Skandal Pengaturan Skor
Mantan GM PSIS: Analisis terhadap Perilaku Pemain Bisa Jadi Pembuktian Keterlibatan Pengaturan Skor
Ferdinand Hindiarto menyebut bahwa penuntasan kasus pengaturan skor sebenarnya dapat ditangani dengan mudah.
5 Wasit ASEAN Bakal Jadi Pengadil di Gelaran Piala AFC 2019, Tidak Ada Wakil Indonesia
"Pasti ada konflik kepentingan. Lalu saya membayangkan kalau Liverpool tidak pernah ada urusan sama FA. Pemilik Arsenal juga tak pernah jadi pengurus FA. Jadi ya penak. Maka ketika FIGC mendengar ada suap skor, ya, kena Juventus. Karena Juventus menerima ketika terbukti, selesai," jelasnya.
Ferdinand yang juga seorang psikolog olahraga, menyebutkan bahwa ekspresi dan perilaku pemain selama 90 menit lapangan dapat dianalisis.
"Ekspresi wajah dan perilaku pemain selama 90 menit apa dibuat-buat? Jadi kaca mata orang psikologi yang belajar perilaku ya sangat mudah sebenarnya,' kata Ferdinand.
Pemain yang terlibat pengaturan skor dipastikan akan membantah melalui kata-kata.
Namun, menurutnya, perilaku pemain tidak dapat berbohong.
"Jadi saya tidak menggunakan kata-kata atau verbal untuk membuktikannya. Kata-kata yang keluar dari mulut pemain, pasti membantah. Tapi kalau dari perilaku, analisis dari video saja bisa," tutur Ferdinand.
Ferdinand bahkan mengaku pernah memecat pemain berdasarkan analisis perilaku yang dilihatnya melalui tayangan video.
Baca juga:
Manajer PSS Sleman Beberkan Kerugian yang Bakal Dialami Klub Jika Liga 1 2019 Bergulir Usai Pilpres
Kini Bernapas Lega Pasca Operasi, Begini Kronologi Peluit Kecil Bisa Bersarang di Tubuh Bocah Asep
5 Wasit ASEAN Bakal Jadi Pengadil di Gelaran Piala AFC 2019, Tidak Ada Wakil Indonesia
Tak Lagi Nakhodai Timnas U-16 Indonesia, Fakhri Husaini: Jangan Biarkan Profesi Dirusak!
Sempat Dilarang Terlibat Persepakbolaan RI Seumur Hidup, Bambang Suryo Dipanggil Komdis PSSI
"Pengalaman saya, dulu waktu jadi GM pernah memecat pemain senior yang saya sangat yakin terlibat pengaturan skor," ujarnya.