Sejarah Hari Ini
3 Tahun Lalu Gerhana Matahari Total Terlihat Jelas di Balikpapan, Ini Fakta-faktanya!
Tiga tahun lalu, tepatnya 9 Maret 2016, fenomena alam Gerhana Matahari Total terlihat di Kota Balikpapan, Provinsi Kalimantan Timur.
Penulis: Syaiful Syafar | Editor: Januar Alamijaya
TRIBUNKALTIM.CO - Tiga tahun lalu, tepatnya 9 Maret 2016, fenomena alam Gerhana Matahari Total terlihat di Kota Balikpapan, Provinsi Kalimantan Timur.
Ratusan turis, ilmuwan, dan wartawan asing menyerbu Kota Balikpapan untuk menyaksikan langsung keajaiban alam tersebut.
Bahkan para turis yang berasal dari Jepang, Kanada, dan negara‑negara Eropa sengaja memilih paket wisata Gerhana Matahari Total yang ditawarkan sejumlah agen perjalanan di Balikpapan.
Mereka datang H‑2 hingga Gerhana Matahari Total berakhir.

Ada beberapa lokasi yang menjadi pusat keramaian.
Bagaimana suasana Gerhana Matahari Total itu?
Berikut rekam jejak peristiwa yang dihimpun dari hasil liputan tim TribunKaltim.co:
Kacamata Las hingga Film Rontgen
Warga Kota Balikpapan meluapkan perasaan gembira yang luar biasa saat menyaksikan momentum Gerhana Matahari Total, Rabu (9/3/2016) pagi.
Di Lapangan Merdeka kegelapan sempurna terjadi pukul 08.34.21 Wita.
Berbagai macam cara digunakan warga untuk melihat fenomena alam langka itu.
"Dulu, tahun 1983, waktu kecil, kami nggak boleh lihat begini. Bersyukurlah kalian anak-anak sekarang," kata Sarmila.

Sarmila mengintip Gerhana Matahari Total menggunakan film rontgen yang dipinjam dari Abdul Hamid, juga warga Balikpapan.
Abdul Hamid membawa film foto rontgen tengkorak kepala Masriyah, istrinya.
Film ini sudah dia simpan antara empat sampai lima tahun lalu, ketika istrinya mengalami stroke ringan.
Abdul Hamid membawa tiga lembar film rontgen, yang tampak jelas foto-foto tengkorak kepala.
Hamid dan cucu-cucunya, termasuk Sarmila serta beberapa warga tidak membawa kacamata khusus gerhana, tampak bersuka cita mengintip gerhana.
Film ini adalah lembaran sejenis plastik, yang biasa digunakan mencetak hasil tes rontgen atau radiografi.

Cara serupa dilakukan Rio Sitorus, yang mengajak istri dan dua anak mereka.
Rio mebawa film rontgen yang terdapat foto giginya.
Awal tahun 2016, ia menjalani foto rontgen.
Sebenarnya, pekan lalu, Rio dan keluarga berencana membeli kacamata khusus untuk menonton gerhana, ke Toko Buku Gramedia.
"Ini saya tahu setelah searching (melalui internet). Sebelumnya cari di Gramedia, tapi habis, sold out. Kata mereka tidak dikirim lagi. Karena katanya bisa pakai film rontgen, jadi kami bawa. Wow, ternyata seru seperti malam," kata Rio.

Kaharuddin pun meluapkan kegirangan serupa.
Dia mengajak serta seorang anaknya.
Laki-laki yang bekerja pada bengkel las ini mengaku agak kecewa karena terlambat mengetahui bahwa kacamata yang biasa dipakai tukang las, dapat digunakan mengintip matahari.
"Tadi beli kaca alat las, Rp 5.000. Memang bagus dipakai melihat, terlihat jelas gerhananya. Kalau tahu begini, saya bawa sendiri atau beli kaca seri 11 begini, cuma Rp 2.500," ujar Kaharudin, warga Kampung Baru, Balikpapan.
Salat Gerhana di Landasan Helipad
Selain Lapangan Merdeka, lokasi lain yang dipadati warga adalah kawasan Pantai Kilang Mandiri.
Sejak pukul 05.00 Wita, warga memadati kawasan tersebut untuk menunaikan Salat Gerhana tepat di atas landasan helipad.
Sekitar puluhan jemaah menunaikan Salat Gerhana, di tengah ribuan orang yang berkerumun di sepanjang bibir pantai.
Tepat pukul 07.56 Wita Salat Gerhana dimulai.
Selepas salam, langit yang tadinya terang tiba-tiba berubah menjadi gelap.
Para jemaah mengumandangkan dzikir dan tahmid.
Riuh suara warga bergemuruh. Ada yang sibuk mengabadikan foto, ada yang takjub terdiam, ada yang fokus menatap matahari sambil melantunkan dzikir, dan ada yang menutup hidung sembari meneteskan air mata.
Menurut penuturan Kabid Litbang Geofisika BMKG Pusat, Supriyanto, proses Gerhana Matahari Total di Balikpapan berdurasi 2,5 jam.

Hening di Batu Dinding
Objek wisata Batu Dinding yang berada di Km 45, Jalan Soekarno Hatta, Kecamatan Samboja, Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur juga tak luput diserbu warga.
Lokasi ini berada cukup dekat dengan Kota Balikpapan.
Kawasan Batu Dinding memiliki ketinggian sekitar 400 meter di atas permukaan laut, sehingga memiliki jarak pandang yang lebih luas dan lebih dekat.
Lebih dari 100 wisatawan lokal rela berangkat subuh-subuh untuk mencapai lokasi tersebut demi menyaksikan sunrise dan Gerhana Matahari Total, Rabu (9/3/2016).
Berada di puncak pemandangan alam begitu asri. Masih dapat terdengar kicauan burung dan binatang hutan.
Namun, saat Gerhana Matahari Total muncul seketika menjadi hening. Tak terdengar suara binatang di sekitar lokasi tersebut.
Pantai Manggar Pecahkan Rekor
Pantai Manggar Segara Sari di Kota Balikpapan berhasil memecahkan rekor pengunjung terbanyak dalam sehari saat fenomena Gerhana Matahari Total, Rabu (9/3/2016).
Menurut seorang petugas loket, 5.000 ribu orang diperkirakan memadati Pantai Manggar Segara Sari sejak dinihari.
Jumlah pengunjung ini lebih tinggi dibandingkan dengan jumlah pengunjung saat hari libur dan lebaran.
"Dari tiket saja, sudah menghabiskan 3.000 tiket masuk. Belum lagi yang masuk tanpa tiket sejak malam dan dini hari. Apalagi warga sekitar Manggar, Kelurahan Lamaru yang masuk, kami tidak pungut biaya. Bisa 5.000-an orang jumlahnya," ungkapnya.
Kepala UPT Pantai Manggar Segara Sari, Rusli, tak menyangka pengunjung pantai membludak. Bahkan ia mengakui biasanya pantai
hanya dikunjungi tidak sampai 2.000 orang dalam sehari.
"Jujur saja, baru ini saya kewalahan dengan pengunjung saking banyaknya. Semua ini karena momennya pas dengan gerhana dan lomba-lomba ulang tahun kota," ujar Rusli.

Selain di pantai, warga juga banyak berkumpul di jembatan Sungai Manggar, Kecamatan Balikpapan Timur untuk menyaksikan Gerhana Matahari Total.
Akibatnya, jalanan menjadi macet.
Warga terlihat memarkir kendaraannya di tepi jembatan, yang semakin membuat Jalan Mulawarman padat.
"Nggak bisa ini kalau terus ke Pantai Manggar, macet banget. Daripada nggak dapat gerhana, nonton dari jembatan aja bisa. Kan gak bisa dua kali kita lihat langsung gerhana matahari," ungkap Kusni, salah seorang warga Batakan.


(Dokumentasi TribunKaltim.co)
Jangan lupa follow Instagram tribunkaltim:
Subscribe channel YouTube newsvideo tribunkaltim: