Pilpres 2019

Jokowi dan Prabowo Sama-sama Gandeng Orang Kuat di Nahdlatul Ulama

Hendri menilai, Prabowo-Sandiaga seolah ingin membuktikan bahwa mereka juga bisa mendapat dukungan dari santri dan NU.

Grafis Tribunwow/Kurnia Aji Setyawan
Jokowi-Ma'ruf Amin dan Prabowo-Sandiaga Uno, Pasangan capres dan cawapres pada Pilpres 2019 

Ia ingin mematahkan anggapan itu.

"Salah satu poin utama mengapa saya membantu, bahwa di akar rumput terutama di Jawa Timur, yang saya lihat bahwa kontestasi antara Pak Prabowo dan Pak Jokowi ditarik menjadi kontestasi antara NU dan bukan NU," ujar Gus Irfan.

"Karena itu, saya hadir di sini, untuk menjawab, bukan seperti itu. Mungkin memang lebih banyak NU di kubu Pak Jokowi, tapi banyak juga NU yang di kubunya Pak Prabowo," kata dia.

Sementara itu, calon wakil presiden nomor urut 2, Sandiaga Uno, mengatakan, beberapa bulan terakhir ia sering mendapatkan pertanyaan tentang program ekonomi keumatan di pesantren.

Penunjukan Gus Irfan salah satunya untuk membantu menyampaikan serta mewujudkan program ekonomi keumatan di kalangan pesantren Nahdliyin atau warga NU.

"Gus Irfan akan membantu kinerja kami ke depan untuk mewujudkan program Indonesia adil makmur secara spesifik di lingkungan pesantren Nahdliyin dan kita juga ingin beliau mengisi tambahan topik yang bisa kita cover untuk memperkuat platform dari Prabowo-Sandi," ujar Sandiaga.

Selamat dari Kecelakaan Lion Air di Solo 2004, Saksi Hidup Kisahkan Detik-detik Badan Pesawat Patah

Pimpinan tertinggi

Munculnya orang kuat NU yang memperkuat Prabowo-Sandiaga mengundang tim Jokowi-Ma'ruf ikut angkat suara.

Menurut mereka, ada perbedaan mendasar dalam memposisikan tokoh NU di kubu Jokowi-Ma'ruf.

Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf, Arsul Sani, mengatakan, pihaknya tak sekadar menjadikan tokoh NU sebagai juru bicara, melainkan cawapres.

"Di kami ini orang NU-nya pimpinan tertinggi Rais Aam NU loh. Pemimpin tertinggi NU kami jadikan cawapres, bukan sekadar anggota juru bicara," ujar Arsul.

Arsul yakin tak banyak dukungan warga NU yang berhasil diraih Prabowo-Sandiaga.

"Yang tampil itu orang tertinggi NU, Rais Aam NU. Dari sisi psikologis politik warga NU, Pilpres 2019 itu pertaruhan gengsi politiknya orang NU," kata Arsul.

Arsul mengklaim, jika bicara soal darah biru NU, Jokowi-Ma'ruf punya Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa Muhaimin Iskandar dan Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan Romahurmuziy.

Arsul mengatakan keduanya adalah cicit dari pendiri NU juga yaitu KH Wahab Hasbullah.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved