Mengintip Pengelolaan Sampah di TPA Bontang, Penyumbang Poin Terbesar untuk Piala Adipura

Pengelolaan sampah di TPA ini mendapat nilai tinggi, karena dari sampah bisa menghasilkan produk yang bernilai.

Editor: Doan Pardede
TRIBUNKALTIM/ICHWAL SETIAWAN
OLAH SAMPAH — Pemanfaatan TPA Bontang Lestari menghasilkan gas metan mendapat penilaian yang tinggi dari juri Adipura. Tata kelola TPA Bontang menjadi penyumbang poin tertinggi dalam ajang Adipura 2018. 

Mengintip Pengelolaan Sampah di TPA BontangPenyumbang Poin Terbesar untuk Piala Adipura

TRIBUNKALTIM.CO - Tempat pembuangan akhir (TPA) sampah Bontang Lestari menjadi penyumbang poin terbesar dalam penilaian, yang menghantarkan Kota Bontang meraih Piala Adipura tahun 2018.

Pantauan Tribunkaltim.co saat menyambangi TPA Bontang Lestari, Rabu (16/1/2019), deru excavator yang ada di lokasi sudah terdengar dari kejauhan. 

Bucket alat berat ini mengoyak tumpukan sampah yang menggunung di dasar lantai pembuangan.

Kemudian, alat berat lainnya menyisir sampah supaya agar sebarannya merata.

Lokasi pembuangan sampah Bontang Lestari dulunya adalah sebuah jurang seluas 2,5 hektar.

Jurang itu kini diisi berton-ton sampah.

Tumpukan sampah yang menggunung setinggi sekitar 6 meter selanjutnya ditutupi tanah.

Tetapi tak seluruhnya diuruk tanah.

Belum Juga Terpilih, Caleg Partai Nasdem ini Sudah Ganti Status Pekerjaan di e-KTP jadi Anggota DPRD

4 Fakta Hueningkai Member Ketiga TXT, Kelahiran Hawaii dan Masih Berusia 17 Tahun

Masih ada sekitar 2.500 meter persegi  yang terbuka atau 10 persen dari total luas tempat pembuangan.

Kepala UPT TPA Bontang Lestari, Yuniar Prasetyantoaji menuturkan pemanfaatan dari pengelolaan sampah TPA ini mendapat nilai tertinggi, karena dari sampah bisa menghasilkan produk yang bernilai, seperti sampah daur ulang dan gas metan untuk bahan bakar.

Di lokasi pembuangan, sampah plastik didaur ulang untuk dijual kembali.

Rata-rata setiap bulan produksi daur ulang plastik bisa mencapai 13 ton.

Selain itu,  sampah yang menumpuk juga menghasilkan gas metan yang bisa digunakan warga untuk memasak .

Gas metan juga bisa digunakan sebagai bahan bakar mesin genset.

“Sementara ini hasilnya gas metan belum maksimal, tapi pengembangan lanjutan gas metan ini punya peluang besar,” ujar Yuniar kepada tribunkaltim.co saat ditemui di kantornya jalan Ir Soekarno - Hatta, Bontang Lestari.

Teknologi pemanfaatan sampah menghasilkan gas metan sudah 2 tahun dilakukan.

Untuk mengambil gas dari yang berasal dari hasil pembusukan ini dibutuhkan teknologi sederhana.

Semula, lantai kolam penampungan sampah dipasangi membran pemisah, yang berfungsi untuk memisahkan oksigen, uap air dan gas metan.

Ada 8 titik lokasi (sel) yang dipasangi membran pemisah.

Masing-masing titik seluas 3.125 meter persegi.

Pipa-pipa disusupkan ke dalam tumpukan sampah hingga mencapai lantai membran pemisah.

Gas metan yang berada di dalam membran secara otomatis ditangkap oleh pipa-pipa yang terpasang, lalu dialirkan ke alat pemurnian.

Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno Gelar Simulasi Debat Pilpres 2019 Hari Ini di Hambalang

Rektor UBT Kaltara Ikut Tanggapi Debat Pilpres 2019, Singgung Penegakan Hukum dan Narkoba

Setelah itu, gas metan bisa dialirkan ke sambungan rumah warga.

Sementara ini produksi dari gas metan yang dihasilkan masih kecil.

Baru 74 Kepala Keluarga (KK) yang menikmati layanan gas metan gratis dari pemanfaatan TPA.

“Sekarang ada dua RT yang dialiri gas metan ini, pipa sambungan sepanjang 3 kilometer telah terhubung ke rumah warga di RT 01-02 Bontang Lestari. Tetapi aliran ini belum maksimal karena hanya bisa 8 jam saja dialiri,” ujar Yuniar

Dibutuhkan lebih banyak pipa-pipa penangkap agar gas metan lebih maksimal diproduksi. Supaya lebih banyak rumah yang bisa menikmati gas rumah tangga secara cuma-cuma. 

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved