Skandal Pengaturan Skor

Mantan GM PSIS: Analisis terhadap Perilaku Pemain Bisa Jadi Pembuktian Keterlibatan Pengaturan Skor

Ferdinand Hindiarto menyebut bahwa penuntasan kasus pengaturan skor sebenarnya dapat ditangani dengan mudah.

Instagram.com/ferdinandhindiarto
Mantan General Manajer PSIS Semarang, Ferdinand Hindiarto 

TRIBUNKALTIM.CO - Mantan General Manajer PSIS Semarang, Ferdinand Hindiarto angkat bicara terkait skandal pengaturan skor di sepak bola Indonesia.

Ferdinand Hindiarto menyebut bahwa penuntasan kasus pengaturan skor sebenarnya dapat ditangani dengan mudah.

Dilansir TribunWow.com dari Tribun Jateng, Minggu (23/12/2018), mudah atau tidaknya penuntasan kasus tersebut bergantung dari federasi sepak bola tanah air.

"Federasi tidak punya keinginan yang kuat untuk membereskan ini. Kalau Federasi memiliki keinginan yang kuat, saya yakin sangat mudah," jelas Ferdinand pada TribunJateng.com.

"Entah kalau federasi memiliki keinginan kuat, tunjukkan saja kerja sama dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Polri, oke, pasti. Cuma keinginan itu ada atau tidak, saya tidak tahu," kata Ferdinand.

Baca juga:

 

 

Pendapat Ferdinand itu berkaca dari kasus pengaturan skor yang melibatkan klub raksasa asal Italia, Juventus, pada 2005 lalu

Atas kasus itu, Juventus dihukum oleh federasi klub sepak bola Italia untuk turun ke kasta B Liga Italia.

Tak hanya itu, gelar Juventus juga dicabut akibat kasus pengaturan skor tersebut.

Menurut Ferdinand, alasan federasi saat ini terlihat tidak tegas dalam menindak kasus pengaturan skor, lantaran adanya kepentingan lain di luar memajukan sepak bola oleh anggota-anggota federasi.

Baca juga:

Kapten Arsenal Mesut Oezil Sampaikan Duka untuk Korban Tsunami Banten dalam Bahasa Indonesia

Mantan GM PSIS: Analisis terhadap Perilaku Pemain Bisa Jadi Pembuktian Keterlibatan Pengaturan Skor

Chelsea Kian Tertinggal di Papan Klasemen, Maurizio Sarri Kibarkan Bendera Putih?

Gara-gara Insiden dengan Mohamed Salah, Sergio Ramos Dapat Ejekan di Uni Emirat Arab

Manajer PSS Sleman Beberkan Kerugian yang Bakal Dialami Klub Jika Liga 1 2019 Bergulir Usai Pilpres

5 Wasit ASEAN Bakal Jadi Pengadil di Gelaran Piala AFC 2019, Tidak Ada Wakil Indonesia

"Pasti ada konflik kepentingan. Lalu saya membayangkan kalau Liverpool tidak pernah ada urusan sama FA. Pemilik Arsenal juga tak pernah jadi pengurus FA. Jadi ya penak. Maka ketika FIGC mendengar ada suap skor, ya, kena Juventus. Karena Juventus menerima ketika terbukti, selesai," jelasnya.

Ferdinand yang juga seorang psikolog olahraga, menyebutkan bahwa ekspresi dan perilaku pemain selama 90 menit lapangan dapat dianalisis.

"Ekspresi wajah dan perilaku pemain selama 90 menit apa dibuat-buat? Jadi kaca mata orang psikologi yang belajar perilaku ya sangat mudah sebenarnya,' kata Ferdinand.

Pemain yang terlibat pengaturan skor dipastikan akan membantah melalui kata-kata.

Namun, menurutnya, perilaku pemain tidak dapat berbohong.

"Jadi saya tidak menggunakan kata-kata atau verbal untuk membuktikannya. Kata-kata yang keluar dari mulut pemain, pasti membantah. Tapi kalau dari perilaku, analisis dari video saja bisa," tutur Ferdinand.

Ferdinand bahkan mengaku pernah memecat pemain berdasarkan analisis perilaku yang dilihatnya melalui tayangan video.

Baca juga:

Manajer PSS Sleman Beberkan Kerugian yang Bakal Dialami Klub Jika Liga 1 2019 Bergulir Usai Pilpres

Kini Bernapas Lega Pasca Operasi, Begini Kronologi Peluit Kecil Bisa Bersarang di Tubuh Bocah Asep

5 Wasit ASEAN Bakal Jadi Pengadil di Gelaran Piala AFC 2019, Tidak Ada Wakil Indonesia

Tak Lagi Nakhodai Timnas U-16 Indonesia, Fakhri Husaini: Jangan Biarkan Profesi Dirusak!

Sempat Dilarang Terlibat Persepakbolaan RI Seumur Hidup, Bambang Suryo Dipanggil Komdis PSSI

"Pengalaman saya, dulu waktu jadi GM pernah memecat pemain senior yang saya sangat yakin terlibat pengaturan skor," ujarnya.

"Meski saya tidak bisa membuktikan langsung melalui pembuktian formal, begitu ya, tapi waktu itu saya bisa mengambil keputusan karena feeling saya kala itu ada."

"Waktu itu keputusan saya ambil dari analisis perilaku. Selama ini dalam latihan, di pertandingan-pertandingan sebelumnya, tidak pernah seperti itu. Tiba-tiba kok terjadi perubahan perilaku. Lha kata kuncinya adalah ada perubahan perilaku di lapangan," tutur Ferdinand.

Skandal pengaturan skor di Indonesia saat ini memang tengah ramai dibicarakan.

Sebelumnya, Ketua PSSI, Edy Rahmayadi berkata akan menindak tegas pelaku pengaturan skor di dunia sepak bola Indonesia.

Hal itu diketahui melalui tayangan 'Mata Najwa' edisi PSSI Bisa Apa Jilid 2, Rabu (19/12/2018).

Edy mengungkapkan, akan membentuk tim khusus untuk bertugas mengawasi jalannya setiap pertandingan sepak bola.

"Untuk sisa permainan kita akan melakukan secara manual, kita bentuk kelompok-kelompok orang untuk melakukan pengawasan khusus," papar Edy.

"Tetapi untuk berikutnya kita akan buatkan tim independen, bahkan saya akan memanggil pihak luar," tambahya.

Tim Independen tersebut akan bertugas antara lain, mengatur wasit, mengawasi pemain, serta memberdayakan suatu klub agar memiliki keinginan untuk menang bukan menambah kekayaan.

Dikuitip dari BolaSport.com, kerja satgas itu akan dimulai dengan keterangan para mantan pelaku dan korban pengaturan skor.

Tito menuturkan akan mengendalikan sendiri tim satgas tersebut dengan cara memerintahkan polisi berpangkat bintang satu dan dua untuk menjadi anggota penyelidik.

(TribunWow.com/Mariah Gipty)

Artikel ini telah tayang di Tribunwow.com dengan judul Mantan GM PSIS: Analisis Perilaku Pemain di Lapangan Bisa Jadi Bukti Keterlibatan Pengaturan Skor, http://wow.tribunnews.com/2018/12/23/mantan-gm-psis-analisis-perilaku-pemain-di-lapangan-bisa-jadi-bukti-keterlibatan-pengaturan-skor?page=all.

Sumber: TribunWow.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved