Komentari Puisi 'Doa yang Ditukar' Fadli Zon, Alissa Wahid : Sudah Keterlaluan Menyindir Mbah Moen
Putri Presiden RI keempat, Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Alissa Wahid mempertanyakan isi puisi Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon
Kepleset lidah Mbah Moen kesalahan manusiawi. Beliau ralat seperti anda ralat hoax anda. Mengapa Anda menuduh Mbah Moen membegal doa?" tulis Alissa Wahid.
Alissa Wahid kembali menjelaskan bahwa Romi disindir sebagai kacung makelar, bukan 'kau'.
Dalam kicauan lain, Alissa Wahid juga menyebutkan, dirinya tidak pernah menuliskan komentar apapun terkait Fadli Zon.
Namun kali ini, Alissa Wahid menganggap Fadli Zon keterlaluan karena menyindir Mbah Moen.
"Saya tidak pernah mengomentari pak @fadlizon sebelum ini. Namun kali ini kalau "kau" dalam puisinya adalah Mbah Moen, sudah keterlaluan menyindir Mbah Moen sebagai membegal doa.
Pak @prabowo sebelum ini datang juga diterima Mbah Maimoen baik2 kok," tegas Alissa Wahid.
Baca: Trending di Twitter #KyaiMaimoenDoakanPrabowo, Begini Penjelasan Ketua Umum PPP Romahurmuziy
Warganet lain pemilik akun @iqbalbuchari juga tampak menanggapi.
"Sebatas pemahaman saya aja Bu, 'Doa sakral' = orang yang membacakan doanya berarti dianggap sakral juga. 'Seenaknya kau begal' = bukan yang membacakan doanya yang membegal, karena pasti begal itu dari orang lainya dimana itu adalah pada kalimat 'direvisi sang bandar'," tulis warganet itu.
Namun, Alissa Wahid tetap mempertanyakan maksud puisi itu.
Menurut Alissa Wahid, orang yang dimaksud dengan 'kau' dalam puisi itu bukanlah bandar maupun kacung.
Alissa mempertanyakan mengapa Fadli Zon tidak meminta maaf saja jika memang salah.
"Ya tapi "kau"-nya jadinya siapa kalau di situ ada bandar dan kacung yang bukan "kau"?
Doa sakral kenapa kau ralat
Dibisik kacung makelar
Tinggal minta maaf kalau sudah menghina. Tidak usah ngeles-ngeles," kicaunya.
Fadli Zon akhirnya memberikan balasan pada Alissa Wahid.