2019 Diperkirakan Jadi Tahun Terpanas dalam Sejarah Manusia, Ini Dampaknya

Tahun-tahun terpanas di Bumi telah terjadi dalam empat tahun terakhir, yaitu 2015-2018.

Editor: Doan Pardede
TRIBUN BALI/I NYOMAN MAHAYASA
Seorang pedagang tengah melintas di Pantai Sanur di tengah cuaca panas yang terjadi di semua wilayah Bali, Senin (16/4/2018). Hal ini disebabkan gerak semu matahari pada bulan Maret-April posisi matahari sekitar equator, sehingga akumulasi panas masih tinggi. 

Sebab, orang-orang harus berada di rumah selama beberapa hari karena terlalu berisiko jika beraktivitas di luar ruangan.

Sebanyak 153 jam kerja musnah akibat gelombang panas tahun ini.

La Nina, kebalikan dari El Nino, membentuk siklus alam yang dapat berlangsung selama berbulan-bulan hingga tiga tahun. Ketika itu terjadi, pola cuaca di seluruh duni akan terpengaruh.

Menimbulkan berbagai dampak pada hasil panen, kelaparan, risiko kebakaran, pemutihan karang, dan cuaca ekstrem.

Peneliti mengatakan, dampak dari El Nino maupun La Nina saat ini, lebih parah dari 20 tahun sebelumnya akibat suhu yang menghangat.

Ketika El Nino membawa hujan dan suhu yang lebih dingin di selatan AS, itu akan membawa panas dan kekeringan di Australia, serta musim salju yang kering di tenggara Afrika dan utara Brasil.

Menurut Stevenson, peristiwa El Nino akan menyebabkan kondisi dingin dan basah di AS, berisiko banjir. Sementara itu, La Nina akan meningkatkan bahaya kebakaran dan kekeringan.

Artikel ini pernah tayang di National Geographic Indonesia dengan judul: 2019 Akan Menjadi Tahun Terpanas dalam Sejarah Manusia, Ini Dampaknya

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved