Edisi Cetak Tribun Kaltim
Rapat Manajemen PT ATM Berubah Tegang, Mendadak Puluhan Calon Jemaah Tuntut Kejelasan Umrah
Selain itu, rapat juga membahas finalisasi program pemberangkatan jemaah yang gagal berangkat berkali-kali itu.
Laporan wartawan Tribun Kaltim, Nalendro Priambodo
TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Rapat manajemen baru biro perjalanan umrah dan travel PT Arafah Tamasya Mulia (ATM), dengan pengurus daerah (PD) dan wilayah (PW) berubah tegang, Sabtu (30/6/2018).
Sebab, rapat internal di sebuah ruko jalan Sarifuddin Yoes, Balikapapan Selatan, yang juga digunakan sebagai kantor pengembang itu, didatangi puluhan calon jemaah yang sebelumnya tak kunjung dapat kepastian berangkat dan pengembalian dana.
Mereka datang menagih kepastian berangkat dan refund.
Rapat itu sedianya, membahas rencana pembukaan kantor baru PT ATM di kawasan Gunung Malang, Balikpapan Kota, Senin (2/7/2018) setelah sebelumnya sempat tutup karena kasus yang mendera mereka.
Baca: Simpati Pogba untuk Messi yang Murung Usai Argentina Tersingkir
Selain itu, rapat juga membahas finalisasi program pemberangkatan jemaah yang gagal berangkat berkali-kali.
Manajemen baru, mencoba menenangkan situasi dengan membagi agenda dalam dua sesi.
Pertama, rapat tertutup antara manajemen dan PD dan PW yang sebelumnya bertugas mencari calon jemaah baru.
Sempat terjadi perdebatan antara manajemen dan calon jemaah yang tak puas dengan jawaban manajemen baru soal nasib jemaah.
Bahkan, manajemen lama dan baru, tidak tahu pasti berapa jemaah yang berkali-kali batal berangkat dan meminta refund.
Baca: Kalah dari Perancis, Sampaoli Ungkapkan Argentina Sudah Lakukan Semuanya untuk Messi
"Jumlahnya simpang siur, berapa data (jemaah yang belum berangkat) ada yang bilang 1.000, 2.000 ada 2.500. makanya, untuk dapat data pasti, kita akan lakukan registrasi ulang. Jemaah bawa semua bukti asli penyetoran dana rekening ATM dan rekening pembayaran di kantor. Transfer jadi bukti," ujar Suhardi, Komisaris PT ATM, diwawancarai usai pertemuan, Sabtu (30/6/2018)
Menghadapi carut marutnya data internal jemaah tersebut, pihaknya bakal gandeng auditor independen untuk hitung posisi keuangan.
Seperti sudah diprediksi dalam beberapa kali pertemuan sebelumnya, akhirnya, dari rapat itu terungkap, PT ATM, sudah tak memiliki dana yang memadai untuk berangkatkan dan membayar jemaah yang meminta refund.
Kondisi perusahan yang sedang 'sakit' secara manajerial dan terlilit banyak tunggakan, bisa jadi membuat banyak orang enggan menanamkan modalnya di perusahan tersebut.
Namun, kondisi ini, tak berlaku bagi tiga investor di PT ATM.