Edisi Cetak Tribun Kaltim

Rapat Manajemen PT ATM Berubah Tegang, Mendadak Puluhan Calon Jemaah Tuntut Kejelasan Umrah

Selain itu, rapat juga membahas finalisasi program pemberangkatan jemaah yang gagal berangkat berkali-kali itu.

TRIBUN KALTIM
Edisi cetak Tribun Kaltim, 1 Juli 2018. 

Laporan wartawan Tribun Kaltim, Nalendro Priambodo

TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Rapat manajemen baru biro perjalanan umrah dan travel PT Arafah Tamasya Mulia (ATM), dengan pengurus daerah (PD) dan wilayah (PW) berubah tegang, Sabtu (30/6/2018).

Sebab, rapat internal di sebuah ruko jalan Sarifuddin Yoes, Balikapapan Selatan, yang juga digunakan sebagai kantor pengembang itu, didatangi puluhan calon jemaah yang sebelumnya tak kunjung dapat kepastian berangkat dan pengembalian dana.

Mereka datang menagih kepastian berangkat dan refund.

Rapat itu sedianya, membahas rencana pembukaan kantor baru PT ATM di kawasan Gunung Malang, Balikpapan Kota, Senin (2/7/2018) setelah sebelumnya sempat tutup karena kasus yang mendera mereka.

Baca: Simpati Pogba untuk Messi yang Murung Usai Argentina Tersingkir

Selain itu, rapat juga membahas finalisasi program pemberangkatan jemaah yang gagal berangkat berkali-kali.

Manajemen baru, mencoba menenangkan situasi dengan membagi agenda dalam dua sesi.

Pertama, rapat tertutup antara manajemen dan PD dan PW yang sebelumnya bertugas mencari calon jemaah baru.

Sempat terjadi perdebatan antara manajemen dan calon jemaah yang tak puas dengan jawaban manajemen baru soal nasib jemaah.

Bahkan, manajemen lama dan baru, tidak tahu pasti berapa jemaah yang berkali-kali batal berangkat dan meminta refund.

Baca: Kalah dari Perancis, Sampaoli Ungkapkan Argentina Sudah Lakukan Semuanya untuk Messi

"Jumlahnya simpang siur, berapa data (jemaah yang belum berangkat) ada yang bilang 1.000, 2.000 ada 2.500. makanya, untuk dapat data pasti, kita akan lakukan registrasi ulang. Jemaah bawa semua bukti asli penyetoran dana rekening ATM dan rekening pembayaran di kantor. Transfer jadi bukti," ujar Suhardi, Komisaris PT ATM, diwawancarai usai pertemuan, Sabtu (30/6/2018)

Menghadapi carut marutnya data internal jemaah tersebut, pihaknya bakal gandeng auditor independen untuk hitung posisi keuangan.

Seperti sudah diprediksi dalam beberapa kali pertemuan sebelumnya, akhirnya, dari rapat itu terungkap, PT ATM, sudah tak memiliki dana yang memadai untuk berangkatkan dan membayar jemaah yang meminta refund.

Kondisi perusahan yang sedang 'sakit' secara manajerial dan terlilit banyak tunggakan, bisa jadi membuat banyak orang enggan menanamkan modalnya di perusahan tersebut.

Namun, kondisi ini, tak berlaku bagi tiga investor di PT ATM.

Setelah audit internal, PT ATM lakukan perombakan manajemen internal yang berisi sejumlah pengusaha properti dan sembako yang diharapkan datang membawa suntikan dana miliaran rupiah.

Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) beberapa waktu sebelumnya, menempatkan Ummi Wijaya sebagai Komisaris utama, dibantu dua komisaris yakni Suhardi dan Yusran M.

Baca: Tinggi Air Banjir hingga 1 Meter, Warga di Kawasan Batakan Minta Dievakuasi Tim SAR

Sementara, Hamzah Husain, tetap di jabatan semula sebagai Direktur Utama PT ATM.

Suhardi menjelaskan, ada dua alasan yang mendasari mereka berani menanamkan modal di PT ATM.

Pertama, mereka menilai perusahan ini memiliki aset potensial yakni database 11 ribu jemaah yang tersebar di berbagai kota di Indonesia.

Nantinya, aset berupa tanah, bangunan dan pabrik yang tersebar di berbagai kota -namun enggan ia sebutkan, bakal dijadikan agunan di bank, sebagai modal pembentukan unit usaha untuk pembiayaan keberangkatan jemaah dan refund.

Para komisaris ini berencana patungan aset.

"Dari sisi komunitas, kami bertiga bersedia menjaminkan aset kita punya, yang jumlahnya kalau ditotal kurang lebih Rp 25 miliar untuk dikelola dalam manajemen ATM yang bisa hasilkan marjin dan datangkan dana talangan, lewat bisnis yang dikelola sehingga bisa selesaikan persoalan jemaahnya yang tertunda berangkat secara bertahap," tutur Suhardi.

Kementrian Agama RI telah menetapkan biaya minimal perjalanan umroh Rp 20,5 juta sekali berangkat.

Perhitungan, dengan angka segini, jika hendak memberangkatkan seribu orang, setidaknya dibutuhkan Rp 20,5 miliar.

Angka ini, bertambah seiring banyaknya jemaah yang belum berangkat.

Walaupun, sebelumnya PT ATM menetapkan biaya pemberangkatan bervariasi berkisar belasan juta, di bawah ketentuan kementrian Agama. (*)

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved