Kebakaran di Samarinda
Data dan Fakta Kebakaran 7 Korban Tewas di Kecamatan Sungai Kunjang Samarinda
Akibat kejadian itu, satu bangunan rumah ludes terbakar, beserta penghuni rumah yang juga tewas terpanggang.
Penulis: Christoper Desmawangga |
"Saat kejadian, memang sedang tidur semua, lalu saya dengar orang teriak-teriak, ternyata di samping rumah sudah besar api," ucap Soni Widyagara (32), Selasa (18/12/2018).
Saat itu dirinya mengira penghuni rumah telah meninggalkan rumah, namun betapa terkejutnya dia mengetahui korban masih di dalam rumah saat kejadian itu.
"Ia, kaget mengetahui korban tewas terbakar. Ibu RT (Sri Rahayu Panjaitan) dan keluarganya baik, ramah, sudah kami anggap keluarga, sering juga main ke rumah," ucapnya.
Sementara itu, Anissa (32) warga lainnya menjelaskan, terakhir kali dirinya bertemu dengan Sri Rahayu Panjaitan, pada Senin (17/12/2018) pagi kemarin, saat itu korban menegur dirinya, sambil berlalu meninggalkanya dengan menggunakan sepeda motor.
"Sempat negur saat pagi kemarin, itu saja. Beliau orang yang sangat baik, kalau berurusan keperluan surat pengantar, cepat selesainya. Ibu RT itu orangnya ramai," jelasnya.
Sementara itu, hingga saat ini kepolisian masih melakukan penyelidikan terhadap penyebab utama membesarnya api.
Dan, hingga pukul 09.30 Wita, warga masih memadati sekitar lokasi kejadian. Sementara itu, jenazah korban masih berada di RSUD AW Syahranie guna menjalani visum.
Pasalnya, tujuh orang keluarganya tewas seketika di rumah yang terdiri dari tiga kamar tersebut, tanpa sempat diselamatkan oleh warga maupun petugas.
Titik Penemuan Korban Tewas Terbakar, Dua dari Tujuh Korban Ditemukan Berpelukan
Di sekitar lokasi kejadian, warga sekitar langsung berinisiatif membuka posko kebakaran, sedangkan warga lainnya bahu mambahu membangun tenda, serta mempersiapkan kelengkapan jenazah, guna proses pemakaman.
Aminuddin Panjaitan (42), adik dari Ernawati Panjaitan (korban) dan kakak dari Sri Rahayu Panjaitan (korban) menceritakan mengenai hari-hari terakhir dua saudaranya itu, sebelum didapatkan tewas terbakar.
Aminuddin menjelaskan, Sabtu (15/12/2018) malam lalu keluarga besarnya sempat berkumpul bersama guna merayakan ulang tahun Muhammad Rafli (korban) yang ke-12.
M Rafli merupakan anak kedua dari pasangan Andi Ibrahim Bayu dan Sri Rahayu Panjaitan yang juga korban tewas terbakar.
Saat itu, keluarga besarnya merayakan ulang tahun Rafli secara sederhana dengan mamanjatkan doa untuk keselamatan, serta kesuksesan Rafli ke depan.
"Baru saja kumpul-kumpul keluarga, merayakan ulang tahun keponakan (Rafli). Kita berdoa dan makan-makan seperti biasa," jelasnya, Selasa (18/12/2018).
Lanjut dia menjelaskan, disela perayaan ulang tahun itu, Sri Rahayu Panjaitan sempat berkata, sambil menasehati anak, serta keponakan yang datang, agar banyak-banyak datang ke majelis taklim, menghadiri ceramah agama.