Penyebaran Hoax Sengaja Dimunculkan Memecah Belah Bangsa
Ia menjelaskan, selama ini sebagian besar masyarakat Indonesia termasuk warga yang ada di Kota Balikpapan memiliki akun media sosial.
Penulis: Budi Susilo |
Seperti halnya, masyarakat Balikpapan tetap tidak terpancing apa yang bersumber dari media sosial.
Balikpapan daerah yang Madinatul Iman jangan sampai tercoreng.
"Isu-isu disebarkan yang bermuatan teror. Aksi ekstrimisme yang menghancurkan. Semua isu hanya berita bohong. Akal sehat kita harus tetap dipasang," ungkapnya.
Pendapat lainnya, I Ketut Astana Kepala Kesbangpol Balikpapan, reformasi menumbuhkan bibit bibit kebebasan yang kemudian berkembang menjadi bebas tanpa rem.
Baca: Biasa Tidur di Kamar Mewah Berlapis Emas, Begini Kondisi Roro Fitria Hidup di Penjara
Kebebasan menjadi kebablasan.
"Sampai kemudian muncul paham paham yang dianggap tidak biasa. Pemahaman yang cenderung pada ekstrimisme dan radikalisme," ujarnya.
Apalagi sekarang muncul kekhawatiran dikalangan anak muda terpengaruh akan paham yang membahayakan kehidupan berbangsa yang bercorak ragam.
Bahkan pernah ada survei muncul guru dan murid menyatakan ragu akan keberadaan ideologi Indonesia bernama Pancasila.
"Untung saja kita ada ormas Banser yang bagian daru NU yang terus memperjuangkan memperkuat NKRI dan Pancasila,'' ungkapnya.
Sisi pandangan Hakimin, Kemenag Balikpapan, perdebatan khalifah tidak perlu lagi diperpanjang.
Indonesia sudah bersepakat dalam membangun negara yang berpayung pada Pancasila.
Kata dia, kandungan Pancasila pun tidak meninggalkan nilai-nilai agama, tidak ada alasan Pancasila itu bertentangan dengan agama.
"Organisasi NU sudah kita kenal yang mengawal NKRI. Organisasi ini juga memiliki Banser yang mengawal ulama dan mubaligh yang membumikan Islam yang rahmatan lil alamin," tuturnya.
Menurut dia, masyarakat Indonesia sudah berkarakter ragam dari berbagai suku, agama, dan ras.