Gelar The 9th Mulawarman Pharmaceutical Conference, Fakultas Farmasi Unmul Gandeng Sidomuncul
Fakultas Farmasi, Universitas Mulawarman (Unmul) menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan PT Sidomuncul Tbk.
Penulis: Rafan Dwinanto |
Peluang Berkarir di Pertamina; Pendaftaran via Rekrutmen Bersama BUMN 2019 Dibuka hingga 24 Maret
Tak Seperti Ezra Walian, 5 Pemain Ini Bisa Memperkuat 2 Timnas Berbeda
Login FHCIBUMN Rekrutmen Bersama BUMN 2019; Cermati Alur Pendaftarannya, Dibuka hingga 24 Maret
Survei Litbang Kompas Sebut PSI Partai Baru yang Paling Ditolak Masyarakat; Ini Analisis Akademisi
Fakultas Farmasi, lanjut La Ode, akan berupaya mewujudkan keunggulan Unmul yang dikenal sebagai Kampus yang unggul pada bidang hutan tropis lembab, sebagai sumber farmasi. "Karena memang Unmul berada di hutan tropis lembab dan lingkungannya. Fakultas Farmasi berpikir bagaimana keterkaitan farmasi dengan sumber daya alam ini bisa diwujudkan," kata La Ode.
Direktur PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul (Tbk), Irwan Hidayat mengungkapkan, dirinya sudah menggeluti jamu sejak 1969.
"Ini tahun ke 50 berkecimpung di jamu. Selama bekerja saya menemukan banyak sekali manfaat jamu. Manfaatnya luar biasa. Tapi saya menemukan banyak kesulitan. Bagaimana kekayaan alam bisa digunakan terutama untuk menunjang kesehatan," ujar Irwan.
Dalam 10 tahun terakhir ini, Irwan gencar menjalin kerja sama dengan para akademisi. 10-15 tahun lalu, kata Irwan, akademisi baik dari Fakultas Kedokteran maupun Farmasi, belum banyak yang melirik sektor sumber alam hayati untuk kesehatan.
"Padahal akademisi ini 10-15 tahun ini belum melirik jamu. Kedokteran dan farmasi kurang intens melirik sumber alam ini. Minatnya kurang luar biasa. Saya sering hadir seminar. Unmul ini merupaka universitas ke 43 yang saya hadiri," kata Irwan.
Dalam setiap kunjungannya ke berbagai universitas, Sidomuncul selalu menjalin MoU.
Tujuannya, agar sumber alam hayati Indonesia, bisa menghasilkan sesuatu yang bermanfaat untuk kesehatan dan lapangan kerja.
"Saya malu ngomong di universitas. Karena bukan dokter bukan pula farmasi. Tapi saya lihat ada potensi pada sumber daya hayati kita. Saya ingin dunia akademisi berminat pada obat-obatan dari bahan alami. Saya bisanya hanya tolak angin dan pegel linu saja. Kami juga ingin memerkenalkan industri kami. Dalam produksinya, kami menuruti SOP (standar operasional prosedur) pabrik farmasi," tutur Irwan. (*)