Edisi Cetak Tribun Kaltim

Dikenal sebagai Sosok yang Bengal, Diego Michiels Jadi Kapten Tim Borneo FC

Sejumlah pemain mentereng musim ini, Borneo FC juga dipimpin pelatih berpengalaman di pentas sepak bola Indonesia, Iwan Setiawan.

Penulis: Cornel Dimas Satrio Kusbiananto |
Instagram/@diegomichiels24
Diego Michiels 

Laporan wartawan Tribun Kaltim, Cornel Dimas Satrio

TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Borneo FC menjadi salah satu tim yang disegani di pentas Liga 1 2018.

Pasalnya, selain dihuni sejumlah pemain mentereng musim ini, Borneo FC juga dipimpin pelatih berpengalaman di pentas sepak bola Indonesia, Iwan Setiawan.

Sejumlah persiapan matang dilakukan coach Iwan jelang kick-off.

Belanja pemain menjadi hal yang penting agar skuat Pesut Etam dapat mecapai target menembus piala Asia.

Artinya, Diegi Michiels dkk harus mampu finis setidaknya tiga besar di klasemen akhir.

Namun musim ini Borneo FC kehilangan sosok-sosok penting yang sangat berpengaruh di tubuh tim musim lalu, yaitu sosok Ponaryo Astaman dan Terens Puhiry.

Seperti diketahui, Ponaryo memilih gantung sepatu di akhir musim 2017 lalu, sedangkan Terens bermain untuk Port FC di liga Thailand sebagai pemain berstatus pinjaman.

Baca: 8 Tahun yang Lalu, Kakaknya Meninggal Dunia, Ketika Dengar Lagu di Radio, Adiknya Gemetar

Kehilangan sosok keduanya membuat persiapan Borneo FC terganggu.

Terbukti pencapaian Pesut Etam di pra-musim terbilang buruk.

Namun evaluasi cepat dilakukan coach Iwan. Pesut Etam tak membutuhkan waktu lama untuk mencari kapten penerus Ponaryo.

Secara mengejutkan, Iwan Setiawan menunjuk Diego Michiels sebagai kapten tim musim 2018.

Pemain naturalisasi itu memulai debutnya sebagai kapten Pesut Etam pada laga ujicoba kontra Kalteng Putra di Stadion Segiri, Samarinda, Sabtu (10/2/2018).

Penunjukkan Diego sebagai kapten bukanlah tanpa alasan.

Baca: Laga Uji Coba Sabtu (24/3/30218), Ini Hasil Lengkapnya, 4 Kontestan Piala Dunia Kalah

Meskipun Diego terkenal dengan sikap bengal, Iwan mempertimbangkan sisi lain yang dimiliki Diego yaitu keterkaitannya dengan Borneo FC.

Diego tergolong pemain lama di Borneo FC yang sudah mengenakan seragam Pesut di dada selama empat tahun.

Bahkan pemain bernomor punggung 24 itu tergolong masih awet bersama Borneo FC kendati kerap bermasalah di dalam dan luar lapangan.

"Borneo FC itu identik dengan Diego. Borneo FC sudah begitu lama bersama Diego. Aura itu yang ingin saya ambil. Sehingga menunjuk Diego sebagai kapten tim," ujar Iwan.

Menurutnya secara teknis, Diego punya kemampuan yang baik sebagai pesepakbola.

Di posisinya, ia tergolong disiplin dalam memutuskan kapan harus melakukan overlapping dan kapan harus bertahan.

Apalagi diusianya yang semakin matang (27) tahun, Iwan masih percaya Diego bisa bertumbuh sebagai pribadi yang dewasa di dalam dan di luar lapangan.

Baca: Wah, Real Madrid Ditinggal 20 Pemainnya, Ada Apa?

"Jadi kapten Borneo FC dengan begitu Diego akan malu untuk gebug orang lagi. Jadi gitu ya. Dia bisa menunjukkan sikap dewasa," ungkap Iwan.

Diego termasuk pemain yang punya pengalaman baik di timnas maupun di klub. Namun jabatan kapten merupakan pengalaman pertamanya sebagai pesepak bola.

Kedekatannya dengan suporter Pusamania juga membuat Diego termasuk pemain kesayangan publik Samarinda.

Iapun tertantang untuk mengukir prestasi bersama Pesut Etam dan membanggakan nama Samarinda.

"Awalnya terkejut, tapi lama kelamaan sudah biasa. Ini pengalaman dan tantangan yang bagus untuk karir saya. Semoga biaa semakin membawa klub ini berprestasi di Liga dan level internasional," tutur pemain berdarah Belanda ini.

