Ngeri, Sampah Plastik Bungkus Mi Instan 16 Miliar Lembar per Tahun!

Perwali di Balikpapan dijamin akan efektif bisa kurangi buangan sampah plastik, seperti halnya apa yang sudah dirasakan oleh Kota Banjarmasin.

Penulis: Budi Susilo |
TRIBUN KALTIM/BUDI SUSILO
Ujang Solihin Sidik, Kasubdit Barang dan Kemasan Direktorat Pengolahan Sampah, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Republik Indonesia. 

Baca: Tahukah Kamu Tinta Pertama Kali Diciptakan di Sulawesi? China dan Eropa Lewat!

Setelah Banjarmasin dan Balikpapan, nanti akan diterapkan di Malang, Cimahi, dan Sigi Sulawesi Tengah.

Di beberapa tempat pembuangan akhir sampah yang ada di Indonesia, sebanyak 46 persen merupakan sampah plastik.

Setiap tahun selalu naik, dimulai dari tahun 2011 sampai tahun 2017.

Baca: Diskon hingga 70 Persen Lho! Buruan Borong Ransel, Jaket, hingga Sepatu di Indofest 2018!

Apalagi, tambah Ujang, tipe konsumen zaman sekarang mengarah ke konsumsi produk-produk instan, yang sebagian besar pembungkusnya terbuat dari plastik seperti mi instan.

Bungkus plastik ini butuh waktu sampai 300 tahun untuk bisa hancur di kedalaman tanah. Jika dibakar pun, keluaran asap yang berzat emisi berbahaya bagi manusia dan planet bumi.

Menurut data olahan KLHK, khusus untuk produk mi instan dari berbagai merek, per tahunnya saja bisa hasilkan sekitar 16 miliar sampah plastik.

Baca: LIVE STREAMING - Persib Bandung Vs Madura United Pukul 15.30 WIB, Jangan Ketinggalan Ya!

Celakanya, orang-orang zaman sekarang seakan menganggap mi instan sebagai konsumsi kebutuhan sehari-hari.

Kata Ujang, perilaku masyarakat Indonesia masih bergantung pada plastik.

Padahal masyarakat bisa hidup tanpa bergantung pada wadah atau kantong plastik.

Melakukannya pun bisa secara mudah tanpa harus mengorbankan banyak biaya dan raga.

“Cari orang yang pakai kantong plastik masih bisa kita temukan. Beli barang dapat kantong plastik, sehabis itu tidak sampai satu jam langsung dibuang begitu saja kantongnya. Jadi sampah,” tuturnya.

Karena itu, tegas dia, semua masyarakat harus bersama-sama satu pemahaman, memiliki usaha untuk berkontribusi mengurangi penggunaan sampah plastik di tengah kehidupan masyarakat atau lingkungan keluarga terdekat.

Halaman
123
Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved