Mengintip Metode Belajar di SLB Tunas Bangsa Balikpapan, Ada 20 Macam Pilihan Keterampilan

Hari Guru baru saja lewat. Tetapi keseharian sebagai pendidik tidak terlewat begitu saja di Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Tunas Bangsa, Balikpapan.

Tribun Kaltim/Rachmad Sujono
Salah satu murid di SLB Tunas Bangsa yang ikut kelas keterampilan 

Laporan wartawan tribunkaltim.co, Christine

TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN -  Hari Guru baru saja lewat. Tetapi keseharian sebagai pendidik tidak terlewat begitu saja di Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Tunas Bangsa, Balikpapan.

Ketika dikunjungi tribunkaltim.co pada Rabu (28/11) pagi, kegiatan belajar mengajar berjalan sebagai mana biasa.

Sejumlah guru mengajar di ruang kelas yang terdiri dari empat hingga sepuluh anak didik. Jumlah ini dinilai cukup banyak, karena setiap anggota belajar harus mendapat perhatian lebih dari sang guru.

Di depan sebuah kelas, seorang anak tampak berjongkok dengan canting (alat membatik) di tangan, sedang sehelai kain dibentangkan di sandaran kursi.

Dia mulai menggambar menggunakan canting yang sudah dicelup ke dalam malam (lilin) yang sudah dicairkan. Di dalam kelas, sejumlah anak lain tampak sibuk menyulam.

Baca: Ajari Siswa Hidup Mandiri, SLB Tunas Bangsa Gelar Kemah di Sekolah

Ini adalah kelas keterampilan di SLB Tunas Bangsa. Semua anak tadi, adalah anak-anak berkebutuhan khusus yang sedang ikut dalam kelas keterampilan di bawah bimbingan Desia Arijanti.

Dia menuturkan, terdapat dua puluh macam keterampilan pilihan yang diajarkan oleh pihaknya, antara lain tata boga, tata busana, kecantikan, batik, otomotif, pertanian dan lain-lain.

"Sebetulnya semua anak wajib mengikuti kelas keterampilan ini, kurikulumnya adalah semua anak SMP hingga SMA boleh ikut, mereka yang bisa dan yang mampu dipersilakan untuk ikut," tuturnya.

Desia mengatakan, sebagai pendidik di sebuah sekolah luar biasa, dirinya harus telaten dalam mendidik para murid, dan dia menikmati perannya sebagai pendidik.

"Saya senang kalau anak-anak ini bisa, meskipun waktu yang yang dibutuhkan lama, tidak segampang kita mengajari anak-anak yang normal" ungkapnya.

Baca: Dilatih Membuat Panganan Tradisional, Guru SLB: Anak Didik Kami Lebih Fokus Saat Bikin Kue

"Tekniknya juga berbeda," lanjutnya. "Sama seperti saya mengajari menjahit, ada istilah seperempat lingkar pinggang misalnya. Nah, kalau pakai rumus matematika dia akan bingung, maka cara saya adalah dengan meteran, diukur pinggangnya dan nanti dilipat bagi empat. Nanti dia akan paham. Jadi memang teknik mengajar itu penting," jelasnya.

Dia melanjutkan, hal lain yang dibutuhkan guru sepertinya adalah kesabaran. Karena pelajarannya harus diberikan berulang-ulang hingga anak didik paham.

Wanita yang sudah menjadi guru sejak tahun 1991 ini mengatakan, kendati memerlukan ketelatenan serta kesabaran ekstra, gaji yang didapat tetap setara dengan gaji guru-guru pada umumnya.

Sebelum mengajar di SLB, Desia adalah guru keterampilan untuk SMK. Tetapi, pengalamannya di SLB baginya lebih mengesankan dan menyenangkan.

Halaman
12
Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved