Ikut Layanan Hapus Tato, Peserta: ''Lebih Sakit Bikinnya''
oadshow Hapus Tato dari Islamic Medical Service (IMS) diadakan di Masjid Istiqomah pada Minggu (18/11/2018)
Laporan Wartawan Tribunkaltim.co, Andrias Hillbert Lapian
TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Roadshow Hapus Tato dari Islamic Medical Service (IMS) diadakan di Masjid Istiqomah pada Minggu (18/11/2018), dengan jumlah peserta 100 orang.
Setelah tertunda karena mobil yang membawa alat dari Jakarta terlambat datang, kali ini kegiatan dilakukan mulai pagi pukul 09.00 Wita.
Roadshow tidak saja digelar di Masjid Istiqomah, namun juga di tempat lain sekitar Balikpapan hingga Senin (19/11/2018).
Mukhotib, Penanggungjawab Roadshow Hapus Tato ini mengaku bahwa tim nya sudah melayani lebih dari 1.000 orang di seluruh Indonesia.
Berawal dari Jakarta, sudah lebih dari setahun mereka berkeliling untuk melayani orang yang hijrah. Ke Kota Balikpapan adalah yang terjauh saat ini.
Baca juga:
Banding Dikabulkan, Persib Bandung Berhak Gelar Laga Kandang dengan Dukungan Penonton
SBY Soroti Koalisi dan ''Superstar'', Begini Tanggapan Fahri Hamzah
4 Hotel Ternama Minta Maaf Setelah Beredar Video Pegawainya Lakukan Aktivitas Tak Higienis
Ditundukkan Barito Putera, Ini Kata Pelatih Mitra Kukar
KPU RI Masih Enggan Tindaklanjuti Pencalonan OSO di DPD, Ini Alasan Utamanya
Ia menjelaskan bahwa penghapusan tato ini menggunakan teknik laser. Ia pun menjamin bahwa teknik ini adalah yang teraman.
Pasalnya ia mengakui ada cara lain yang lebih tradisional yaitu penggunaan setrika atau alat pemanas. Hanya saja teknik tersebut dapat meninggalkan bekas luka dan rasa sakit yang luar biasa.
“Penggunaan setrika itu cukup efektif menurut saya secara pribadi kalau hapus tato. Tapi ada resiko yang besar seperti luka kulit ekstrim, pulih kembali dua sampai tiga bulan, selain itu ada keloid juga, kalau buat perempuan masalah ini,” jelasnya.
Saat wawancara berlangsung, ada peserta yang sedang dihapus tatonya. Yudi menghapus tatonya yang terletak di kaki.
Ia mengatakan bahwa dirinya sudah berniat untuk menghapus tatonya walaupun harus menahan sakit.
“Sakitnya tidak seberapa kok, lebih sakit saat buatnya malah. Kalau saya memang sudah niat dari awal untuk hapus makanya kalau sakit saya tahan,” jelasnya sambil melihat ke arah kakinya yang sedang dilaser.
Berbeda dengan Yudi, pria yang tidak ingin disebutkan namanya mengaku bahwa dirinya merasakan sakit saat tato di pergelangan tangannya dihapus.
Ia menghapus tato tersebut ditemani sang ibu yang sudah senang dengan niat anaknya.
“Hapus tato di tangan saya. Rasanya sakit sih, makanya cuma sesuai SOP saja, tidak semua. Karena takut pingsan, jadi tidak boleh semuanya,” ucapnya. (*)