Kehilangan Terens Puhiri juga menjadi salah satu titik lemah Borneo FC.

Baca: Calon Jamaah Umroh Datangi Kantor Abutours Balikpapan, Kecewa Kantor Terkunci

Pasalnya, kontribusi Terens cukup besar bagi Borneo FC di musim 2017.

Bersama Pesut Etam, Terens menunjukkan peran pentingnya dengan menyumbangkan 6 gol dan 9 assist dari 31 laga di Liga 1 2017.

Bahkan nama Terens sempat viral berkat gol yang diciptakannya pada laga derby Mahakam kontra Mitra Kukar.

Gol yang diciptakannya itu dianggap sebagai salah satu gol terbaik di dunia dengan cara solo run.

Pemain berusia 21 tahun itu berlari cepat melewati sejumlah pemain Mitra Kukar dari tengah lapangan, sebelum mengelabui kiper Mitra Kukar.

Kekhawatiran justru tak dirasakan Presiden Borneo FC Nabil Husein Said Amin atas hengkangnya Terens.

Baca: Kapasitas Tangki Mobil 60 Liter, tapi Isi Bensin di SPBU ini Bisa Lebih dari 78 L, Kok Bisa?

Malahan Nabil mendukung langkah Terens berkarir di luar negeri agar kemampuan pemain mudanya lebih berkembang.

"Ini tantangan yang bagus buat karir Terens juga, apalagi bermain di luar negeri pasti sangat kompetitif. Atas dasar itu kami sangat mendukung langkahnya itu," ungkap Nabil.

Hal itupun lantas dibuktikan Nabil dengan mencari tambahan pemain yang punya kualitas apik.

Setidnya ada 4 pemain bertipe menyerang yang didatangkan Borneo FC musim ini.

Mereka adalah Marlon da Silva dan Srdan Lopicic dari Persiba Balikpapan, serta Abrizal Umanailo dari Persija Jakarta dan Titus Bonai dari PSM Makassar.

Empat rekrutan pemain berkarakter menyerang ini diharapkan mampu mempertajam daya gedor Pesut Etam musim ini pasca hengkangnya Terens.

Hadirnya Marlon sempat dianggap bakal mereduksi peran Lerby Eliandry di lini depan Borneo FC.

Pasalnya Marlon dan Lerby sama-sama bertipe target man dengan karakter haus gol.

Namun berdasarkan catatan pra-musim Borneo FC, justru terbukti dua striker teraebut bisa dimainkan bersama.

Tak tanggung-tagggung, Pelatih Borneo FC Iwan Setiawan selalu memainkan 4 pemain berkarakter menyerang itu sejak menit awal.

Lerby sebagai target man, Tibo dan Marlon di sisi kiri dan kanan, serta Lopicic di tengah.

Hasilnya tim ini cukup produktif di pra-musim. Dari 10 laga pra-musim, kombinasi para pemain menyerangnya itu mampu menghasilkan 18 gol. Artinya Borneo FC lebih sangar dalam menyerang musim ini.

Di sektor lain Borneo FC juga menambah pemain seperti Julien Faubert di lini tengah dan bek Kyrgizstan Azamat Baimatov.

Dua pemain asing ini sekaligus memenuhi kuota pemain asing Borneo FC musim ini.

Tak hanya itu, Pesut Etam juga memperkuat tim dengan nama-nama Dirga Lasut, Tedi Berlian, Bagus Nirwanto, Eddy Gunawan, Mohamadou Alhadji, dan terakhir Ahmad Maulana Fellaini.

Dengan komposisi yang ada saat ini, Iwan Setiawan menilai Borneo FC harus siap mengarungi kompetisi.

"Inilah tim kita masuk kompetisi. Kita rus optimis dan saya percaya dengan skuat yang ada sekarang lebih baik untuk musim ini," ucap Iwan Setiawan.

Namun Iwan mengakui masih ada pekerjaan rumah yang harus diselesaikannya untuk Borneo FC, yaitu mentalitas. Pasalnya dalam laga pra-musim terakhir, Borneo FC tak menang.

Melawan Sriwijaya FC di Piala Gubernur Kaltim, Pesut Etam sempat unggul, sebelum disamakan dan kalah via adu penalti.

Melawan Persebaya, Borneo FC justru tumbang dengan skor tulis 1-0. Terakhir, lawan Pakindo Mojokerto Putra, Borneo FC harus puas dengan hasil imbang 1-1.

"Masalah mentalitas itu adah faktor sangat penting dalam sepak bola. Kita harus bisa konsentrasi dan mengatasi kepercayaan diri, serta bagaimana memanage dalam hal psikis pemain. Ini akan terus kita benahi," tutur Iwan. (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved