Edisi Cetak Tribun Kaltim

Video 'Teror' Resahkan Warga Kaltara, Tim Densus 88 Tangkap Terduga Teroris di Tarakan

Pria di dalam video tersebut mengaku tinggal di Kota Tarakan. Mendengar ini masyarakat Tarakan dan sekitarnya sangat khawatir

Penulis: tribunkaltim | Editor: Januar Alamijaya
Tribun Kaltim
Tribun Kaltim 

Dengan adanya kejadian ini, Pemkot, Polres dan Kodim 0907 Tarakan telah melakukan berbagai upaya dan langkah, salah satunya dengan melakukan rapat koordiasi bersama dengan sejumlah, camat, lurah, babinsa, babinkamtibmas, dan polsek.

"Kita sudah rapat koordinasi dan hasilnya kita melakukan pendataan terhadap penghuni kos-kosan, rumah sewa dan kontrakan. Bahkan kita juga meminta kepada lurah agar Ketua RT mengupayakan laporan 1 kali 24 jam terhadap pendatang lingkungan sekitarnya, mengkatifkan kembali poskamling dan juga melakukan patroli," ujarnya.

Bukan itu saja, dalam waktu dekat ini, kata Arief, pihaknya akan mengumpulkan seluruh Ketua RT se-Kota Tarakan, untuk melakukan silaturahmi sekaligus membahas permasalahan ini.

Dandim 0907 Tarakan Letkol Inf Hipni Maulana menambahkan dengan adanya peristiwa teroris di beberapa daerah di Indonesia dan video ancaman teror dari AS, terduga teroris, membuat pihaknya meningkatkan lagi patroli keliling.

Baca: Buletin Al Fatihin Terbitan ISIS Beredar Versi Bahasa Indonesia, Isinya Mengerikan

Tak Lapor RT

Kamis (17/5) kemarin, Kapolres AKBP Yudhistira bersama Dandim 0907 Tarakan Letkol Inf Hipni Maulana dan Brimob Tarakan melakukan pengeledahan di rumah kontrakan AS, RT 54, Kelurahan Karang Anyar, Tarakan Barat.

Sebelum dilakukan pengeledahan, terlebih dahulu anggota Brimob Tarakan memeriksa sekeliling rumah AS, mencari apakah ada benda berbahaya atau tidak. Usai dinyatakan aman, anggota Reskrim Polres Tarakan langsung melakukan pengeledahan rumah kontrakan AS, termasuk dalam kamar.

Saat dilakukan pengeledahan disaksikan Ketua RT 54 Marsudi dan ibunda AS, berinisial DW, tim menemukan beberapa benda, seperti bendera hitam bertuliskan arab, buku, dua unit ponsel yang tidak menyala, dan karpet hijau.

Saat rumah kontraknya dilakukan pengeledahan oleh sejumlah anggota Polres Tarakan, DW tidak mengerti dan sempat bertanya kepada anggota apa masalah anaknya, sampai anaknya diamankan. Usai dilakukan pengeledahan, DW bersama barang bukti di rumah kontrakannya dibawa ke Polres Tarakan untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Baca: Asus Zenfone 5 dan ZenFone 5Z Resmi Masuk Indonesia, Ini Harga dan Spesifikasinya

Baca: Ojek Online yang Terduga Teroris Ditangkap, Ini 4 Fakta Tentangnya, Mau Nikah Setelah Lebaran

Ketua RT 54 Kelurahan Karang Anyar, Marsudi mengungkapkan, selama kontrak di wilayah RT 54, Kelurahan Karang Anyar, DW tidak pernah melapor, sehingga tidak mengetahui keberadaan DW dan AS. "Pengontrak selama ini tidak pernah melapor, tapi kata mamanya AS, sudah melapor kepada pemilik rumah. Hanya saja, pemilih rumah tidak pernah melapor ke saya," ujarnya.

Marsudi mengaku, baru mengetahui keberadaan DW dan AS, setelah mendapatkan telepon dari salah satu anggota kepolisian. "Saya kaget disuruh datang, katanya ada warga di lingkungan RT saya ditangkap tim Densus 88. Jadi saya tidak tahu bagaimana kejadiannya. Saya juga tahu keberadaan AS yah dari DW, mamanya AS," tutur Marsudi.

Kapolres Tarakan AKBP Yudhistira Midyawan mengatakan, DW, ibunda AS dibawa ke Kantor Polres Tarakan untuk dimintai keterangannya. "Kita mau minta keterangan dari ibundanya, bagaimana historis dan kelakukan sehari-hari AS ini. Sebab keterangan ibundanya ini menjadi salah satu petunjuk kita," katanya.

Yudhistira mengatakan, dari hasil keterangan ibundanya, ia tidak melihat dan mengetahui kapan AS memvideokan ancaman teros tersebut. Bahkan ibundanya juga tidak mengetahui darimana benda-benda yang didapatkan AS tersebut.

Menurut Yudhistira, berdasarkan pengakuan dari AS saat dimintai keterangannya di Mapolres Tarakan, menyatakan, bahwa ia memvideokan dan menyebarkan itu hanya iseng-iseng saja. "Meskipun bilang iseng-iseng saja tetap didalami oleh tim Densus 88," ujarnya.

Saat ditanya darimana benda-benda berupa pistol, peluru, pisau, buku jihad, bendera hitam bertuliskan huruf arab putih didapatkan AS, lagi-lagi Yudhistira tidak mengetahui. "Nah itu masih kita dalami, termasuk apakah AS ini masuk dalam jaringan teroris ini juga masih kita dalami," kata Kapolres (jnh)

Sumber: Tribun Kaltim
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved