Gempa dan Tsunami di Sulteng

Ribuan Orang Diperkirakan Masih Tertimbun di Balaroa dan Petobo, Ini Testimoni Warga yang Selamat

Fokus pencarian korban kini tertuju pada dua wilayah yang terdampak cukup parah, yakni Balaroa dan Petobo, di Palu.

TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Suasana Kampung Petobo pascagempa dan tsunami di kawasan Palu, Sulawesi Tengah, Rabu (3/10/2018). Petobo merupakan kawasan yang mengalami kerusakan paling parah akibat gempa 7,4 pada skala richter (SR) yang terjadi pada 28 September 2018. 

"Saya tidak tahu ada berapa orang yang terkubur lumpur ini. Rumah saja bisa mencapai ratusan," kata Amir.

Munculnya bukit lumpur ini menjadi tanda besar bagi warga yang Palu.

Bagaimana mungkin perkampungan warga yang harmonis tiba-tiba terkubur lumpur yang keluar dari perut bumi.

Sementara itu, Syamsuddin (51) yang juga warga Petobo, kaget setengah mati saat dia pulang kerja di Perumahan Dosen Tadulako menjumpai kampungnya tidak lagi memiliki jalan.

"Saya bingung mau pulang karena jalan yang ada sudah menjadi gunung," kata Syamsuddin.

Dia tidak tahu kabar keluarganya. Dia pasrah. Syamsuddin menunjukkan papan kayu yang berantakan diobrak-abrik lumpur sebagai patokan rumahnya yang terkubur lumpur.

"Saya sedih, saya hanya bisa berdoa untuk kebaikan semuanya," ujar Syamsuddin.

Petaka Petobo adalah duka semuanya. Semua yang ada di sini telah musnah ditelan lumpur. Tinggal harapan baru yang akan memulai kehidupan kemudian.

Mereka sadar, keluarga yang tersisa adalah masa depan. Termasuk untuk memahami fenomena ini, lumpur yang menyembur dari dalam perut bumi. (SERAMBINEWS/Safriadi Syahbuddin)

Artikel ini telah tayang di Tribunstyle.com dengan judul 5.000 Orang Masih Tertimbun di Palu, Berikut Cerita tentang Orang-orang Hilang Ditelan Bumi

Sumber: TribunStyle.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved