Edisi Cetak Tribun Kaltim
Rapat Manajemen PT ATM Berubah Tegang, Mendadak Puluhan Calon Jemaah Tuntut Kejelasan Umrah
Selain itu, rapat juga membahas finalisasi program pemberangkatan jemaah yang gagal berangkat berkali-kali itu.
Setelah audit internal, PT ATM lakukan perombakan manajemen internal yang berisi sejumlah pengusaha properti dan sembako yang diharapkan datang membawa suntikan dana miliaran rupiah.
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) beberapa waktu sebelumnya, menempatkan Ummi Wijaya sebagai Komisaris utama, dibantu dua komisaris yakni Suhardi dan Yusran M.
Baca: Tinggi Air Banjir hingga 1 Meter, Warga di Kawasan Batakan Minta Dievakuasi Tim SAR
Sementara, Hamzah Husain, tetap di jabatan semula sebagai Direktur Utama PT ATM.
Suhardi menjelaskan, ada dua alasan yang mendasari mereka berani menanamkan modal di PT ATM.
Pertama, mereka menilai perusahan ini memiliki aset potensial yakni database 11 ribu jemaah yang tersebar di berbagai kota di Indonesia.
Nantinya, aset berupa tanah, bangunan dan pabrik yang tersebar di berbagai kota -namun enggan ia sebutkan, bakal dijadikan agunan di bank, sebagai modal pembentukan unit usaha untuk pembiayaan keberangkatan jemaah dan refund.
Para komisaris ini berencana patungan aset.
"Dari sisi komunitas, kami bertiga bersedia menjaminkan aset kita punya, yang jumlahnya kalau ditotal kurang lebih Rp 25 miliar untuk dikelola dalam manajemen ATM yang bisa hasilkan marjin dan datangkan dana talangan, lewat bisnis yang dikelola sehingga bisa selesaikan persoalan jemaahnya yang tertunda berangkat secara bertahap," tutur Suhardi.
Kementrian Agama RI telah menetapkan biaya minimal perjalanan umroh Rp 20,5 juta sekali berangkat.
Perhitungan, dengan angka segini, jika hendak memberangkatkan seribu orang, setidaknya dibutuhkan Rp 20,5 miliar.
Angka ini, bertambah seiring banyaknya jemaah yang belum berangkat.
Walaupun, sebelumnya PT ATM menetapkan biaya pemberangkatan bervariasi berkisar belasan juta, di bawah ketentuan kementrian Agama. (*)