Dilarang Minum Es dan Begadang, Anak-anak Muda Balikpapan Ini Juara Internasional Tari Tradisional
"Inspirasi tarian dari suku-suku dayak yang hidup berkembang di Pulau Kalimantan," ujarnya.
Penulis: Budi Susilo |
Laporan Wartawan Tribunkaltim Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO BALIKPAPAN - Anak-anak muda Balikpapan bisa berunjuk gigi di kancah internasional dalam ajang seni tari Indonesia Open dan Sport Championship 2018 di Lombok Nusa Tenggara Barat beberapa hari lalu.
Mereka merupakan para anak muda Balikpapan ini tergabung dalam Awi Studio Dance yang mampu menorehkan tinta emas di atas panggung seni tari meraih juara satu di cabang tari tradisional kontemporer atau dance tradisional dan Solo Tradisional.
Sebanyak 6 orang yang masuk dalam grup dan penampilan solo sukses meraih prestasi menggondol juara satu dan juara cabang lainnya.
Sumarwi, pembina tari, Senin (2/7/2018) malam, menjelaskan, prestasi yang diraih anak didiknya mendapatkan juara tarian tradisional kontemporer. Gelaran berlangsung dari 30 Juni hingga 1 Juli.
Piala ini merupakan pertama kalinya diraih dan mengikuti kompetisi ini juga pertama kalinya.
Pelatih tari atau koreografer disi oleh Alfiana. Tidak disangka, prestasi bisa diraih membanggakan bagi daerah Balikpapan.
"Luar biasa. Bangga sekali bisa dapat juara," ungkap Awi sapaan akrab Sumarwi kepada Tribunkaltim.
Saat melakukan penampilan di kompetisi ini, personel Awi Studio Dance menampilkan sebuah tarian khas Borneo dengan inovasi dari berbagai suku yang ada di pulau Kalimantan.
Baca juga:
Data dan Analisa Dinilai Tak Relevan, Timses Isran - Hadi Interupsi Sambutan Gubernur
Pemain Incaran Borneo FC Mulai Terkuak, Duo Persib Jadi Kandidat
Jelaskan soal Dinamika Pilgub Kaltim, Ketua KPU Bercerita Suasana Ngopi di Warung D'Jenggo
Ditanya soal Rencana Pensiun dari Timnas Portugal, Begini Jawaban Cristiano Ronaldo
Suguhan musik tradisional dan pakaiannya pun gaya-gaya yang lokal, juga dikombinasikan ke hal kontemporer. Instrumen musiknya di antaranya ada sape, babun, kelentang dan sukuk.
"Inspirasi tarian dari suku-suku dayak yang hidup berkembang di Pulau Kalimantan," ujarnya.
Penampilan tarian daerah ini dipertunjukkan selama tiga menit. Terdapat 200 peserta yang menjadi kompetitor di ajang ini.
Awi mengungkapkan, persiapan para muridnya berkompetisi di ajang Indonesia Open Dance ini hanya membutuhkan waktu sekitar dua minggu.
Namun setiap harinya, mereka ini sudah terbiasa dan telah terlatih di studio tari selama 5 tahun.
Karena itu, para muridnya di kompetisi ini sudah punya bekal termasuk tiap personalnya juga sudah menjiwai, memiliki hobi yang begitu mencintai terhadap seni tari.
Begitu diikutsertakan dalam ajang ini, mereka ini merasa tidak terbebani tanpa ada tekanan, semua dilakukan secara enjoy, asyik menggembirakan.
"Latihan di tempat kompetisi (di Lombok) hanya pemanasan saja," katanya.
Pihaknya merasa tertantang sebab yang mengikuti ajang lomba ini berskala internasional, diikuti dari berbagai negara seperti di antaranya ada Rusia, Australia, Tiongkok, Thailand, Bulgaria, Srilanka, dan New Zealand.
"Saingannya berat-berat. Saingannya dari luar negeri. Belum tahu juga bagaimana gaya bermainnya," katanya.
Awi membongkar rahasia, saat sekitar dua hari sebelum sampai di hari penampilan, timnya melakukan ritual-ritual yang menjadi pantangan bagi para muridnya.
Seperti diantaranya tidak sembarangan mengkonsumsi minuman yang bisa dianggap membahayakan, mengganggu gaya permainan.
"Dilarang untuk minum es sebelum tampil. Jadi mereka saya wajibkan hanya untuk minum air hangat, tidak boleh minum yang dingin-dingin dan tidak boleh minum yang bersoda," kata Awi.
Selain itu, para murid dianjurkan diwajibkan untuk menjaga fisiknya secara baik dengan melakukan pola hidup yang tepat. "Tidak boleh banyak begadang, harus tidur yang cukup," ungkapnya.
Berkat kedisiplinan yang mantap, peserta dari Balikpapan ini sabet prestasi yang mengharumkan.
AdaAlief Faza Rizqi Adi Jaya dan Zafira Ramadhani raih juara 3 dance latin.
Zafira Ramadhani dan Chintia Aulia Rahmadhani juara 1 cabang chacha dan jive.
Juara 8 cabang solo chacha diraih Zafira Ramadhani dan Chintia Aulia Rahmadhani cabang solo jive juara 4.
Girvan endrayawan dan Mutmainnah Nur Sinta raih juara 2, 3 dan 5 dance couple. Berikutnya ada, Irzety Aulia shavara dan Mutmainnah Nur Sinta juara 6 cabang duo syncronic.
Awi menyatakan, ke depan jika ada kesempatan kompetisi yang serupa dipastikan akan ikut terlibat. Ingin mencoba lagi bersaing, demi kebanggaan dan nama harum daerah Balikpapan.
"Terima kasih Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Balikpapan yang sudah mendukung kami untuk ikut di ajang internasional di Lombok," katanya. (*)