Bagi-bagi Sembako Timbulkan 2 Korban Jiwa, Sandiaga Minta Izin Kegiatan di Monas Diperketat

Selama ini, tidak ada laporan mengenai kekacauan parah di Monas setelah digunakan untuk kegiatan-kegiatan itu.

Tribunnews.com/Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Suasana pembagian sembako di Silang Monas, Jakarta Pusat, Sabtu (28/4/2018) 

TRIBUNKALTIM.CO, JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Wakil Gubernur Sandiaga Uno memutuskan membuka kawasan Monumen Nasional ( Monas), Jakarta Pusat, untuk penyelenggaraan berbagai acara.

Sejak Monas dibuka, sudah banyak kegiatan yang digelar di sana, seperti kegiatan keagamaan.

Selama ini, tidak ada laporan mengenai kekacauan parah di Monas setelah digunakan untuk kegiatan-kegiatan itu.

Setidaknya sampai beberapa hari lalu ketika Monas dijadikan tempat acara bertajuk " Untukmu Indonesia". Wagub Sandiaga mengatakan, awalnya izin acara tersebut adalah kegiatan budaya.

Baca: Seorang Anak Meninggal saat Antre Sembako di Monas, Begini Cerita Sang Ibu Sebelum Kejadian

Ratusan warga berdesakan di pintu tenggara Monas untuk memperoleh sembako yang dibagikan dalam acara Untukmu Indonesia di Lapangan Monas, Jakarta Pusat, Sabtu (28/4/2018).
Ratusan warga berdesakan di pintu tenggara Monas untuk memperoleh sembako yang dibagikan dalam acara Untukmu Indonesia di Lapangan Monas, Jakarta Pusat, Sabtu (28/4/2018). (KOMPAS.COM/Ardito Ramadhan D)

"Proposalnya mencantumkan akan memecahkan rekor menari karena berkaitan dengan Hari Tari Internasional. Diharapkan ini bisa mengangkat pariwisata," ujar Sandiaga di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Senin (30/4/2018).

Memang ada usulan menggelar pasar murah. Namun, kawasan Monas tidak boleh digunakan untuk transaksi.

Panitia Forum Untukmu Indonesia akhirnya mengusulkan pembagian sembako.

Sandiaga mengatakan, ini sudah dilarang Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta. Namun, panitia tetap melaksanakan kegiatan bagi-bagi sembako itu.

"Secara tegas, Dinas Pariwisata dan Budaya maupun Kepala UPT Monas sudah menyatakan tidak diperkenankan, tetapi tetap dilakukan," katanya.

Dugaan-dugaan

Kekacauan terjadi di Monas saat pembagian sembako berlangsung.

Ratusan ribu orang datang ke Monas untuk mendapatkan sembako.

Kendaraan mereka diparkir di sembarang tempat. Kemacetan lalu lintas tidak bisa dihindarkan.

"Jam 11 siang sudah lebih dari 100.000 orang yang melalui checker di Monas. Pada akhirnya Monas dikunjungi lebih dari 350.000 orang," kata Sandiaga.

Sandiaga mengatakan, massa dikerahkan dari berbagai penjuru Jabodetabek, bahkan hingga Jawa Tengah.

Baca: Ingin Dapat Sembako di Acara Untukmu Indonesia, Warga Rela Berdesakan di Pintu Monas

Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jumat (8/12/2017).
Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jumat (8/12/2017). (KOMPAS.com/NURSITA SARI)

Keramaian di sana, kata Sandiaga, juga telah menimbulkan korban jiwa.

"Adinda Rizki bersama Mahesha Janaedi harus kehilangan nyawa karena berdesak-desakan," ujarnya.

Selain itu, ada juga dugaan kegiatan ini memiliki unsur politik.

Sandiaga mengatakan, ada laporan warga yang masuk ke acara tersebut harus mengenakan pakaian dengan warna atau atribut tertentu.

 "Ada yang dikasih tahu karena katanya keharusan memakai baju dengan warna dan atribut tertentu, itu, kan, ada afiliasinya," ujar Sandiaga.

Baca: Tak Perlu Olahraga Berat, Jalan Kaki juga Bisa Turunkan Berat Badan Loh!

Out of the blue...

Sandiaga mengatakan, selama ini semua kegiatan yang berlangsung di Monas berjalan lancar, baik ketika digunakan kegiatan agama maupun kepentingan Pemprov DKI sendiri.

Baru kali ini ada yang mencoreng kebijakan itu.

"Ini baru dan kami sangat sayangkan karena izinnya itu adalah festival seni dan budaya. Pembagian sembako ini, totally out of the blue (tidak disangka)," kata Sandiaga.

Kemaceta terjadi di kawasan Monas pada Sabtu (28/4/2018).
Kemaceta terjadi di kawasan Monas pada Sabtu (28/4/2018). (KOMPAS.COM/Ardito Ramadhan D)

Ia tidak mau hal ini terulang kembali.

Ke depan, dia meminta jajaran satuan kerja perangkat daerah (SKPD) memastikan penyelenggara acara di Monas betul-betul kredibel.

Dia pun meminta para kepala SKPD membuat usulan-usulan agar pengawasan dan mekanisme keluarnya izin penggunaan Monas bisa lebih baik.

"Saya meminta kepada kepala dinas membuat langkah-langkah strategis dan mengusulkan kepada kami untuk penggunaan Monas selanjutnya, agar tidak terjadi kejadian yang sangat kita prihatinkan," ujarnya. (Kompas.com/Jessi Carina)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Bagi-bagi Sembako yang Coreng Kebijakan Pembukaan Kawasan Monas..."

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved