Seputar Imlek - Mulai Dodol Coklat Nian Gao hingga Makan Bersama di Hotel

Dodol Nian Gao merupakan panganan dodol yang terwadah dalam keranjang, terbuat dari tepung ketan dan gula.

Penulis: Budi Susilo |
(Tribunkaltim/BudiSusilo)
Tjan Hariyanto Chandra (62), sesepuh Tionghoa Kota Balikpapan, Kaltim. 

“Latar belakang ekonomi berbeda di kota kita ini. Ada yang siapkan pernak-pernik mewah dan makanan yang  lebih bagus. Ekonomi berkecupan rayakan sederhana saja di rumah. Sedia buah-buahan dan pakaian baru,” ujar pria yang memiliki shio Monyet ini.

Dia masih ingat, era tahun 1960 sampai 1970 masyarakat Tionghoa di Kota Balikpapan masih sering banyak yang merayakan santap malam imlek memilih di rumah, baik itu masyarakat menengah atas dan ke bawah. Perayaan di rumah lebih ramai, berkumpul bersama keluarga inti. 

Kondisi di Kota Balikpapan memang sudah bergeser, warga Tionghoa sebelum sembahyang tahun baru yang memiliki ekonomi bagus biasnya merayakan malam pergantian tahun baru di hotel berbintang dan restoran besar. 

“Pas malam puncak pergantian baru sama santap bersama pilih di hotel. Setelah pergantian tahun baru, dari hotel langsung pergi ibadah sembayang di Klenteng dan di rumah-rumah,” ungkap Chandra. (*) 

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved