Kisah Kapten Pierre Tendean Batal Menikah Karena Dibunuh saat Tragedi G30S/PKI

Pierre meninggal masih muda dengan berusia 26 tahun. Padahal berencana akan menikah pada November 1965.

kolase istimewa
Kisah Pierre Tendean Batal Menikah Karena Dibunuh saat G30S PKI, Ini Cerita dari Sang Kakak dan Adik 

TRIBUNKALTIM.CO - 30 September 1965 menjadi salah satu peristiwa terkelam bangsa Indonesia. 

Betapa tidak, sejumlah putra terbaik bangsa diculik dan dibunuh dalam pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI).

Peristiwa kelabu dikenal G30S PKI ini sudah menggores luka yang dalam bagi sesama anak bangsa. Bahkan tak sedikit pula korban yang jatuh pascakejadian sadis tersebut. 

Ada 10 perwira TNI-Polri yang menjadi korban pemberontakan PKI. Mereka dibunuh di dua tempat berbeda yakni Jakarta dan Yogyakarta.

Dikalahkan Persib Bandung, Pelatih Borneo FC Belum Bisa Percaya

Dari sepuluh korban yang dibunuh dalam G30S PKI, nama Lettu Pierre Andreas Tendean harusnya tak masuk dalam daftar penculikan dan pembunuhan.

Piere Tendean yang merupakan Ajudan Menteri Pertahanan Jenderal Abdul Haris Nasution.

Pada 1 Oktober dini hari, ia diculik karena dikira Nasution, lalu dibunuh di Lubang Buaya.

Pierre meninggal masih muda dengan berusia 26 tahun. Padahal berencana akan menikah pada November 1965. Pemuda tampan keturunan Manado ini, rencananya akan mempersunting gadis cantik asal Medan, Rukmini Chaimin. Gadis itu dikenalnya saat menjadi komandan pleton batalyon zeni tempur Bukit Barisan.

Pierre Tendean dan Rukmini Chaimin
Pierre Tendean dan Rukmini Chaimin (net)

Pierre selalu menjadi pusat perhatian para gadis karena wajahnya yang tampan. Jika ada lomba olahraga antar kampus, Pierre sering masuk tim basket. Ini membuat dia dikenal oleh banyak mahasiswi yang menonton.

Bahkan ada ungkapan dari mahasiswi yang mendapat ceramah dari AH Nasution. "Telinga kami untuk Pak Nas, tapi mata kami untuk ajudannya (Pierre)".

Maklum, Pierre adalah anak dari Dokter AL Tendean asal Manado dan Maria Elizabeth Cornet, keturunan Indo-Perancis. Dia bahkan dijuluki "Robert Wagner dari Panorama" oleh gadis-gadis remaja Bandung.

Robert Wagner merupkan actor dan bintang film Amerika Serikat yang terkenal tahun 1960-an. Bumi Panorama, itulah sebutan untuk kampus Akademi Teknik Angkatan Darat.

Untuk mengurangi beban keluarganya, Pierre yang masih kecil giat menanami tanah kosong di sekitar rumahnya. 

Pierre sangat menyayangi anak bungsu atasannya, dia sering memberikan hadiah coklat kepada Ade Irma Suryani.

Sayang, diusianya yang masih sangat muda, ia harus mengalami kejadian tragis.

Dia ditangkap oleh pasukan G30SPKI karena ia disangka AH Nasution. Pierre pun harus mengikhlaskan dirinya menjadi salah satu korban mereka.

Sebenarnya, 30 September, Pierre sudah menyerahkan tugasnya kepada salah seorang rekannya, karena esok harinya dia akan ke Semarang merayakan ulang tahun ibunya.

Namun Pierre Tendean keburu diculik lantaran dikira sebagai AH Nasution, dan ia tetap dibunuh meskipun telah diketahui bahwa ia bukanlah sang Jendral.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved