Perang Dagang AS-Cina, Adakah Pengaruhnya dengan Black Friday?
Harga murah yang ditawarkan dalam Black Friday sebagai festival belanja Amerika Serikat dikhawatirkan bakal terpengaruh oleh perang dagang.
China telah membalas dengan tarif 110 miliar dollar AS dalam produk AS dan kemungkinan akan merespons dengan lebih banyak jika AS melanjutkan kenaikan pada bulan Januari.
Dituding Penyebab Gisella Anastasia Gugat Cerai Gading Marten, Instagram Icha Gwen Diserang Netizen
Mitra Kukar Vs PS Tira - Tanding Hari Ini, Naga Mekes Akan Berjuang Habis-habisan Jauhi Zona Merah
Bisnis dan pembuat undang-undang AS di kedua sisi lorong sepakat bahwa masalah perdagangan China harus ditangani , tetapi tidak semua orang percaya bahwa sanksi tarif adalah cara yang benar.
Beberapa produsen dan pengecer mengatakan bahwa hal itu dapat menyebabkan hilangnya pekerjaan dan harga yang lebih tinggi bagi konsumen.
Donald Trump juga sempat menyarankan, ia dapat bergerak dengan memaksakan putaran tarif lain pada tambahan 267 milyar dollar AS barang jika tidak ada kesepakatan yang bisa dicapai, secara efektif mencakup semua ekspor China ke AS.
Langkah itu akan membebani lebih banyak barang konsumsi yang berasal dari China, termasuk televisi, jam tangan Apple, Pod Udara, dan Fitbits.
Sejauh ini, jumlah yang relatif kecil barang-barang pakaian dari China telah terpukul karena tarif, tetapi tahap baru nanti akan menjadi semakin signifikan.
Secara total, Amerika Serikat menerima 41 persen impor pakaiannya dari China, 80 persen aksesori, dan 73 persen alas kaki.
"Hampir terjadi tahun ini dan munkin tahun depan adalah dua dunia yang berbeda," kata Rick. (Kompas.com/Putri Syifa Nurfadilah)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Black Friday di Tengah Ancaman Perang Dagang"