Pilpres 2019
Mahfud MD Ungkap Fakta hingga Ia Batal Jadi Bacawapres Jokowi, Lihat Penjelasan Lengkap Mahfud MD
Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Mahfud MD akhirnya buka-bukaan menceritakan berbagai fakta rahasia hingga ia batal menjadi pendamping Jokowi.
Berikut unggahan lengkap pernyataan Mahfud MD di akun media sosialnya.
Ia bahkan mengungkapkan, ada ribuan pesan lewat SMS, WhatsApp, dan media sosial lainnya yang diterima Mahfud.
"Sy minta maaf dan berterimakasih kpd masyarakat yang mengirim pesan/pertanyaan dan simpati kpd sy terkait keputusan Pak Jkw memilih KH Makroef Amin sbg cawapresnya. Ada ribuan WA, SMS, Twitter, dll. Sy minta maaf krn sy hanya bs membaca tanpa bs menjawab 1 persatu," tulis Mahfud.
Baca: Ahok Tidak Ambil Bebas Bersyarat, Bagaimana Sikapnya Terkait Pilpres 2019?
Baca: Warga Palestina: Kami Tetap Senang Jika Indonesia Mengalahkan Palestina, Mereka Semua Bersaudara
Baca: Erdogan Serukan Boikot Produk AS Sebagai Aksi Balasan Terhadap Sanksi
Mahfud menjelaskan, keputusan Jokowi merupakan realitas politik yang tak terhindarkan. Ia tak kecewa dengan putusan tersebut. Ia memaklumi pilihan Jokowi.
"Sy memaklumi pilihan itu sulit dihindarkan. Sy bilang, Pak Jkw tak perlu metass bersalah. Itu hak beliau utk memutuskan yg terbaik," tulisnya.
Yang terpenting, kata dia, Indonesia harus dirawat dengan baik. Keberlangsungan Indonesia jauh lebih penting dari sekadar namanya dan Ma'ruf Amin.
"Scr agama, sy dkk sdh berusaha tapi Tuhan jua yg menentukan. Tidak ada daya atau hal yg bs diberdayakan tanpa izin Allah," tulis dia.
Mahfud menilai keputusan Jokowi sudah sesuai dengan hak dan mekanisme konstitusional. Ia meminta seluruh pihak menerima itu sebagai kesadaran konstitusional.
"Mari kita terus dgn rumah NKRI. NKRI adalah anugerah Tuhan Yang Maha Kuasa kepada kita bangsa Indonesia. Ikuti trs pros2 konstitusional yg berlaku,"tulisnya.
Melansir Kompas.com, sebelum penetapan nama Ketua Majelis Ulama Indonesia Ma'ruf Amin sebagai cawapres Jokowi, Mahfud MD mengaku sudah diminta untuk bersiap.
"Saya tidak kecewa, kaget saja, karena sudah diminta mempersiapkan diri, bahkan sudah agak detail," kata Mahfud, Kamis (9/8/2018) sore.
Setelah diminta mempersiapkan diri, Mahfud MD bahkan sempat menunggu di restoran yang tidak jauh dari tempat pertemuan.
Namun, setelah menunggu cukup lama, Mahfud memutuskan untuk pulang.
Meski begitu, Mahfud menilai bahwa hal yang dialaminya sebagai peristiwa politik biasa.
"Biasa di dalam politik, itu tidak apa-apa," ujarnya.