Kapal Milik TNI Dihantam Ombak dan Tenggelam, Begini Nasib 60 Prajuritnya
Kapal KMC AD 16 05 yang membawa sejumlah penumpang itu tenggelam pada Senin (12/3/2018), sekira pukul 11.10 WIB
TRIBUNKALTIM.CO - Musibah kembali menimpa kendaraan milik TNI.
Setelah tenggelamnya tank M-113 milik Kostrad di Sungai Bogowonto, Purworejo, Jateng, Sabtu (10/3/2018) lalu, kini giliran kapal milik Kodam Jaya, karam di perairan Kepulauan Seribu, Jakarta.
Kapal KMC AD 16 05 yang membawa sejumlah penumpang itu tenggelam pada Senin (12/3/2018), sekira pukul 11.10 WIB.
Baca: Hal Mengerikan Dialami Chika Jessica Usai Kelakukan Buruknya Dibongkar Mantan Istri Deddy Corbuzier
Kapendam Jaya, Letkol Kristomei Sianturi menerangkan, dua kapal milik Kodam Jaya, yakni KMC AD 04 15 dan KMC AD 16 05, berlayar dari dermaga di Tanjung Priok.
"Kapal yang ditumpangi personel Kodam Jayaitu dalam rangka menyiapkan kegiatan bakti sosial TNI di Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu," ujar Kristomei saat dikonfirmasi wartawan, di Jakarta, Senin.
Di tengah perjalanan, sekira pukul 11.10, Kapal KMC AD 16 05 mengalami gangguan mesin dan terapung apung di tengah perairan Kepulauan Seribu.
"Tapi kan kami menggunakan dua kapal. Jadi para personel Kapal KMC AD 16 05 itu kami evakuasi pindah ke kapal KMC AD 04 15," ujar Kristomei.
Baca: KPK Kembali Lakukan Operasi Tangkap Tangan, Giliran Hakim dan Panitera yang Tercyduk
Sebanyak 60 personel Kodam Jaya yang berada di KMC AD 16 05 dapat dievakuasi. Namun, dalam proses evakuasi, cuaca di lautan memburuk, ombak semakin tinggi.
"Ombak menerpa kapal KMC AD 16 05 sehingga tenggelam," ujar Kristomei.
Menurut Kristomei, dalam insiden kapal tenggelam itu tidak ada korban jiwa.
"Total keseluruhan penumpang ada 110-an orang. Jadi kita kan dua kapal. Sebanyak 60 orang berhasil dievakuasi tidak ada yang mengalami luka. Semua dalam keadaan aman, sehat walafiat," ujarnya.
Baca: Hoaks Nih, Gaji Presiden dan Wapres Dikabarkan Bakal Naik, Ini Penjelasan Menteri Keuangan
Kapal yang tenggelam dalam proses evakuasi. Kristomei mengatakan, Kodam Jaya akan melakukan investigasi, sekaligus evaluasi, untuk mengetahui penyebab Kapal KMC AD 16 05 tenggelam.
"Ini yang sedang kami selidiki. Memang awal mati mesin. Mengapa mesin mati, masih kami investigasi untuk mengetahui penyebabnya. Termasuk mengapa kapal tenggelam," ujarnya.
Apakah kapal itu tidak kelebihan muatan? "Oh tidak, tidak, tidak. Kan kami gunakan dua kapal," jelasnya.
Musibah itu mendapat perhatian Wakil Ketua Komisi I DPR, Meutya Hafidz.
"Mau tidak mau kita pasti melihat, ini berdampak pada tingkat kepercayaan publik pada terhadap sistem pertahanan kita," kata Meutya, di Jakarta, Senin.
Baca: Mengamankan Pesan WhatsApp, Begini Caranya agar Sulit Dikepoin Teman
Pasalnya, menurut Meutya, kecelakaan yang melibatkan alat utama sistem pertahanan (alutsista) milik TNI bukan kali ini saja terjadi. Sebelumnya, tank M-113 TNI tenggelam di Sungai Bogowonto, Purworejo, sehingga membawa korban dua orang tewas.
Meutya berharap kecelakaan tersebut tidak terus terulang. "Jangan hal ini terlampau sering dilihat oleh publik dan menjadi biasa sehingga kepercayaan kepada institusi TNI dan sistem pertahanan kita menjadi kurang," katanya.
Meutya mengatakan kejadian tenggelamnya KMC milik Kodam bisa saja menjadi awal untuk segera mengevaluasi alutsista milik TNI. Mulai dari masalah kemampuan hingga keamanannya.
"Ini saat yang tepat untuk melakukan evaluasi, misalnya berapa kapal yang kita punya, berapa tank yang kita punya sekaligus apakah layak dan aman dipakai. Ini saatnya evaluasi total perlengkapan atau alutsista yang ada," katanya. (tribunnetwork/rin/fik)