Tradisi 'Kodokushi', Mati Dalam Kesendirian yang Jadi Tren di Jepang, Kenapa tak Berkeluarga?

Dia menjadi korban dari "Kodokushi" atau mati dalam kesendirian, sebuah tren yang terus bertumbuh menimpa kalangan lansia di Jepang.

AFP/Behrouz Mehri
Gambar ini diambil pada 21 Juni 2017, ketika petugas kebersihan Hidemitsu Ohsima menunjukkan kasur di mana seorang lansia meninggal dalam kesendirian selama dua pekan di apartemennya di Yokohama, Jepang. 

Kenaikan tersebut terutama didorong oleh pria berusia 50-an dan wanita berusia 80-an atau lebih. 

Tingkat pernikahan juga menurun. Para pakar meyakini banyak pria khawatir pekerjaan mereka terlalu genting untuk menetap dan memulai sebuah keluarga. 

Baca: Bikin Deg-degan! Mirip Adegan Film Babys Day Out, Seorang Bayi Merangkak Menyeberangi Jalan

Selain itu, lebih banyak wanita memasuki dunia kerja merasa tidak membutuhkan suami untuk mencukupi kebutuhan mereka. 

Satu dari empat pria Jepang berusia 50 tahun tidak pernah menikah. Pada 2030, angka tersebut diperkirakan naik menjadi satu dari tiga pria. 

Sebanyak 15 persen lansia di Jepang hidup dalam kesendirian, mereka bahkan hanya berbincang satu kali dalam sepekan. Angka itu lebih tinggi dari jumlah lansia yang hidup sendiri di Swedia, Amerika Serikat, dan Jerman yang berkisar 6-8 persen.

Artikel ini telah ditayangkan Intisari Online dengan judul Mengenal Tradisi ‘Kodokushi’, Mati Dalam Kesendirian yang Sedang Tren di Kalangan Lansia di Jepang

Subscribe dan follow kanal Tribunkaltim.co di bawah ini:

Sumber: Intisari
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved