Umumnya Sekolah Tingg-tinggi, Inilah Pekerjaan yang Sekarang Digandrungi Anak Zaman Now
Tangan Brian cekatan memasukkan dua sendok teh kopi toraja ke dalam cangkir putih.
"Iya memang, ada banyak saya lihat lulusan SMK pariwisata yang menjajal berprofesi menjadi barista. Yang mahasiswa juga," kata Mikael.
Menurut pandangan Mikael, bagi kalangan usia belia, pekerjaan sebagai peracik minuman kopi boleh jadi punya tantangan tersendiri.
Kendati begitu, Mikael yang menyandang sarjana strata satu psikologi dari Universitas Melbourne, Australia, pada 2012 itu menekankan,
"Tetap harus kerja keras walau sudah menjadi barista." Mikael lebih lanjut mengatakan bahwa dirinya tidak punya latar belakang sekolah formal meracik kopi.
"Saya di usia 18 tahun sudah kerja jadi barista," kata Mikael.
"Ya, saya niat mau jadi barista," katanya menambahkan.
Dari niat itulah, lanjut Mikael, dirinya belajar terus-menerus tentang kopi, meracik minuman kopi, dan beragam cita rasa kopi.
"Ya, sering-sering minum kopi. Merasakan rasa dari banyak jenis kopi," kata peraih gelar sarjana strata dua bidang marketing pada RMIT Australia pada 2016 itu.
Meski tidak menyebut angka saat menjawab pertanyaan tentang rerata gaji bulanan seorang barista, Mikael mengatakan akan pas rasanya bila penyandang pekerjaan sebagai barista meningkatkan karier.
"Masih di bidang kopi tapi jangan berhenti cuma jadi barista," katanya.

Mikael berkisah, sekolah formal di bidang marketing yang pernah dilakoninya justru diaplikasikan ke tingkat lebih tinggi.
"Saya menjajaki pekerjaan untuk menjadi pembeli langsung kopi ke petani. Ini kan meningkat dari sekadar jadi barista," imbuhnya.
"Apalagi nanti kalau seorang barista bisa menjadi pemilik kafe. Kan harus belajar banyak lagi," ujarnya.
"Pokoknya, profesi barista saat ini bisa menjamin hidup," kata Mikael.
Sementara, soal duit tambahan bagi siswa sekolah menengah atau mahasiswa yang nyambi sebagai peracik kopi, Brian lebih membeberkan gambaran jelas.