Jalan Rusak, BBM tak Bisa Masuk, Warga Krayan Gunakan Damar
Hujan yang mengguyur menyebabkan jalan lingkar Krayan tak bisa dilalui kendaraan roda empat.
Laporan Wartawan Tribun Kaltim, Niko Ruru
TRIBUNKALTIM.CO, NUNUKAN - Hujan yang mengguyur menyebabkan jalan lingkar Krayan tak bisa dilalui kendaraan roda empat.
Selain berlumpur seperti sawah, sejumlah bagian jalan juga terputus.
Dampaknya, bahan bakar minyak tidak bisa terdistribusi ke beberapa kawasan di Krayan.
"Kalau Krayan Selatan masih bisa pakai tali, tarik mobil untuk mengambil minyak. Kalau Krayan Barat, karena sudah tidak ada BBM, terpaksa hantam damar untuk pelita," ujar Marli Kamis, anggota Komisi III DPRD Nunukan, Selasa (1/5/2018).
Damar berasal dari getah pohon tertentu.
Getah damar dari hutan sejak lama menjadi alternatif masyarakat untuk penerangan.
Meskipun berguna sebagai lilin, getah damar memiliki asap pekat yang biasanya meninggalkan bekas hitam di lubang hidung.
Baca: Tidak Hanya di Laut, Penangkapan Ikan tak Ramah Lingkungan juga Terjadi di Sungai
Warga mulai meninggalkan kebiasaan menggunakan damar sejak pemerintah mengalokasikan bahan bakar minyak bersubsidi untuk masyarakat. Sejak itu, masyarakat memanfaatkan genset untuk penerangan.
Marli mengatakan, sudah tiga pekan ini bahan bakar minyak maupun sembilan bahan pokok tidak bisa terdistribusi ke sejumlah tempat.
Hujan yang terus mengguyur menyebabkan jalan lingkar yang dibangun Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara ini menjadi berlumpur.
Kondisi tersebut menyebabkan terputusnya akses yang menghubungkan Kecamatan Krayan, Kecamatan Krayan Barat, Kecamatan Krayan Selatan maupun Kecamatan Krayan Tengah.
"Lumpurnya dalam, sudah kayak lati' (sawah). Sampai-sampai pasokan BBM sulit,” ujar politisi asal Krayan ini.
Baca: Hantam Median Jalan, Truk Muatan Cangkang Sawit Terbalik saat Menuju Palaran
Bukan hanya pada kondisi jalan, tiga jembatan yang menghubungkan Krayan dan Krayan Selatan serta Krayan Barat, juga dalam kondisi rusak.
“Krayan Barat memang paling riskan. Karena suplai BBM tidak lagi bisa masuk,” ujarnya.
Dia memastikan, masyarakat telah melaporkan persoalan ini kepada Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara.
Hanya saja hingga kini belum ada tanggapan.
Baca: Jual Jagung Pakai Gerobak Bangunan, Pedagang Ini Sebut Dapat Rezeki Pilgub
"Masyarakat adat akan melapor kepada Presiden karena sudah capai dengan kondisi begini terus," ujar politisi Partai Demokrat ini. (*)