Breaking News

Edisi Cetak Tribun Kaltim

Ironis. . . Kaya Sumber Daya Alam Tapi Warga Kutai Pesisir Paling Banyak Terima Raskin

Pergulatan perjuangan masyarakat pesisir yang ingin memisahkan diri dari Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) Kalimantan Timur (Kaltim) terus bergulir.

Penulis: Budi Susilo |
Tribun Kaltim/Budi Susilo
Suasana perkotaan Muara Jawa di pertigaan Tugu Lembuswana yang menjadi ikon Handil Muara Jawa, Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur pada Jumat (2/3/2018) siang. Daerah ini diwacanakan akan dimekarkan menjadi daerah otonomi tersendiri bernama Kabupaten Kutai Pesisir. 

Baca: 5 Hal yang Bikin Olahraga Keras Kamu Sia-sia, Hindari!

Sebenarnya, perjuangan untuk mendirikan kabupaten sendiri bukan alasan politis namun lebih kepada tuntutan kesejahteraan masyarakatnya.

Warga pesisir menganggap, selama ini belum mendapat perlakuan yang maksimal, masih saja tertinggal, padahal daerahnya merupakan sumber pendapatan yang sangat kaya dibandingkan daerah lain seperti di Tenggarong Kukar.

"Warga pesisir yang sangat dekat dengan sumber pengobaran minyak saja masuk kategori warga yang paling banyak menerima beras raskinnya (beras untuk rakyat miskin). Apakah itu tidak ironi? Itulah kenapa kami memperjuangkannya," tutur Sudirman.

Selain itu, tegas dia, dari sisi pembangunan infrastruktur pun belum cukup memuaskan.

Baca: Lolos ke Perempat Final Liga Champions, Real Madrid Sisihkan PSG

Masyarakat pesisir masih merasakan penderitaan buruknya infrastruktur daerah, tidak selengkap dan sebagus layaknya ibukota Kabupaten Kukar.

Dan tambahnya lagi, pelayanan birokrasi pun dianggap tidak efisen.

Masyarakat pesisir yang akan mengurus adminstarasi pemerintahan perlu menempuh jarak yang sangat jauh dan melelahkan.

Baca: Setelah Diizinkan Menjadi Sopir Taksi, Inilah Perempuan Pertama Pemandu Wisata di Arab Saudi

Lokasi yang ditempuh dari tempat tinggal ke lokasi tujuan butuh waktu 3 jam perjalanan.

"Pas kebetulan ternyata di kantor tidak ada, apa kita harus menginap atau balik lagi pulang. Kan sangat tidak efisen, banyak buang waktu, tenaga dan materi. Pengurusannya tidak bisa cepat," tegas Sudirman. (*)

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved