WITA atau 2,5 jam sebelum Nusyirwan akhirnya dinyatakan tutup usia.
"Sekitar pukul 10.00 WITA. Ada informasi, bahwa beliau sempat sadar, itu tidak benar. Ini memang pecah pembuluh darahnya. Stroke tadi. Karena pecah pembuluh darah. Sebelumnya, karena tidak ada yang pecah, pembuluh darah, ya tak ada terganggu, Tetapi, karena ada pecah pembuluh darah, oksigen tak bisa masuk. Apalagi kan cukup jauh juga dari Kota Bangun ke sini kan," ucapnya.
Baca: Fatimah: Informasi Wafatnya Nusyirwan Sudah Disampaikan ke DPP Partai Nasdem
Sempat Mau Mundur
Ketua Tim Pemenangan Andi Sofyan Hasdam‑Nusyirwan Ismail (AnNur), Muhamad Husni Fahruddin mengatakan, Ketua tim pemenangan Andi Sofyan Hasdam ‑ Nusyirwan Ismail (An‑Nur), Husni Fachruddin, mengungkap rahasia di balik kampanye yang berujung duka.
Seperti diketahui Selasa (27/2/2018) siang, Nusyirwan Ismail menghembuskan napas terakhirnya setelah dirawat intensif di RSUD Abdul Wahab Sjahranie, Samarinda.
Kabar tersebut membuat Husni Fachruddin atau akrab dipanggil Ayub merasa bersalah.
Ia menilai kepergian Nusyirwan tidak lain akibat konsep yang diusungnya bersama tim.
Konsep itu, kata Husni, tanpa disadari telah 'mencelakakan' Nusyirwan.
"Hand to hand methode, begitulah kami menamainya," ujar Husni saat dikonfirmasi TribunKaltim.co, Selasa (27/2/2018) malam.
Baca: Nusyirwan Ismail Meninggal - Sopir: Bapak Tak Kenal Capek dan Hobi Melahap Nasi Padang
Lewat sambungan telepon Husni menjelaskan bahwa hand to hand methode adalah sistem sosialisasi saling berjabat tangan antara paslon dengan masyarakat.
"Kalau istilah sekarang yang dilakukan Jokowi yakni blusukan," paparnya.
Tak disangka metode ini ampuh mendongkrak elektabilitas pasangan An‑Nur.
Terkait kelanjutan paslon yang diusung Partai Golkar dan NasDem ini, Ayub belum bisa menjawab.
Saat ini masih membahas proses pemakaman dan belasungkawa keluarga.
"Masih fokus ke pemakaman almarhum dan ikut berkabung bersama keluarga," kata Ayub.
Bahkan, menurut Ayub, Cagub Sofyan Hasdam sempat menyatakan tidak ikut lagi dalam kontestasi Pilgub Kaltim demi kebersamaan.
"Pak Sofyan sempat bilang, kami sudah menyatu. Kalau pak Nus tidak ikut lagi, saya juga tidak ikut lagi demi kebersamaan, dan kami semua menangis," ucap Ayub.
Hanya saja, istri almarhum (Nusyirwan Ismail) minta agar tetap meneruskan.
"Pak Sofyan harus kuat meneruskan perjuangan ini, namun jangan khianati Pak Nus dan rakyat Kaltim," papar Ayub menirukan pernyataan istri Nusyirwan.
Andi Sofyan Hasdam saat dihubungi Tribun pun buka‑bukaan, bahwa sejak meninggalnya cawagub yang sudah bersama‑sama berjuang melewati kampanye yang belum genap dua
minggu tersebut.
Sofyan Hasdam mengaku sempat berpikiran tak mau maju lagi dalam kontestasi Pilkada 2018, sebagai bentuk solidaritas atas meninggalnya Nusyirwan.
"Tadinya, kami toleran, untuk maju bersama saya kira, satu mundur ya mundur bersama. Tetapi, dari keluarga almarhum, terutama istri dan anaknya mendorong saya untuk tetap maju. Dorongan dan spirit itu yang diberikan ke saya," ucapnya.
Tak mau menyia‑nyiakan keinginan Nusyirwan yang telah berpulang menjadikan Kaltim sebagai provinsi yang direncanakan Sofyan‑Nusyirwan, membuat dirinya kembali bangkit untuk
maju sebagai Cagub Kaltim.
"Saya kira iya. Melanjutkan cita‑cita pak Nusyirwan. Dengan meninggalkannya beliau, bukan berarti semua habis. Semangat itu harus terus dilakukan. Apalagi ini terlihatseperti pesan terakhir beliau, untuk tetap membawa Kaltim sesuai yang dicita‑citakan pak Nusyirwan," tandasnya. (*)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kaltim/foto/bank/originals/andi-sofyan-hasdam-nusyirwan-ismail_20180213_181808.jpg)