Sopir di Balikpapan Kesal Habiskan Waktu 2 Jam Lebih untuk Antre BBM
Antrean panjang angkutan kota dan kendaraan roda 4 pribadi masih terlihat di beberapa Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU).
TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Antrean panjang angkutan kota dan kendaraan roda 4 pribadi masih terlihat di beberapa Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU). Tepatnya di SPBU Karang Jawa, SPBU Kebun Sayur, dan SPBU Gunung Guntur pada pukul 14.00 Wita.
Antrean ini didominasi oleh angkutan kota. Namun juga ada antrean yang didominasi oleh truk-truk yang memang sudah sering mengular menunggu bahan bakar minyak (BBM) khusus untuk mobil besar.
Di SPBU Karang Jawa, para sopir angkot terbiasa menghabiskan 15 liter per hari. Namun saat ini waktu mereka tersita untuk mengantre. Pasalnya, antrean ini diakui lebih dari 2 jam dan setiap hari harus mereka lakukan. "
Saya dari buka itu jam 1 siang sampai sekarang sampai sini (jam 3 sore), ini tiap hari, kalo ditanya jengkel yaa apa lagi," jelas Vijri salah satu sopir angkot.
Beberapa sopir angkot juga mengakui fenomena ini.
Berbeda dengan Karang Jawa dan Gunung Guntur, SPBU Kebun Sayur punya cerita sendiri. Sopir-sopir truk memarkirkan kendaraannya untuk memastikan mereka mendapatkan BBM. Bahkan mereka meninggalkan kendaraan besarnya di bahu jalan agar antrean mereka tak diambil sopir
lainnya. "Kita sengaja sudah antre disini, kalau malam gak dapat tempat, kalau pun dapat sampai pom sudah habis solarnya," jelas Iman salah satu sopir truk.
Mereka juga mengeluhkan pengisian BBM pada SPBU hanya sedikit, sehingga saat giliran mereka tiba, sudah habis lantaran truk yang lebih besar menghabiskan sebagian besar stok BBM di SPBU. "Kadang-kadang juga sampai pagi nginap buat dapat BBM, sering habis disini, ada kuotanya untuk truk dan untuk angkot-angkot itu antreannya," tambah Iman.
Kelangkaan ini membuat para sopir ini menghabiskan waktu di sekitar SPBU. Mereka enggan mengisi di eceran karena harga yang lebih mahal.
Meski di sejumlah SPBU masih terlihat antrean mengular, namun PT Pertamina (Persero) mengaku tidak mengurangi kuota BBM di masing-masing SPBU khususnya jenis solar. Seperti diberitakan Tribun Kaltim sebelumnya, Region Manager Comm. & CSR Pertamina Kalimantan Yudi Nugraha, mengatakan, pihaknya bersama-sama dengan Muspida Balikpapan, Dinas Perhubungan Kota Balikpapan, aparat keamanan dan perwakilan asosiasi pengusaha kendaraan logistik telah melakukan diskusi guna mencari jalan keluar atas permasalahan ini pada Jumat (9/11/2018) lalu.
Berdasarkan hasil pertemuan tersebut, Pertamina menyanggupi penambahan alih pasokan Solar yang semula hanya di SPBU KM 14 ditambah dengan SPBU No. 6476105 Kebun Sayur. Selain itu, disepakati pula penambahan jam operasional SPBU Kebun Sayur menjadi 24 jam dengan penyaluran solar difokuskan setelah pukul 22.00 WITA sebagai upaya untuk meminimalisasi adanya antrean panjang kendaraan besar.
“SPBU Kebun Sayur mulai menambah jam operasional sejak 12 November. Berdasarkan pemantauan tim di lapangan, penjualan produk Solar biasanya berhenti sekitar pukul 03.00 Wita. Tak jarang pasokan yang kami siapkan masih tersisa hingga 1 KL dikarenakan sudah tidak ada pembelian. Hal ini menunjukan bahwa sebenarnya pasokannya ya cukup-cukup saja,” kata Yudi.
Ia menjelaskan, hingga awal November 2018 sesungguhnya penyaluran BBM jenis solar telah melampaui kuota yang ditetapkan pemerintah hingga 9,61 %. Di Kota Balikpapan, penyaluran bahkan telah melampaui kuota hingga 11,3 % dengan catatan rata-rata konsumsi harian sejumlah 85 KL per hari.(*)