Gunung Agung Kembali Erupsi Kamis Malam, Berikut Wilayah yang Terdampak Hujan Abu

Setelah beberapa waktu mereda, Gunung Agung yang terletak di Karangasem Bali kembali bergejolak. Kamis (10/1/2019) malam, sekitar pukul 19.55 Wita

Tribun Bali/Eka Mita Suputra
Gunung Agung dilihat dari Desa Bugbug, Karangasem, Jumat (15/6/2018). 

Gunung Agung Kembali Erupsi Kamis Malam, Berikut Wilayah yang Terdampak Hujan Abu

TRIBUNKALTIM.CO - Setelah beberapa waktu mereda, Gunung Agung yang terletak di Karangasem Bali kembali bergejolak.

Kamis (10/1/2019) malam, sekitar pukul 19.55 Wita, Gunung Agung kembali meletus.

Berdasarkan catatan yang terekam di Pos Pemantauan gunung api Agung di Desa Rendang, erupsi terekam seismograf dengan durasi kurang lebih 4 menit.

Dimana amplitudo maksimum 22 mm. Namun, tinggi kolom abu tidak teramati karena puncak gunung tertutup kabut.

Gunung Agung sendiri masih berada status Level III (Siaga) dengan zona perkiraan bahaya pada radius 4 km dari puncak kawah.

Baik warga, pendaki maupun pengunjung dihimbau tidak beraktifitas dalam zona bahaya tersebut.

Selain itu, masyarakat yang bermukim dan beraktivitas di sekitar aliran-aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung agar mewaspadai potensi ancaman bahaya sekunder.

Bahaya sekunder tersebut berupa aliran lahar hujan yang dapat terjadi terutama pada musim hujan dan jika material erupsi masih terpapar di area puncak.

Area landaan aliran lahar hujan mengikuti aliran-aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung.

PVMBG Beri Penjelasan soal Letusan Gunung Agung, Imbau Warga Waspadai Aliran Lahar Hujan

Aktivitas Gunung Anak Krakatau Masih Berlangsung, Zona Waspada Tsunami Ditetapkan 500 Meter

Wilayah yg Terdampak Hujan Abu

Terlihat abu mengarah ke barat laut setinggi 2.000 meter di atas kawah. Namun, kolom ini tidak begitu jelas terlihat dengan mata telanjang karena saat itu terjadi kabut.

“Erupsi tadi terjadi lagi sekitar 4 menitan. Ketinggian abu tidak teramati oleh pengamat pos karena kabut terhalang kabut," jelas Kepala Subbidang Mitigasi Pemantauan Gunung Api Wilayah Timur PVMBG, Devy Kamil Syahbana saat dikonfirmasi.

"Abu dilihat dari citra satelit BMKG maupun AAC Darwin, menunjukkan arah angin ke barat laut."

"Ketinggian sekitar 5.400 meter dari permukaan laut atau sekitar 2.000 meter dari puncak Gunung Agung,”.

Devy Kamil menyampaikan, lontaran material yang keluar dari erupsi ini berupa kerikil, abu, dan pasir.

Wilayah Barat Laut Gunung Agung yakni seperti wilayah Desa Ban dan Banjar Dukuh yang mengalami hujan abu. Namun dengan intensitas yang masih tipis.

Saat ditanyai mengenai erupsi susulan, Devy menjawab akan terus memantaunya.

"Erupsi susulan kalau terus menerus tendesinya belum ada. Tetapi kita terus monitor 24 jam aktivitas Gunung Agung oleh tim PVMBG. Status masih di Siaga Level III,” jawabnya.

Tendensi erupsi yang lebih besar belum terjadi, dan letusan seperti ini sebelumnya terjadi pada 30 Desember 2018 lalu dengan ketinggian hampir sama seperti erupsi malam ini.

“Kalau ada terjadi indikasi-indikasi bahwa dia aktivitasnya lebih tinggi akan kita evaluasi lagi statusnya. Indikasi ke arah erupsi yang lebih besar itu belum,” ungkap Devy. (*)



Sebagian artikel ini telah tayang di tribun-bali.com dengan judul 4 Menit Erupsi, Gunung Agung Lontarkan Material Kerikil dan Abu, Di Wilayah Ini Terjadi Hujan Abu, http://bali.tribunnews.com/2019/01/10/4-menit-erupsi-gunung-agung-lontarkan-material-kerikil-dan-abu-di-wilayah-ini-terjadi-hujan-abu
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Gunung Agung Kembali Meletus, Tinggi Kolom Abu Tidak Teramati", https://regional.kompas.com/read/2019/01/10/19510321/gunung-agung-kembali-meletus-tinggi-kolom-abu-tidak-teramati
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved