Breaking News

Wagub Hadi Mulyadi Sebut Kaltim Tak Bisa Langsung Tinggalkan Batu Bara, Harus Dilakukan Bertahap

Kendati menyadari dampak, Kaltim belum bisa meninggalkan sektor ekonomi yang bertumpu pada SDA tak terbarukan. Wagub Hadi Mulyadi ungkap alasannya.

Penulis: Rafan Dwinanto | Editor: Doan Pardede
Tribunkaltim.co / Cornel Dimas
Hadi Mulyadi usai dilantik menjadi Ketua Umum MES Kaltim di ruang Ruhui Rahayu Kantor Gubernur Jalan Gajah Mada Samarinda Kalimantan Timur, Kamis (31/1/2019). 

Wagub Hadi Mulyadi Sebut Kaltim Tak Bisa Langsung Tinggalkan Batu Bara, Harus Dilakukan Bertahap

Laporan Tribun Kaltim, Rafan A Dwinanto

TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Struktur perekomian Kaltim masih sangat tergantung dengan sumber daya alam (SDA) yang tak terbarukan, terutama pertambangan batu bara.

Pemprov, sejatinya sudah menyadari dampak dari industri ekstraktif ini.

Baik terhadap lingkungan, maupun dampaknya terhadap perekonomian Kaltim.

Kendati menyadari dampaknya, Kaltim belum bisa sepenuhnya meninggalkan sektor ekonomi yang bertumpu pada SDA tak terbarukan tersebut.

"Industri seperti batu bara inikan tak berkelanjutan. Tapi, kita juga tak bisa langsung meninggalkannya," kata Wakil Gubernur Kaltim, Hadi Mulyadi, usai membuka Talkshow yang digagas Himpunan Alumni Institut Pertanian Bogor (IPB), Selasa (12/2/2019).

6 Makanan Ini Sebaiknya Tak Dikonsumsi Bersamaan dengan Durian, Bisa Berakibat Fatal

KPU Putuskan Daftar Caleg Eks Koruptor Tak Diumumkan di TPS, Hanya di 2 Tempat Ini Saja

Menurut Hadi, meninggalkan batu bara sebagai salah satu sumber ekonomi Kaltim, hanya bisa dilakukan secara bertahap.

Sembari pemerintah melakukan pembenahan pada sektor ekonomi lainnya.

"Batu bara tetap, tapi tak diutamakan. Melihat situasi sekarang, mau tak mau kita harus mengurangi secara bertahap. Di sisi lain, kita siapkan pembangunan berkelanjutan yang menggunakan sumber alam terbarukan," urai Hadi.

Sekadar informasi, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim.

Sektor pertambangan dan penggalian mendominasi hampir separuh struktur ekonomi Kaltim.

Sementara, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Berlaku (ADHK) 2018 Kaltim, sebesar Rp 638,12 triliun.

Hingga 2018, struktur perekonomian Kaltim tidak banyak bergeser.

3 Film Indonesia Ini Tayang Tepat di Hari Valentine 14 Februari 2019, Salah Satunya Bergenre Horor

Merapat ke PSIS Semarang, eks Kapten Perseru Arthur Bonai Ungkap Hal Mengejutkan

Pertambangan dan penggalian masih berperan dominan dalam pembentukan struktur ekonomi Kaltim.

Porsinya mencapai 46,53 persen.

Selanjutnya ada sektor industri pengolahan sebesar 18,27 persen, disusul sektor konstruksi sebesar 8,5 persen.

Sedangkan sektor pertanian dalam arti luas, yang digadang menjadi sektor ekononi baru Kaltim berada pada posisi empat, dengan kontribusi sebesar 7,88 persen.

Pada 2018 pula, perekonomian Kaltim tumbuh 2,67 persen.

Lebih lambat dibandingkan 2017 yang tumbuh sebesar 3,13 persen.

Pertumbuhan ekonomi Kaltim, bahkan menjadi yang terendah di Kalimantan.

"Pertumbuhan rendah karena kita belum merata semua sektor. Jadi ada ketimpangan dalam pembangunan yang membuat aktivitas perekonomian daerah tak berkorelasi langsung dengan pertumbuhan ekonomi," sebut Hadi.

Pengakuan Mengejutkan Wanita Berusia 129 Tahun Sebelum Wafat, Tersiksa dengan Umur Panjangnya

14 Tahun Berlalu, Lisa Face Off yang Disiram Air Keras oleh Suaminya telah jadi Pengusaha Sukses

Pertumbuhan ekonomi Kaltim yang kembali tumbuh positif dalam dua tahun terakhir, harus memantik optimisme semua pihak.

"Memang perekonomian kita sempat minus pada 2015-2016. Namun perlu dicatat, dua tahun terakhir sudah tumbuh positif. Semoga ini angka yang membuat kita optimis membangun Kaltim," tutur Hadi.

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved