Belum dapat Tiket Kapal, Pemudik bisa Menginap di Lantai 2 Terminal Pelabuhan Semayang
Geliat pemudik menjelang Idul Fitri mulai terlihat padat di Pelabuhan Semayang, Balipapan, hari Kamis (7/6).
Penulis: tribunkaltim | Editor: Adhinata Kusuma
Setibanya di Balikpapan lalu ia mencari tiket kapal. Malam kemarin dan malam ini, ia menginap di lorong dalam Pelabuhan Semayang Balikpapan dengan menggunakan tikar yang sudah dipersiapkannya sejak hendak berangkat.
Selama ia bekerja sejak 7 tahun yang lalu, baru tahun ini ia merasakan mudik libur lebaran. Dengan harga tiket Rp 420.000 menggunakan KM Bukit Siguntang, ia akan menempuh waktu 3 hari di atas kapal sampai menuju pelabuhan di Maumere, NTT.
Mudik Gratis
Meringankan beban pemudik, PT Pelindo (Persero) IV cabang Balikpapan, selaku pengelola Pelabuhan Semayang menggelar program mudik gratis dengan tujuan Samarinda, Kutai Kartanegara (Kukar), Bontang dan Sangatta dengan menggunakan bus.
Program ini ditujukan bagi pemudik dari luar kota yang turun di Pelabuhan Semayang, Balikpapan. "Seperti diketahui pengeluaran masyarakat cukup besar saat mudik demi berkumpul bersama keluarga," ujar Baharuddin, GM PT Pelindo IV, Kamis (7/6).
Dijelaskan, mudik gratis di mulai Selasa (5/6). Kuota yang disiapkan sebanyak 200 orang. Cukup mendaftar di ruang informasi, setibanya di pelabuhan. "Karena jumlah pemudik belum banyak, sehingga yang berangkat menggunakan fasilitas yang kami sediakan juga belum signifikan. Kemungkinan pekan depan ramai," lanjutnya.
Selain mudik gratis, jelang hari raya seperti sekarang, pihaknya juga menggelar 'Senyum Lebaran'. Sebuah program layanan yang membantu calon penumpang selama di terminal. "Misal setiba di terminal, petugas Senyum Lebaran akan langsung membantu mengarahkan ke counter check in. Setelah selesai, kembali dibantu menuju ruang tunggu dan lainnya," jelasnya.
Kedua program tersebut, merupakan bentuk BUMN hadir untuk negeri. Terkhusus, hadapi, musim mudik 2018 ini.
Menunjang pelayanan tadi, fasilitas pelabuhan yang memiliki daya tampung 3.200 penumpang dioptimalkan. Mulai dari menyiapkan mesin pemindai sinar X, fasilitas khusus bagi penumpang difabel, berupa toilet, kursi roda dan jalur khusus. Lebih ramah penumpang dan mirip terminal bandara.
Melengkapi fasilitas di terminal, sekitar 10 tenant telah beroperasi melayani kebutuhan konsumsi calon penumpang. Masing-masing gerai penjualan makanan dan minuman juga souvenir, nampak berjejer di lantai dua terminal, menghadap lautan.
"Kapasitas ruang tunggu di atas 3 ribu. Jumlah itu cukup untuk menampung seluruh calon penumpang termasuk saat mudik. Dan yang terbaru, kami juga telah menyediakan fasilitas mainan anak," jelasnya. (*)