Mahasiswi Samarinda Dipukul
Pemukul Mahasiswi Samarinda saat Sedang Shalat Mengaku Hanya Butuh Rp15 Ribu untuk Makan
Sebelum memutuskan untuk tidur di masjid Al Istiqomah, pelaku sempat mampir ke Masjid Islamic Center.
Penulis: Christoper Desmawangga |
Pemukul Mahasiswi Samarinda saat Sedang Shalat Mengaku Hanya Butuh Rp15 Ribu untuk Makan
Laporan Wartawan Tribunkaltim.co, Christoper D
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Muhammad Juhairi (45), pelaku pemukulan terhadap seorang mahasiswi yang sedang menjalankan shalat di Masjid Al Istiqomah, Jalan P Antasari, Sungai Kunjang, pada Jumat (28/12/2018) lalu sekitar pukul 14.40 Wita, akhirnya berhasil ditangkap kepolisian.
Ditemui di Mapolresta Samarinda, pelaku mengaku tidak ada niat untuk membunuh korban, kendati pelaku melakukan pemukulan di bagian belakang kepala korban.
Pelaku melakukan pemukulan di bagian belakang kepala korban karena saat itu pelaku masuk dari arah belakang korban, tanpa merencanakan bagian tubuh mana yang akan dipukulkannya dengan menggunakan balok.
Sedangkan balok yang digunakan didapatkannya di samping masjid.
"Saya pukul disitu (bagian belakang kepala) karena dia shalatnya menghadap ke arah depan, sedangkan saya masuk dari belakangnya. Tidak ada saya niat mau membunuh," ucap Muhammad Juhairi, Rabu (2/1/2019).
Dia menjelaskan, dirinya melakukan aksi pemukulan itu karena butuh uang untuk makan. Dirinya pun berniat hanya ingin mengambil uang korban sebesar Rp15 ribu.
"Lapar, tidak punya uang untuk makan. Butuh Rp15 ribu saja, kalaupun dia punya uang jutaan, saya cuman ambil Rp 15 ribu saja, hanya untuk makan, tidak ada yang lain," ungkapnya.
Sebelum memutuskan untuk tidur di masjid Al Istiqomah, pelaku sempat mampir ke Masjid Islamic Center.
Kurang lebih tiga hari pelaku tidur di masjid Al Istiqomah dengan seizin dari pihak pengurus masjid.
Baca juga:
Jadi Kandidat Pelatih Permanen Manchester United Pengganti Jose Mourinho, Ini Profil Marco Rose
Presiden Borneo FC Bakal Kumpulkan Pemain Pertengahan Januari, Ini Agendanya
Bahas Modus Baru Perusakan Hukum, Mahfud MD Soroti soal Panggilan dan Bukti Palsu
Dua Calon Pemain Asing Persija Berasal dari Brasil, Gede: Mereka Dijadwalkan Ikut Berlatih 7 Januari
Unai Emery Beri Bocoran Rencana Arsenal pada Bursa Transfer Musim Dingin
Ini Penjelasan PKS dan Demokrat soal Kontribusi Dana Kampanye untuk Prabowo-Sandi
Selama tidur di masjid Al Istiqomah, pelaku kerap membantu pengurus masjid untuk membersihkan masjid; mulai dari menyapu hingga mengepel, serta menjaga masjid selama kaum masjid dirawat di rumah sakit.
Selama tinggal di masjid, pelaku diberikan makanan, karena pelaku dinilai rajin dan cukup membantu dalam hal kebersihan masjid.
"Di masjid itu saya diberi makan karena saya bantu membersihkan masjid, karena kaumnya sedang sakit, makanya saya ganti sementara," ucap pria mantan pekerja tambang batu bara itu.
Dia mengaku ke Samarinda untuk mencari pekerjaan, karena dirinya baru saja berhenti bekerja di perusahaan tambang batu bara yang terdapat di Sangasanga.
"Mau cari kerja, karena baru berhenti kerja sebulan lalu," jelasnya.
Ditanya alasannya kembali ke Sangasanga pada Rabu (2/1/2019) siang tadi, dirinya mengaku bingung hendak menuju kemana lagi untuk melarikan diri.
"Bingung mau ke mana lagi, makanya pulang saja," ucap pria yang diketahui memiliki delapan anak dari dua istri itu.
Terakhir, dia pun meminta maaf kepada korban atas perbuatannya itu.
"Saya menyesal, saya minta maaf kepada korban atas perbuatan saya itu," tutupnya.
Untuk diketahui, pelaku berhasil ditangkap kepolisian, pada Rabu (2/1/2019) siang tadi sekitar pukul 14.00 Wita, di rumah adiknya, Jalan Teratai, RT 21, Sangasanga, Kutai Kartanegara.
Pelaku sempat berpindah-pindah tempat, di antaranya Sangasanga, Balikpapan, dan Sangatta.
Muhammad Juhairi merupakan pelaku pemukulan terhadap Merissa Ayu Ningrum (20), mahasiswi jurusan Psikologi, Universitas 17 Agustus 1945, yang dipukul menggunakan balok sebanyak dua kali saat korbannya sedang menjalankan ibadah shalat. (*)