Pemilu 2019
Kisah Tukang Urut Bersama Anaknya jadi Tenaga Sortir Kertas Suara Pemilu 2019
Hingar bingar Pemilu 2019 di Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur surah ramai seperti Surat suara dilipat tukang urut. Ini dia.
Penulis: Rahmad Taufik | Editor: Budi Susilo
Kebetulan staf KPU itu termasuk pelanggan dari jasa urut Badariah.
Sebagai tukang urut, Badariah kerap mendapatkan bayaran dari pelanggannya Rp 100 ribu.
Ia juga kerap dipanggil ke rumah pelanggannya atau kantor untuk mengurut mereka.
Sekadar diketahui, Badariah dan suami merantau ke Tenggarong pada 2003 silam.
Wakili Kaltim dalam Final Putri Indonesia, Radha Sadar Tak Kenal Dekat dengan Kaltim
Ternyata Terciptanya Tokoh Captain Marvel Terinspirasi dari Sosok Dunia Nyata Wanita Jurnalis Ini
Gunung Bahagia Heboh Bayi di Semak-Semak, Ditemukan Warga Berkondisi Menyedihkan
Ia sendiri merupakan warga Banjar, Kalimantan Selatan atau Kalsel.
Pada 2001, rumahnya di Kalsel porak-poranda diterjang angin puting beliung.
Dua tahun lamanya, ia menumpang tinggal di rumah saudaranya.
Hingga kemudian, ia merantau ke Tenggarong.
Suaminya bekerja di perkayuan.
Badariah menerima pekerjaan sebagai tukang sortir kertas suara untuk memambah penghasilan keluarga.
Ia siap menanggung risiko pekerjaan sortir kertas suara ini berlangsung hingga pukul 22.00.
"Makanya saya bawa bekal nasi bungkus yang tadi dibeli di warung pinggir jalan seharga Rp 10 ribu," ujarnya.
Karena kerjanya sampai malam.
"Tapi kami dapat istirahat siang dan sore hari," tuturnya.
Badarian melipat kertas suara bareng anak keduanya yang berusia 24 tahun.