Edisi Cetak Tribun Kaltim
Video 'Teror' Resahkan Warga Kaltara, Tim Densus 88 Tangkap Terduga Teroris di Tarakan
Pria di dalam video tersebut mengaku tinggal di Kota Tarakan. Mendengar ini masyarakat Tarakan dan sekitarnya sangat khawatir
Penulis: tribunkaltim | Editor: Januar Alamijaya
TRIBUNKALTIM.CO - Video berdurasi 2 menit 50 detik yang memperlihatkan seorang pria memegang pistol revelover berisikan 8 peluru, pisau merek Eiger, dan sebuah buku bertuliskan jihad beredar melalui media sosial.
Video ini sudah viral dan menghebohkan masyarakat Kaltara, khusus di Kota Tarakan.
Pria di dalam video tersebut mengaku tinggal di Kota Tarakan. Mendengar ini masyarakat Tarakan dan sekitarnya sangat khawatir. Melihat video ini viral, Tim Densus 88 Antiteros langsung turun ke Tarakan pada Rabu (16/5) malam.
Baca: Syahrini Kena Getahnya Gara-gara Ariel Putus dengan Sophia Latjuba
Tim Densus berhasil menangkap pria berinisial AS (22), terduga teroris di rumahnya, RT 45, Kelurahan Karang Anyar, Kecamatan Tarakan Barat.
Usai menangkap AS, langsung dibawa ke Mapolres Tarakan untuk dimintai keterangannya terkait video tersebut. Barang bukti yang ada di video berupa pistol revelor, peluru, dan pisau merek Eiger langsung diamankan Tim Densus 88.
Kamis (17/5) pukul 06.00 Wita menggunakan pesawat Lion Air, AS langsung diterbangkan ke Jakarta dikawal tim Densus 88 untuk pemeriksaan lebih lanjut. Apakah AS ada kaitannya dengan teroris yang ada di Surabaya atau tidak, belum diketahui.
Baca: 4 Aktivitas Ini Sering Dianggap Jadi Hal yang Membatalkan Puasa, Padahal Kenyataannya Tidak
Kapolres Tarakan AKBP Yudhistira Midyawaman saat dikonfirmasi membenarkan perihal penangkapan AS. Menurutnya, AS telah dibawa Tim Densus ke Jakarta. Sekitar pukul 10.00 Wita, Kapolres ikut melakukan penggeledahan di rumah AS dan membawa sejumlah barang bukti.
"Tadi pagi kita sudah melakukan penggeledahan disaksikan ketua RT. Dari rumah AS kita membawa barang bukti berupa karpet dan bendera hitam bertuliskan arab warna putih. Di rumah itu AS tinggal bersama ibu dan temannya yang sudah dianggap anak oleh ibu AS," kata Kapolres.
Yudhistira mengatakan, hasil pemeriksaan ibundanya, ternyata AS merupakan salah satu santri di pondok pesantren di Gresik. Ia datang ke Tarakan mengunjungi orangtuanya yang sakit. "Rencananya setelah Lebaran kata ibundanya akan kembali ke pesantren di Gresik," ungkapnya.
Baca: Jadwal Lengkap MotoGP Perancis 2018 Akhir Pekan Ini, Mulai dari Latihan Bebas hingga Balapan
Menurut Yudhistira, pihaknya sampai saat ini belum bisa menyimpulkan, apakah AS terlibat jaringan teroris di Surabaya atau tidak, karena masih dilakukan pemeriksaan oleh tim Densus 88. "Jadi AS ini masih didalami oleh tim Densus 88," tutur Kapolres.
Dengan diamankannya AS, Yudhistira meminta masyarakat Tarakan untuk berhati-hati jangan membuat foto, video dan tulisan yang bisa meresahkan orang lain dan menyebarkan luas.
Pasca penangkapan AS oleh Tim Densus, Kapolres AKBP Yudhistira Midyawan langsung mengumpulkan Forum Komunikasi Pimpinan (Forkompinda) Kota Tarakan. Pantuan Tribun, Kamis (17/5) sejumlah Forkompinda, antara lain Plt Walikota Tarakan Kheruddin Arief Hidayat dan Dandim 0907 Tarakan Letkol Inf Hipni Maulana hadir.
Pertemuan Forkompinda Kota Tarakan untuk membahas permasalahan isu dugaan terorisme ini agar masyarakat tidak resah. "Kita kumpul sekalian mau rilis terkait video yang tersebar di media sosial di Tarakan. Kita tidak ingin masyarakat Tarakan resah," katanya.
Baca: Menyedihkan, Begini Sekarang Nasib Kepala SMP yang Bilang Bom Surabaya Rekayasa
Kapolres mengimbau kepada masyarakat Tarakan tidak lagi menyebarkan video AS terduga teroris di media sosial. "Tujuan terorisme membuat rasa takut jadi tolong bantu kita jangan menyebarkanya," tandasnya.
Plt Walikota Tarakan Khaeruddin Arief Hidayat ikut meminta masyarakat Tarakan tetap tenang. "Kepada masyarakat Tarakan apa yang telah melihat video tersut untuk tetap tenang dan tidak perlu khawatir, karena ini sudah ditangani kepolisian dan TNI," kata Khaeruddin.
Dengan adanya kejadian ini, Pemkot, Polres dan Kodim 0907 Tarakan telah melakukan berbagai upaya dan langkah, salah satunya dengan melakukan rapat koordiasi bersama dengan sejumlah, camat, lurah, babinsa, babinkamtibmas, dan polsek.
"Kita sudah rapat koordinasi dan hasilnya kita melakukan pendataan terhadap penghuni kos-kosan, rumah sewa dan kontrakan. Bahkan kita juga meminta kepada lurah agar Ketua RT mengupayakan laporan 1 kali 24 jam terhadap pendatang lingkungan sekitarnya, mengkatifkan kembali poskamling dan juga melakukan patroli," ujarnya.
Bukan itu saja, dalam waktu dekat ini, kata Arief, pihaknya akan mengumpulkan seluruh Ketua RT se-Kota Tarakan, untuk melakukan silaturahmi sekaligus membahas permasalahan ini.
Dandim 0907 Tarakan Letkol Inf Hipni Maulana menambahkan dengan adanya peristiwa teroris di beberapa daerah di Indonesia dan video ancaman teror dari AS, terduga teroris, membuat pihaknya meningkatkan lagi patroli keliling.
Baca: Buletin Al Fatihin Terbitan ISIS Beredar Versi Bahasa Indonesia, Isinya Mengerikan
Tak Lapor RT
Kamis (17/5) kemarin, Kapolres AKBP Yudhistira bersama Dandim 0907 Tarakan Letkol Inf Hipni Maulana dan Brimob Tarakan melakukan pengeledahan di rumah kontrakan AS, RT 54, Kelurahan Karang Anyar, Tarakan Barat.
Sebelum dilakukan pengeledahan, terlebih dahulu anggota Brimob Tarakan memeriksa sekeliling rumah AS, mencari apakah ada benda berbahaya atau tidak. Usai dinyatakan aman, anggota Reskrim Polres Tarakan langsung melakukan pengeledahan rumah kontrakan AS, termasuk dalam kamar.
Saat dilakukan pengeledahan disaksikan Ketua RT 54 Marsudi dan ibunda AS, berinisial DW, tim menemukan beberapa benda, seperti bendera hitam bertuliskan arab, buku, dua unit ponsel yang tidak menyala, dan karpet hijau.
Saat rumah kontraknya dilakukan pengeledahan oleh sejumlah anggota Polres Tarakan, DW tidak mengerti dan sempat bertanya kepada anggota apa masalah anaknya, sampai anaknya diamankan. Usai dilakukan pengeledahan, DW bersama barang bukti di rumah kontrakannya dibawa ke Polres Tarakan untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Baca: Asus Zenfone 5 dan ZenFone 5Z Resmi Masuk Indonesia, Ini Harga dan Spesifikasinya
Baca: Ojek Online yang Terduga Teroris Ditangkap, Ini 4 Fakta Tentangnya, Mau Nikah Setelah Lebaran
Ketua RT 54 Kelurahan Karang Anyar, Marsudi mengungkapkan, selama kontrak di wilayah RT 54, Kelurahan Karang Anyar, DW tidak pernah melapor, sehingga tidak mengetahui keberadaan DW dan AS. "Pengontrak selama ini tidak pernah melapor, tapi kata mamanya AS, sudah melapor kepada pemilik rumah. Hanya saja, pemilih rumah tidak pernah melapor ke saya," ujarnya.
Marsudi mengaku, baru mengetahui keberadaan DW dan AS, setelah mendapatkan telepon dari salah satu anggota kepolisian. "Saya kaget disuruh datang, katanya ada warga di lingkungan RT saya ditangkap tim Densus 88. Jadi saya tidak tahu bagaimana kejadiannya. Saya juga tahu keberadaan AS yah dari DW, mamanya AS," tutur Marsudi.
Kapolres Tarakan AKBP Yudhistira Midyawan mengatakan, DW, ibunda AS dibawa ke Kantor Polres Tarakan untuk dimintai keterangannya. "Kita mau minta keterangan dari ibundanya, bagaimana historis dan kelakukan sehari-hari AS ini. Sebab keterangan ibundanya ini menjadi salah satu petunjuk kita," katanya.
Yudhistira mengatakan, dari hasil keterangan ibundanya, ia tidak melihat dan mengetahui kapan AS memvideokan ancaman teros tersebut. Bahkan ibundanya juga tidak mengetahui darimana benda-benda yang didapatkan AS tersebut.
Menurut Yudhistira, berdasarkan pengakuan dari AS saat dimintai keterangannya di Mapolres Tarakan, menyatakan, bahwa ia memvideokan dan menyebarkan itu hanya iseng-iseng saja. "Meskipun bilang iseng-iseng saja tetap didalami oleh tim Densus 88," ujarnya.
Saat ditanya darimana benda-benda berupa pistol, peluru, pisau, buku jihad, bendera hitam bertuliskan huruf arab putih didapatkan AS, lagi-lagi Yudhistira tidak mengetahui. "Nah itu masih kita dalami, termasuk apakah AS ini masuk dalam jaringan teroris ini juga masih kita dalami," kata Kapolres (jnh)