3 Bulan Sebelum G30S/PKI Meletus, Pahlawan Revolusi Ahmad Yani ternyata Sempat Berkunjung ke Kaltim
3 bulan sebelum peristiwa G30S/PKI meletus, salah seorang Pahlawan Revolusi Jenderal Ahmad Yani ternyata sempat berkunjung ke Kaltim.
Penulis: Doan Pardede | Editor: Januar Alamijaya
Usulan disampaikan langsung dalam audiensi dengan Walikota Samarinda Syaharie Jaang pada 3 Agustus 2018.
"Seminar lokal tentang sejarah perjuangan Moeis Hassan sudah dua kali diadakan. Segala berkas administrasi pengusulan gelar sudah dilengkapi," katanya.
Termasuk karya tulis ilmiah biografi. Hanya, seminar nasional yang belum dilaksanakan karena menunggu kesiapan Pemkot Samarinda.
"Tetapi kini, Sekda sudah berkomitmen melanjutkan proses ini," tuturnya.
Tiga Tokoh Kaltim Pernah Ditolak
Muhammad Sarip, Deklarator pengajuan Abdoel Moeis Hassan sebagai pahlawan nasional kepada Tribun, Senin (13/8/2018) menuturkan bahwa pengusulan seorang tokoh menjadi Pahlawan Nasional tidaklah mudah.
Oleh karena itu, kepada siapa atau pihak manapun, termasuk kalangan birokrat yang ingin mengajukan seorang tokoh menjadi pahlawan nasional harus mempelajari secara komprehensif riwayat dan sumber sejarah yang terkait dengan tokoh tersebut.
Menurutnya, kegagalan pengusulan nama-tokoh Kaltim terdahulu harus jadi pelajaran.
"Hendaknya sebelum melontarkan ide, pelajari secara komprehensif riwayat dan sumber sejarahnya. Birokrat lokal mesti serius dan sungguh-sungguh belajar dari pengalaman kegagalan berkali-kali dalam pengusulan pahlawan nasional," ujarnya.
Dalam catatan Lasaloka-KSB, ada 3 tokoh Kaltim yang pernah diusung oleh Pemprov Kaltim menjadi pahlawan nasional, namun ditolak oleh Pemerintah Pusat.
Tiga nama yang resmi pernah diajukan adalah:
1. Awang Long (Panglima Perang Kutai Kartanegara)
Alasan penolakan :
Awang Long disniyalir merupakan tokoh fiksi.
Kata Muhammad Sarip, mantan Bupati Kutai Syaukani HR pernah menugaskan sejarawan dan akademisi untuk menelitinya.