Lagi, 2 Jasad Korban Kebakaran di Teluk Balikpapan Ditemukan, Ini Pesan Ayah Korban
Dua jasad korban kebakaran di Teluk Balikpapan, Sabtu (31/3) lalu ditemukan mengambang di perairan Teluk Balikpapan
Penulis: Budi Susilo | Editor: Sumarsono
TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Dua jasad korban kebakaran di Teluk Balikpapan, Sabtu (31/3) lalu ditemukan mengambang di perairan Teluk Balikpapan, Senin (2/4). Jasad tersebut langsung dievakuasi ke RSUD Kanunjoso Djatiwibowo Balikpapan dilakukan otopsi untuk mengetahui identitas korban.
Setelah dua jam berjibaku di kamar mayat Mortuary RSKD Balikpapan, tim identifikasi Polres Balikpapan berhasil mengungkap identitas 2 mayat yang ditemukan tersebut. Keduanya benar merupakan korban hilang saat insiden kebakaran laut di Teluk Balikpapan, yakni Suyono (55) dan Agus Salim (42).
"Setelah dilakukan otopsi korban diserahkan kepada pihak keluarga," kata Kasie Ops Basarnas Balikpapan, Octavianto. Hingga saat ini korban hilang tersisa satu orang, bernama Sutoyo (43), warga Klandasan Ulu RT 25, Balikpapan Kota.
Baca: Ternyata Ikan Ini Lebih Ganas Ketimbang Piranha, Lihat Penampakannya!
Agus Salim, korban meninggal dunia akibat tumpahan minyak dan kebakaran di perairan Teluk Balikpapan pun langsung dimakamkan di pekuburan Asrama Bukit, Kebun Sayur, Senin (2/4) sore. Prosesi pemakaman berlangsung sekitar pukul 14.45 Wita.
Sayangnya, seremonial pemakaman ini tanpa diketahui istri dan anak almarhum Agus. Sampai sejauh ini istri dan anaknya belum mengetahui Agus Salim telah meninggal. Hal ini disampaikan Elrin Suryani, keponakan Agus saat ditemui Tribunkaltim.co di kediamannya, Jalan Sepaku RT 14, Nomor 10, Kelurahan Baru Tengah, Balikpapan Barat.
Saat mendengar kabar duka, istri dan anak almarhum sedang berada di Batu Urip, Sumberbaru Jember, Jawa Timur. Nama istri almarhum Agus bernama Aliyeh berusia sekitar 20 tahunan.
Selama ini, ungkap Erlin, nomor telepon untuk menghubungi istrinya tidak ada. Termasuk alamat rumah di kampungnya juga tidak ada yang tahu.
Baca: Pelayaran Dihentikan Akibat Cemaran Minyak, Pengusaha Kapal Mengalami Kerugian Sebesar Ini
Sebab, kata Elrin, istrinya tidak memiliki nomor telepon sendiri. Setiap berkomunikasi selalu hanya mengandalkan dari Agus saja.
"Kami keluarga yang disini susah mau menghubungi. Bingung seperti apa mau menghubungi. Dia (istri Agus) pasti juga bingung nomor telepon suaminya tidak menyambung karena waktu kejadian, handphone ikut hilang tenggelam di laut," tuturnya.
Keberadaan Agus di Balikpapan baru dua bulan. Sebelumnya berada di Jember bersama suaminya. Selama di Balikpapan, Agus hanya bekerja mencari nafkah di sebuah perusahaan perkapalan Samarinda.
Uang hasil pekerjaannya sebagian disisihkan untuk istri dan anaknya di Jember. Alasan istri tidak ingin tinggal di Balikpapan karena biaya hidupnya lebih mahal ketimbang di pulau Jawa.
"Gaji almarhum kalau untuk ukuran di Jawa sudah bisa dibilang besar, bisa buat menabung. Di Jawa Agus sudah berhasil bisa bangun rumah beton. Baru-baru ini Agus pulang dari Jawa habis bangun rumah di Jawa, di tempat istrinya," katanya.
Erlin pun berharap kepada masyarakat, bagi yang kenal dengan istrinya Agus supaya bisa diberitahukan bahwa suaminya telah meninggal dunia akibat peristiwa kelam di perairan Teluk Balikpapan.
Baca: Hadir di Sebulu Ulu, Isran Tegaskan akan Buat Perbedaan
Pihak keluarga yang di Balikpapan juga tidak akan mengira Agus akan mengalami celaka. Selama ini Agus memang dikenal sangat hobi memancing, sering pergi ke laut mencari ikan untuk sekedar lampiaskan hobinya.
"Kerjanya dua minggu masuk, selama seminggunya libur. Biasanya kalau libur, Agus manfaatkan untuk pergi cari ikan, hanya sekadar hobi memancing saja. Ikan yang didapat hanya untuk dimakan, tidak untuk dijual," ungkapnya.
Kepergian Agus berbarengan dengan almarhum Wahyu yang juga korban kebakaran di Teluk Balikpapan. "Pergi memancingnya sama-sama dengan Wahyu. Sempat si Wahyu ke rumah Agus, menitip motornya, baru ke lautnya pergi bareng-bareng," ungkap Erlin.
Sebenarnya, sebelum pergi memancing ayah kandung Agus sudah melarangnya. Hal ini diungkapkan Surim (78), ayah kandung almarhum Agus, saat bersua dengan Tribunkaltim di Jalan Sepaku, Balikpapan Barat.
Sebelum pergi melaut, Agus mengantarkan Surim ke Puskesmas Balikpapan Barat untuk berobat dan terapi kesehatan, Sabtu (31/3). Pergi ke puskesmas sekitar pukul 07.00 Wita.
Baca: Mengandung Cacing Parasit Ikan Kaleng Mackerel di Tarakan Telah Ditarik dari Pusat Perbelanjaan
Tidak lama kemudian, pulang ke rumah dan sekitar pukul 08.00 Wita Agus pergi izin untuk memancing ke laut. "Saya sudah larang tidak usah pergi ke laut. Istirahat saja di rumah. Nanti capek kalau mau kerja. Tapi si Agus hanya senyum-senyum saja," kata pria yang rambutnya sudah memutih ini.
Tidak disangka, ternyata ada ramai-ramai di perairan Teluk Balikpapan, muncul asap hitam mengepul ke udara tinggi. Terlihat dari perkampungan Jalan Sepaku, Balikpapan Barat.
"Pas ada kejadian kapal kebakar, Agus ditelepon, sempat ada nada sambung tapi tidak diangkat. Lalu lama-lama tidak aktif lagi. Waktu itu memang khawatir. Dapat kabar dari Basarnas, sudah takdir mau bagaimana lagi, ternyata disitu ada nama Agus yang turut jadi korban," ujarnya. (*)