Jual Nasi Cuma Rp 3.000 Seporsi, Bisa Tambah Pula, Jusuf Hamka Ngaku Bakal Untung Besar, Kok Bisa?
Dengan satu tenda, satu meja dan beberapa bangku, petugas melayani warga yang ingin makan tanpa terkecuali.
TRIBUNKALTIM.CO - Kehadiran Warung Kuning Podjok Halal di Jalan Yos Sudarso Kav 28, Tanjung Priok, Jakarta Utara, menjadi perbincangan hangat.
Bagaimana tidak, warung itu menjual makanannya dengan harga yang sangat murah yakni Rp 3.000.
Sementara menu makanan yang disajikan sudah pasti harganya lebih dari Rp 3.000.
Warung yang beroperasi pada pukul 11.30-12.30 WIB itu menjadi salah satu tempat bagi warga kurang mampu untuk mengatasi rasa lapar.
Warung Kuning Podjok Halal menempati sebuah taman yang berada persis di pinggir jalan Yos Sudarso dan masih dalam kawasan PT CMNP.
Dengan satu tenda, satu meja dan beberapa bangku, petugas melayani warga yang ingin makan tanpa terkecuali.
Seorang warga, Yana (52), tidak ketinggalan untuk memanfaatkan fasilitas itu.
Ini adalah kali pertama dirinya makan di Warung Kuning Podjok Halal. Padahal selama ini dirinya biasa bekerja di dekat lokasi tersebut.
"Baru kali ini ke sini, tahunya juga karena ada yang ngasih tahu kalau di sini bisa dapat makan cuma Rp 3.000. Ke sini juga sendiri karena yang lainnya masih malu-malu," kata Yana, Selasa (13/2/2018).
Pengalaman pertamanya menyantap nasi kuning, telor, ikan tongkol, dan sayur begitu nikmat. Bahkan Yana memiliki rencana untuk mampir lagi ke Warung Kuning Podjok Halal kedepannya.
"Biasanya kalau makan Rp 10.000, ini cuma Rp 3.000. Jadi sisanya bisa buat yang lain. Jadi kayaknya saya mending makan di sini," kata Yana.
Sementara itu warga lainnya, Ali (43) mengaku ini adalah pengalaman pertamanya makan di Warung Kuning Podjok Halal. Pria yang sehari-harinya bekerja sebagai pemulung itu tertarik untuk memanfaatkan fasilitas tersebut.
"Pertama kali tahu karena lihat pengumumannya, kan ada spanduknya di sini. Saya juga penasaran kalau mau makan di sini gimana caranya," katanya.
Anak Samarinda yang Sukses di Jakarta
Siapa sangka, pemilik Warung Kuning Podjok Halal ini pernah lama tinggal di Samarinda, Kalimantan Timur.
Muhammad Jusuf Hamka (60), ingin apa yang dirintisnya sekarang bisa terus berkembang. Bahkan ia bertekad agar Warung Kuning Podjok Halal ada di seluruh Indonesia.
Dagang nasi kuning bukanlah hal baru bagi Jusuf Hamka.
Ia bercerita bahwa dulu ibunya pernah berjualan nasi kuning di Samarinda.
Hampir setiap hari Jusuf Hamka menghabiskan masa kecilnya membantu ibunya berjualan.
"Saya ini anak kampung, alhamdulillah dikasih Tuhan rezeki kota," katanya.
Pria yang memutuskan untuk mualaf sejak tahun 1981 itu tidak ingin usaha serupa yang ada di sekitar warungnya menjadi mati karena harganya yang hanya Rp 3.000.
Untuk itu proses pembuatan bekerja sama dengan warung-warung sekitar.
"Jadi enggak boleh terjadi kompetisi dan matikan warung setempat. Makanya kami gandeng warung-warung untuk menyediakan makanannya. Jadi enggak usah khawatir warung-warung di sekitar enggak akan mati," kata Jusuf.
Jika dihitung secara matematis, modal nasi seporsi berkisar Rp 10.000, tapi Jusuf Hamka malah menjualnya Rp 3.000 yang secara umum orang nilai itu rugi.
Tapi Jusuf mengaku bakal mendapat untung besar dari usahanya tersebut. Kok bisa? (penjelasannya bisa disimak melalui video di bawah).
Jusuf memastikan semua orang tanpa terkecuali dipersilakan untuk datang dan makan di tempatnya. Bahkan orang-orang yang tidak mampu secara finansial mengeluarkan uang Rp 3.000, dipersilakan makan gratis.
"Kalau ada yang bawa mobil, secara penampilan juga terlihat mampu dan ingin makan di sini, silakan saja. Enggak ada masalah. Berbuat kebaikan tidak memandang status dan agama," kata Jusuf.
Hanya saja ayah tiga orang anak itu memastikan makanan yang disajikan di tempatnya tidak bisa dibungkus dan dibawa pulang. Warga yang ingin memanfaatkan keuntungan itu harus melahap makanannya di tempat itu juga.
Pertama Buka hanya 10 Orang yang Mampir
Warung yang sudah berjalan sejak 6 Februari 2018 itu semakin lama semakin ramai dengan pembeli.
“Setelah 60 tahun dikasih kenikmatan, mendadak dapat ilham untuk berbagi. Dulu kan cuma pas bulan Ramadan sejak tahun 2012, sekarang kenapa nggak dibikin tiap hari. Akhirnya saya berembuk sama teman untuk bikin warung sehingga bisa setiap hari kasih makan,” ucap Jusuf Hamka, Selasa (13/2/2018).
Pada hari pertama pembukaan, Jusuf menceritakan hanya ada 10 orang saja dari 100 porsi yang disiapkan selama pukul 11.30-12.30 WIB.
Alhasil sisa makanan yang ada, dibungkus dan dibagikan kepada warga lainnya.
“Tapi nggak ada masalah, saya cari untung secara akhirat. Uang yang disimpan kan bukan uang kita, justru uang sedekah itu tabungan kita di akhirat. Targetnya gimana caranya bisa kasih makan maksimal seribu orang,” ucapnya.
Simak video wawancara lengkap dengan Jusuf Hamka: