Lion Air JT610 Jatuh
Direktur Teknik dan Teknisi yang Tangani Pesawat Lion Air JT610 Dicopot Menhub
Akibat persitiwa kecelakaan pesawat Lion Air JT 610 tersebut, Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengambil tindakan tegas.
Direktur Teknik dan Teknisi yang Tangani Pesawat Lion Air JT-160 Dicopot Menhub
TRIBUNKALTIM.CO - Pesawat Lion Air JT 610 jatuh di perairan Tanjung Karawang pada Senin (29/10/2018).
Akibat persitiwa kecelakaan pesawat Lion Air JT 610 tersebut, Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengambil tindakan tegas.
Usai insiden kecelakaan pesawat Lion Air JT 610, Menhub menyatakan mecopot direktur teknik Lion Air.
Hal ini seperti dikutip GridHot.ID dari Antaranews.
Menhub Budi Karya Sumadi mengatakan telah mencopot Direktur Teknik dan sejumlah teknisi Lion Air saat menangani penerbangan pesawat JT 610 rute Jakarta-Pangkalpinang yang mengalami kecelakaan.
"Hari ini kita bebas tugaskan dari jabatan dan tugas-tugasnya.
Baca: Black Box Lion Air JT610 Tak Kunjung Ditemukan, Pengamat Penerbangan Pertanyakan Fungsi ELT
Perangkat-perangkat teknik yang waktu itu merekomendasikan penerbangan itu juga dibebastugaskan," kata Menhub Rabu (31/10/2018) di Kemayoran Jakarta, seperti dikutip dari Antaranews.
Dikatakan Menhub, alasan pencopotan dan pembebeastugasan direktur dan personil teknik lainnya disebabkan terjadinya kecelakaan pesawat Lion Air pada Senin (29/10/2018).
Sebelumnya, Mantan Pilot senior, Stephanus G.S memberikan analisisnya di acara Indonesia Lawyers Club pada Selasa malam (30/10/2018).
Baca: Badan Utama Pesawat Lion Air JT-160 Sudah Terdeteksi, Tubuh Korban Diduga Masih Terjebak di Dalam
Dalam tayangan tersebut, Stephanus mengatakan bahwa pesawat baru yang digunakan Lion Air JT 610 menggunakan sistem komputerisasi.
Dari peristiwa jatuhnya pesawat Lion Air JT 610, Stephanus menarik beberapa kesimpulan.
Sebelumnya Stephanus mengatakan bahwa kecelakaan pesawat tak bisa dihindari.
Berdasarkan penuturan Stephanus, era komputerisasi pesawat terjadi sejak tahun 1960-an.
Dengan sistem komputerisasi ini tugas pilot diserahkan ke komputer agar bisa mengurangi kecelakaan.
Kendati demikian, sistem ini tidak mengurangi kecelakaan.
Baca: Sampaikan Duka Cita untuk Korban JT-610, Adelia Pasha Bagi Pengalaman saat jadi Pramugari Lion Air
Stephanus mengatakan bahwa sistem komputerisasi justru membuat pilot bingung.
"Justru komputer itu buat bingung pilot. Kenapa? si pilot pasti jam terbangnya juga baru di pesawat itu dan pengenalan terhadap instrumen juga baru. Bisa dibayangkan dengan pengalaman yang baru, menghadapi masalah. Tetapi harus berbuat sesuatu kan," sambungnya.
Pilot senior, Stephanus tersebut menerangkan bahwa kecepatan Lion Air JT 610 mencapai 400 km/jam.
Kecepatan tersebut tidaklah normal, dimana sesegera mungkin harus segera diatasi.
"Kemungkinan besar ada semacam kayak error di penerbangan pagi itu. Mungkin ada awareness pilot. Kalau di Air Asia, terbukti ada sesuatu yang miss yang disebut kru koordinasi," paparnya.
Meski kita hidup di era digital, menurut Stephanus penerbangan manual dinilai lebih aman.
Karnil Ilyas yang memandu acara tersebut juga memberikan data catatan penerbangan Lion Air JT 610.
Dari data catatan tersebut Stephanus mengatakan bahwa kondisi kokpit semrawut.(*)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Menhub Copot Direktur Teknik dan Teknisi yang Tangani Penerbangan Pesawat Lion Air JT 610, http://www.tribunnews.com/nasional/2018/10/31/menhub-copot-direktur-teknik-dan-teknisi-yang-tangani-penerbangan-pesawat-lion-air-jt-610.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kaltim/foto/bank/originals/petugas-saat-mengumpulkan-serpihan-pesawat-lion-air-jt610_20181030_104614.jpg)