Mancanegara

Tiga Tahun Diculik, Jurnalis Jepang Bebas dari Tawanan

Kabar dibebaskannya jurnalis itu disambut haru oleh pihak keluarga, termasuk istrinya, Myu. "Terima kasih sudah berdoa dan mengambil

AFP /JIJI PRESS
Foto ini diambil dari lokasi yang dirahasiakan dan dirilis pada 30 Mei 2016 menunjukkan wartawan lepas asal Jepang, Jumpei Yasuda. 

TRIBUNKALTIM.CO, TOKYO - Pemerintah Jepang telah memastikan bahwa seorang wartawannya yang sempat diculik kelompok militan dan ditahan di Suriah sejak lebih dari tiga tahun lalu, kini telah dibebaskan.

Melansir dari AFP, pejabat Jepang telah berupaya mengkonfirmasi kebenaran laporan yang menyebutkan, jurnalis lepas Junpei Yasuda, 44 tahun, yang diculik pada Juni 2015, sudah dibebaskan dan kini tengah berada di Turki.

"Kami telah mengkonfirmasi keselamatan Junpei Yasuda, yang sudah ditawan di Suriah sejak 2015," kata Menteri Luar Negeri Jepang Taro Kono, Rabu (24/10). "Dia tampak dalam keadaan sehat. Kami sangat senang dia kini telah aman," tambahnya.

Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe, telah menghubungi Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad al-Thani untuk menyampaikan terima kasih atas bantuan yang diberikan kedua negara tersebut dalam pembebasan Yasuda.

Pejabat kedutaan Jepang di Turki juga telah mengunjungi Yasuda yang saat ini berada di pusat imigrasi di Antakya. Dia diharapkan untuk segera kembali ke Jepang usai menjalani pemeriksaan kesehatan.

"Saya telah ditahan di Suriah selama 40 bulan, dan sekarang saya berada di Turki," kata Yasuda dalam sebuah video yang direkam di pusat imigrasi dan telah disiarkan oleh stasiun televisi NHK. Yasuda tampak mengenakan kaus hitam dan berjanggut panjang. Dia tampak sehat dan dapat berbicara dengan jelas.

Kabar dibebaskannya jurnalis itu disambut haru oleh pihak keluarga, termasuk istrinya, Myu. "Terima kasih sudah berdoa dan mengambil tindakan untuknya," kata Myu sambil menangis.

Yasuda diduga telah ditangkap oleh kelompok yang sebelumnya dikenal dengan Front Al-Nusra, yang berafiliasi dengan Al-Qaeda, di Suriah utara.

Namun Hayat Tahrir al-Sham (HTS), yang dipimpin oleh bekas jaringan Al-Qaeda di Suriah, membantah terlibat dalam penculikan tersebut. Sebelumnya pada Agustus lalu, sebuah video yang menampilkan sosok Yasuda bersama seorang warga Italia, bernama Alessandro Sandrini dirilis oleh kelompok militan.

Dalam video tersebut keduanya memohon untuk dibebaskan. Sebuah sumber mengatakan, Yasuda dibebaskan setelah pemerintah Jepang membayar tebusan.

Namun hal itu dibantah oleh juru bicara utama pemerintah Jepang. "Hal semacam itu tidak pernah terjadi," kata Yoshihide Suga kepada wartawan. (*)

Artikel ini sudah tayang di kompas.com dengan judul Kelompok Militan Suriah Diyakini Bebaskan Jurnalis Jepang https://internasional.kompas.com/read/2018/10/24/12195781/kelompok-militan-suriah-diyakini-bebaskan-jurnalis-jepang

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved