Resensi Film
Review Film Wiro Sableng, Pembalasan Dendam Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212
Ranaweleng (Marcel Siahaan) ayah dari putra bernama Wiro terusik atas komplotan bandit bernama Mahesa Birawa (Yayan Ruhian).
Penulis: Jino Prayudi Kartono |
Di situlah ia menculik satu gerombolan yang akan menculik anak raja.
Tapi yang berhasil menangkap gerombolan Mahesa adalah Santiko alias Bujang gila Tapak Sakti.
Meskipun berperawakan tambun dan jorok tapi memiliki kesaktian bak seorang pendekar.
Mereka bertiga mencari Mahesa yang akan mengudeta kerajaan.
Di tengah perjalanan mereka harus melawan berbagai macam anak buah Mahesa yang tak kalah sakti.
Film ini merupakan adaptasi dari novel karya Bastian Tito berjudul Wiro Sableng.
Jadi Trending Topic di Twitter, Bagaimana Akting Vino G Bastian Jadi Wiro Sableng? Simak Trailernya!
Adaptasi novel ini sempat menjadi serial populer tahun 90an. Dimana karakter Wiro Sableng diperankan oleh Herning Sukendro atau disapa Ken Ken.
Dari jalan cerita ini terasa sekali penonton diajak kembali nostalgia di zaman emas serial Wiro Sableng.
Dengan adegan khas perkelahian di dalam warung yang sering dilakukan di serial lawas itu dilakukan lagi di dalam film ini.
Lalu aksi laga yang cukup keren dengan koreografi yang ciamik menjadi tontonan film laga menarik.
Belum lagi bumbu-bumbu komedi menjadi sebuah cerita laga komedi kolosal yang pas. Meskipun alur ceritanya begitu klise tidak membuat film ini terasa bosan.
Ada kalanya penonton diajak serius dengan adegan laga menegangkan, lalu sedih dimana adegan keluarga Wiro dibantai satu per satu.
Lalu penonton diajak tertawa dengan banyolan yang dikeluarkan oleh si pendekar sableng.
Bahkan dialog banyolannya pun menyesuaikan dengan keadaan masa kini.
Dimana Wiro salah menyebut nama Anggini dengan penyanyi kontroversi Syahrini.