Kebakaran
Jago Merah Mengamuk, Rani Evakuasi Sertifikat dan Tabung Gasnya
ani Nurani (38), hanya bisa duduk termenung memeluk tas hitam di bangku plastik kecil sambil ditempel anak lelakinya yang masih bocah.
Penulis: Budi Susilo |
Laporan Wartawan Tribunkaltim.co Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO BALIKPAPAN – Rani Nurani (38), hanya bisa duduk termenung memeluk tas hitam di bangku plastik kecil sambil ditempel anak lelakinya yang masih bocah mengenakan seragam sekolah dasar.
Rani merupakan satu di antara korban kebakaran yang melanda Gang Satria RT 04, Kelurahan Gunung Samarinda Baru, Kecamatan Balikpapan Utara, kawasan Wonorejo, Kampung Timur, Kota Balikpapan pada Selasa (15/5/2018) pagi.
Amukan si jago merah berlangsung sekitar pukul 09.00 Wita. Saat itu Rani tidak menahan kuasa atas keganasan kobaran api yang telah menjilati atap rumahnya yang terbuat dari seng.
“Saya lagi di dalam rumah nonton televisi. Lalu curiga mencium bau gosong. Saya cek dapur tidak ada kompor menyala,” ungkapnya saat bersua dengan Tribunkaltim.co usai kobaran api padam.
Baca: Lelang Truk Hasil Illegal Logging Tidak Diminati, Ini Penyebabnya
Lantas, selang beberapa detik kemudian, ada seorang perempuan, yang juga sebagai tetangga dekat yang berteriak lantang, suara teriakannya terdengar dari ruang tamu rumah Rani yang berukuran sekitar 5x6.
“Dengarnya ada yang teriak, kebakaran. Kebakaran. Kebakaran! Saya keluar rumah. Kaget, asap sudah banyak naik tinggi. Saya langsung ikut keluar rumah, cari bantuan untuk bisa ada yang padamkan,” ujarnya.
Kebakaran yang melanda RT 04 tersebut tiada disangka, datang secara tiba-tiba.
Rani pun bingung berlari kesana kemari sampai mencoba memukul tiang listrik untuk mencari bantuan.
“Orang-orang prianya susah saya cari. Bingung, mau bagaimana lagi caranya. Sudah ke sana kemari tidak muncul orang-orang lakinya supaya bisa bantu ikut padamkan,” ungkapnya.
Baca: Hindari Narkoba, Kajari PPU Ingatkan Tas Sekolah Sering Diperiksa
Setelah Rani mondar-mandir ikut bantu sebarkan informasi bencana kebkaran, kembali lagi ke rumahnya untuk mengambil segala macam dokumen sertifikat dan ijazah anaknya.
Termasuk tidak lupa setelah itu dia selamatkan tabung gas ukuran 3 Kg.
“Tabung gas kompor saya ambil. Saya bawa keluar takut nanti tambah membesar apinya. Takut meledak bisa tambah parah. Makanya saya habis selamatkan semua dokumen langsung saya amankan tabung gas,” ujarnya.
Namun tidak berlangsung lama, banyak warga berdatangan, termasuk ada warga yang ikut membantu menggotongkan perlengkapan rumah tangga milik Rani, warga ada yang ikut mengevakuasi barang milik Rani.
“Suami saya sedang tidak di rumah, lagi kerja. Tetangga saya tadi yang bantu ikut gotong barang-barang. Sampai yang lemari besar saja ikut digotong warga, ikut diamankan,” tuturnya.
Baca: Stok Sembako Aman, tapi Harga Telur dan Daging Ayam Melonjak!
Selain itu, juga ada beberapa orang berbondong-bondong mendatangi lokasi kebakaran.
Ada yang membawa ember sebagai alat sederhana untuk menaklukkan si jago merah. Mengambil air di parit sampai ada yang menjulurkan selang air dari kamar mandi untuk ikut bantu siram lokasi kebakaran rumah.
Sempat ada beberapa warga kecewa atas lambannya pihak pemadam kebakaran yang datang cepat.
Tim pemadam kebakaran baru bisa tiba sekitar 09.29 Wita, sebanyak satu unit berhasil menjinakkan kobaran api.
“Cepat. Cepat. Di sini. Ini rumah yang ini ada apinya. Besar,” ujar seorang warga yang mengarahkan petugas pemadam kebakaran di lokasi RT 04.
Seorang saksi mata utama, Sri Widodo, Ketua RT 04 Gang Satria, ungkapkan, kebakaran rumah ini baru pertama kalinya di tahun ini. Persitiwa kebakaran untung saja tidak sampai memakan korban jiwa.
Dia menduga, sumber asal api berasal dari seorang rumah Siti Maimunah.
Saat diketahui kebakaran, api sudah membesar di rumah Siti.
Sampai peristiwa kebakaran melanda rumah Siti, tiada penghuni. Rumah dalam keadaan kosong. Saat akan mendobrak masuk ke rumah Siti, sulit dilakukan, api cepat membesar dan menjalar.
Akibat bencana itu, tiga rumah hangus terbakar.
Di antara rumah yang terbakar tersebut ada yang disewa atau dibuat rumah kosan. Alhasil, korban dalam bencana kebakaran ini diperkirakan telah mencapai 24 jiwa dari 6 kepala keluarga.
“Saya tidak tahu, tiba-tiba api sudah menyala. Tidak tahu penyebabnya, api sudah membesar,” ujar Widodo, yang saat itu lengan bagian kanannya tergores luka hingga berdarah akibat ikut jinakkan kobaran api.
Menurut dia, sampai sejauh ini belum diketahui sumber penyebab kebakaran.
Pastinya masih diserahkan semuanya kepada aparat kepolisian.
Ketika awal kebakaran, Widido tidak sempat mendengar ada ledakan. Yang terlihat hanya asap mengepul hitam terbang tinggi ke angkasa.
Setelah api sempat padam, tim Tagana dari Kelurahan Gunung Samarinda Baru ikut turun ke lapangan, melakukan pendataan korban yang terkena amukan si jago merah. Rencananya akan diberikan santuan bencana oleh pihak pemerintah setempat.
“Silakan warga Balikpapan dan sekitarnya yang terketuk hatinya bisa ikut berpartisipasi ikut meringankan penderitaan para korban, memberikan dan salurkan bantuan. Ada tiga rumah yang terbakar, ludes. Para korban pasti sangat senang bisa ikut dibantu, diringankan bebannya,” tegasnya. (*)