Kisah Gracia Chrisfabiani, Tenaga Bidan di Pedalaman Kalimantan Timur yang Pernah Dikalahkan Dukun

Dalam bertugas, dirinya kerap harus dihadapkan pada kenyataan bahwa masyarakat kampung masih memercayakan hidup mereka kepada dukun.

HO/Gracia Chrisfabiani
Gracia Chrisfabiani, Tenaga Bidan di Pedalaman Kalimantan Timur 

Bahkan, jika ingin memasak maka dirinya harus menggunakan air galon isi ulang agar makanan yang dimakan higenis dan layak untuk dikonsumsi.

Terlebih lagi, komunikasi menggunakan telepon genggam sangat sulit karna terbatasnya jaringan. Jaringan yang tersedia adalah layanan EDGE, yang membuat akses terhadap Internet sangat terbatas.

"Bisa kalau untuk telpon dan SMS, kadang bisa juga pakai untuk chat WA. Tapi, kadang sinyal juga bisa hilang secara mendadak karena menara pemancarnya kehabisan daya. Maklum, kan pakai tenaga surya, kalau cuaca tidak mendukung, mendung atau hujan jadi tidak bisa menyalurkan listrik ke menaranya," ujarnya. 

Tetapi, tidak semua pengalaman yang ia dapat negatif. Febi mengaku Tutung adalah desa yang tenang dan tenteram.

"Pemandangannya indah, karena banyak pepohonanan hijau dan bukit-bukit tinggi, serta kebun kebun yang sangat subur. Ditambah lagi cuaca yang sangat sejuk yang selalu berembun sampai pukul 10 pagi," jelasnya.

Hal lain yang dia sukai adalah harga makanan yang amat murah, dibandingkan dengan tempat-tempat lain di Kutai Barat.

"Nasi kuning untuk porsi dewasa bisa dapat Rp 5 ribu saja," katanya.

Klarifikasi Pihak Prabowo-Sandi Soal Luas Wilayah Jateng Lebih Besar dari Malaysia

Intip Momen Sandiaga Uno Pijat Pundak Capres dan Prabowo Subianto Joget di Debat Pilpres 2019

"Masyarakatnya juga sangat ramah, setiap datang pergi berobat ke Pustu, mereka selalu menyapa dengan mengucapkan salam. Sangat jauh berbeda kalau saya ada di kota-kota besar," ujarnya.

Lebih lanjut, dia berharap kepada pemerintah agar bisa memenuhi kebutuhan atau fasilitas para tenaga kesehatan di tempat-tempat terpencil.

"Ini bukan hanya soal listrik, air, dan rumah, tapi juga ketersediaan alat yang memadai dan lengkap. Agar kami selalu siap dalam keadaan apapun dan tidak harus terbatas dalam melakukan tindakan karena kurangannya fasilitas kesehatan. Bagaimana pun, yang coba kami selamatkan adalah nyawa manusia," lanjutnya.

Dia berpesan bagi tenaga-tenaga kesehatan lain yang seperti dirinya untuk terus semangat, dan jangan mengeluh.

"Berikan pelayanan yg terbaik kepada yg membutuhkan, kita harus bangga karena tidak semua orang mampu dan mau menjadi seperti kita yang siap melayani kapan pun dan di mana pun kita ditempatkan," tutupnya. (*) 

Sumber: Tribun Kaltim
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved