Terungkap Inilah Misi Alex di Mahakam Ulu yang jadi Korban Tenggelam Long Boat di Riam Asiu
Alex korban long boat terbalik di Riam Asiu Ulu Riam Udang, Kecamatan Long Bagun, Mahakam Ulu, Kalimantan Timur adalah warga Kota Balikpapan.
Penulis: Muhammad Fachri Ramadhani | Editor: Budi Susilo
Laporan Wartawan Tribunkaltim.co, Muhammad Fachri Ramadhani
TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Satu di antara empat korban long boat Etnis Mahakam, terbalik di Riam Asiu Ulu Riam Udang, Kecamatan Long Bagun, Kabupaten Mahakam Ulu, Provinsi Kalimantan Timur diketahui tinggal di Kota Balikpapan.
Namanya adalah Alex (30), saat ini korban masih dalam status belum ditemukan.
Saat Tribunkaltim.co, mendatangi rumah korban di Perumahan Bumi Nirwana, Jalan Atena V Blok R, Kota Balikpapan diketahui alamat tersebut bukan rumah korban.
Link Live Streaming Timnas U-23 Indonesia vs Thailand Sore Ini, Nasib Ezra Walian Begini
Jelang Laga, Media Asing Bahas Bocah 16 Tahun Thailand jadi Ancaman Buat Timnas U-23 Indonesia
Perseru Badak Lampung FC Resmikan 19 Nama, Di Antaranya Diisi Pemain Eks Pilar Persib & Persija
Melainkan kantor tempat ia bekerja.
Dari pengamatan Tribunkaltim.co, rumah dengan cat dinding berwarna putih tampak sepi, Jumat (22/3/2019).
Ada mobil parkir di depan pagar, sementara di dalam terdapat 1 unit motor trail.
Persis di samping pintu masuk rumah ada meja yang di atasnya terdapat beberapa dokumen.
Dari balik kaca jendela depan terlihat tumpukan barang-barang yang hampir menyentuh langit-langit plafon.
Lama memanggil, akhirnya ada sahutan dari dalam rumah sepi itu.
Seorang wanita berhijab, belakangan diketahui bernama Vivi menyambut Tribunkaltim.co, saat dikonfirmasi, ia mengaku mengenal korban.
Alex merupakan rekan kerjanya. Ia menjelaskan bahwa rumah ini merupakan kantor.
Namun ia enggan menyebut nama kantor saat ditanya.
Tak ada plang juga yang menandakan rumah tersebut sebuah kantor.
Ia juga telah mengetahui bahwa rekan kerjanya, Alex (30) jadi korban long boat terbalik menabrak batu di aliran sungai Riam Asiu Ulu Riam Udang di hulu Sungai Mahakam.
"Iya, mas," katanya membenarkan.
Korban diketahui tengah bertugas mengirim barang logistik perusahaan ke hulu menaiki long boat yang terbalik di daerah aliran sungai Riam Asiu Ulu Riam Udang di hulu Sungai Mahakam, Kampung Batoq Kelo.
"Ngirim logistik. Ya, alat berat," ucapnya singkat-singkat.
Diketahui korban berasal dari Sleman, istri korban juga sudah diberitahu pihak perusahaan.
Kata Vivi saat ini istrinya sedang menuju lokasi terjadinya kecelakaan.
"Istrinya sama bos sudah ke sana," tuturnya.
Saat hendak menggali informasi lebih dalam, Vivi enggan melanjutkan perbincangan.
Dalihnya ada pekerjaan yang mesti ia selesaikan.
Cepat ia masuk ke dalam rumah.
"Saya tak punya kompetensi di wawancara. Sama bos saja nanti. Sudah ya, mas. Maaf," katanya.
Perseru Badak Lampung FC Resmikan 19 Nama, Di Antaranya Diisi Pemain Eks Pilar Persib & Persija
Link Live Streaming RCTI - Laga Timnas Indonesia Vs Thailand, Saksikan Pukul 17.00 WIB
Untuk diketahui, pemberitaan sebelumnya, pihak yang mengalami celaka itu ialah perahu Etnis Mahakam dengan jenis Long Boat, sebanyak satu unit yang mengalami kecelakaan di sungai.
Kejadian ini terjadi hari Kamis, 21 Maret 2019 sekitar pukul 10.00 Wita.
Proses komunikasi yang sulit dan jangkauan daerah yang berada di pelosok membuat kesulitan untuk koordinasi.
"Tempat kejadian perkaranya ada di Sungai Mahakam, tepatnya berada di Kampung Batoq Kelo di Ulu Riam Udang. Tepatnya di Riam Asiu," ungkap Kapolsek Long Bagun, Iptu Purwanto.
Berdasarkan informasi yang dikumpulkan, perahu Etnis Mahakam tersebut memuat barang dan penumpang. Saat itu sang motoris long boat ini dikemudikan oleh Arang Hajat.
Sampai sejauh ini, kata Iptu Purwanto, sedang dilakukan pencarian korban, penumpang ada yang tidak selamat dan masih dinyatakan hilang, masih dalam proses pencarian.
Informasi yang dihimpun, nama-nama korban yang diketahui sejauh ini adalah Yosefa Veronica Mujan Ngau, berjenis kelamin wanita dengan usia 60 tahun, warga Kampung Jawa Samarinda Kota
Korban bernama Yosefa ini tidak bisa diselamatkan lagi, dalam kecelakaan ini Yosefa meninggal dunia.
Berikutnya, korban atas nama Oktavianus Laing alias Bang, berusia 7 tahun berjenis kelamin laki-laki.
Orang ini suku dayak yang beralamat tinggal di Kampung Batu Majang, RT. 01, Kecamatan Long Bagun, Kabupaten Mahakam Ulu. Statusnya kini belum diketemukan.
Lalu korban berikutnya Abina Buaq Huvat, berusia 48 tahun, jenis kelamin perempuan, yang beralamat di Ujoh Bilang RT. 10. Statusnya belum diketemukan.
Kemudian ada juga korban bernama Alex, usia 30 tahun, berjenis kelamin pria dari suku Jawa yang beralamat di Balikpapan, Jalan Atena 05 Blok R No. 12 Kota Balikpapan. Status korban masih belum ditemukan.
Berdasarkan informasi dari saksi, Iptu Purwanto, menjelaskan, kronologis terjadinya kecelakaan long boat, transportasi sungai tersebut.
Begini penjelasan Kapolsek Long Bagun:
Berikut Nama-nama Korban Penembakan di Selandia Baru, Ada Balita 4 Tahun Hingga Kakek
Bermula long boat sekitar pukul 10.00 Wita, sampai di Riam Asiu hulu Riam Udang, Kecamatan Long Bagun, long boat ini menabrak bebatuan yang ada di sekitaran pinggiran sungai, batu yang berukuran cukup besar.
Saat long boat menabrak batu, posisi long boat langsung naik ke atas batu.
Tidak lama kemudian air masuk melalui belakang long boat.
Jelas hal ini membuat long boat lalu miring dan penumpang pun loncat keluar dari long boat untuk menyelamatakan diri.
Tetapi jatuhnya ke arus sungai Riam Asiu yang dianggap cukup deras.
Tidak hanya para penumpang dan motorisnya, yang jatuh ke aliran sungai tetapi juga barang bawaannya.
Saat ini, ujar Iptu Purwanto, keberadaan penumpang long boat masih misterius.
Mereka yang jatuh dari long boat ke arus sungai ada yang hilang, bahkan sempat ditemukan dalam kondisi sudah tidak selamat, alias meninggal dunia.
"4 orang hilang. Satu orang sudah ditemukan," ungkapnya.
Namanya Veronica dalam keadaan meninggal Dunia. Dan tiga orang korban masih berstatus hilang, masih dalam pencarian," ujarnya lagi.
Berdasarkan informasi yang dikumpulkan, perahu long boat Etnis Mahakam tersebut memuat barang dan penumpang.
Saat itu sang motoris long boat ini dikemudikan oleh Arang Hajat.
Sampai sejauh ini, kata Iptu Purwanto, sedang dilakukan pencarian korban, penumpang ada yang tidak selamat dan masih dinyatakan hilang, masih dalam proses pencarian.
Informasi yang dihimpun, para nama korban, long boat Etnis Mahakam yang diketahui sejauh ini adalah:
1). Yosefa Veronica Mujan Ngau, berjenis kelamin wanita dengan usia 60 tahun, warga Kampung Jawa Samarinda Kota. Korban bernama Yosefa ini tidak bisa diselamatkan lagi, dalam kecelakaan ini Yosefa meninggal dunia.
2). Berikutnya, korban atas nama Oktavianus Laing alias Bang, berusia 7 tahun berjenis kelamin laki-laki, dengan suku dayak yang beralamat tinggal di Kampung Batu Majang, RT. 01, Kecamatan Long Bagun, Kabupaten Mahakam Ulu. Statusnya kini belum diketemukan.
3). Lalu korban berikutnya Abina Buaq Huvat, berusia 48 tahun, jenis kelamin perempuan, yang beralamat di Ujoh Bilang RT. 10. Statusnya belum diketemukan.
4). Kemudian ada juga korban bernama Alex, usia 30 tahun, berjenis kelamin pria dari suku Jawa yang beralamat di Balikpapan, Jalan Atena 05 Blok R No. 12 Kota Balikpapan. Status korban masih belum ditemukan.
Terjunkan Tim Pencarian Korban
Belum lama ini, Tribunkaltim.co pernah melintasi kawasan Sungai Mahakam Ulu, daerah Riam Udang. Kondisi di lokasi memang masih alami dan liar. Kondisi alam Sungai Mahakam di hulu ini merupakan paling deras. Banyak batuan cadas.
Sinyal telekomunikasi apalagi jaringan internet sama sekali tidak ada. Kondisi udaranya sejuk, dingin.
Setiap hari tempat ini memang menjadi jalur perlintasan transportasi air, antara hilir di daerah Ujoh Bilang menuju ke hulu daerah Kecamatan Long Pahangai dan Kecamatan Long Apari.
Kecelakaan yang menelan satu korban tersebut tidak ada yang menduga.
Menurut Iptu Purwanto, saat ini tim pencarian sedang melakukan penelusuran para penumpang yang sampai saat ini belum dinyatakan aman, berstatus hilang saat terjadi kecelakaan long boat.
Melihat kondisi tersebut, kata Iptu Purwanto, tim sudah diterjunkan untuk mencari keberadaan penumpang yang hilang. Saat ini, kata dia, masih dilaksanakan pencarian di sekitar tempat kejadian tenggelamnya long boat Etnis Mahakam ini.
Adapun petugas gabungan yang terjun melakukan pencarian korban ialah dari Polsek Long Bagun dan tim SAR dari Kabupaten Mahakam Ulu.
"Kami kirimkan anggota Polsek Long Bagun 4 orang, ada juga tim SAR Mahakam Ulu sebanyak 10 orang, dan ditambah pihak dari keluarga dan masyarakat setempat," tutur Iptu Purwanto.
Keberadan Riam Udang bisa dikatkaan jauh sekali dari pusat ibukota Mahakam Ulu, di Ujoh Bilang. Satu-satunya yang masih mudah dijangkau hanya bisa menggunakan jalur sungai.
Proses evakuasi pun banyak terkendala, soal alamnya masih liar juga sulit untuk dilakukan di malam hari mengingat arus air sungai sangat rawan, harus waspada, bisa dikatakan membahayakan.
Jeram Sungai Paling Berbahaya di Aliran Hulu Sungai Mahakam
Mengarungi hulu Sungai Mahakam, memakai perahu motor di Kabupaten Mahakam Ulu, Provinsi Kalimantan Timur mendapat sensasi yang menegangkan.
Muncul harap-harap cemas, bercampur aduk dengan rasa bahagia karena bisa mengisi hari dengan traveling yang sangat sarat pengalaman berharga.
Memasuki kawasan hulu Sungai Mahakam, hawanya sejuk, mata memandang puas kabut putih yang selimuti beberapa bukit yang hijau lestari.
Ditambah lagi suguhan bunyi arus air dan kicau-kicau satwa burung liar yang hidup di sekitaran hutan, seakan kita sedang masuk ke dalam ruang serpihan surga yang ada di planet bumi ini.
Atmosfir tersebut, sangat mengental, saat perjalanan sudah memasuki ke wilayah Riam Haloq, Kecamatan Long Bagun.
Menembus Riam Haloq, Uji Adrenalin demi Menikmati Air Terjun dan Keindahan Alam Liar di Mahakam Ulu
Persija Raih Juara Liga 1 2018, Ini Daftar Lengkap Gelar Pemain, Pelatih Terbaik dan Top Skorer
Riam Haloq diibaratkan, area riam pertama kalinya di hulu Sungai Mahakam, yang masih asli asrinya, Senin (26/11/2018) siang.
Riam Haloq menyapa para petualang dan pengelana sejati, selamat datang di area Heart of Borneo, kawasan jantungnya paru-paru dunia yang wajib dijaga baik, dilestarikan sampai sekuat tenaga, tak boleh dicemari dengan hal-hal yang merusak ekosistem dan habitatnya.
Riam Haloq penanda bagi para pengunjung, akan masuk lagi ke arah paling dalam hulu Sungai Mahakam, menemui beberapa riam yang lebih menantang dan eksotis.
Pastinya hari Anda terisi oleh petualangan yang mendebarkan sebab menembus arus jeram yang ditemani samping kiri dan kanan berupa hutan belantara.
Hasil SKD CPNS 2018 Kemenristekdikti Sudah Diumumkan, Download PDF-nya di Sini dan Cek Namamu!
Beri 3 Gelar untuk Persija Jakarta, Media Kroasia Sebut Marko Simic Temukan Rumah Sesungguhnya
Ruang waktu di Riam Haloq sebenarnya tidak berlangsung lama, hanya beberapa menit saja, laju speedboat tak lagi ada guncangan ombak jeram.
Perjalanan kembali lagi kalem, sambil menikmati ada beberapa air terjun dari anak Sungai Mahakam.
Tidak sampai satu jam lebih, tiba-tiba speedboat yang Tribunkaltim.co tumpangi menepi ke pinggir sungai, mendekat ke daratan tebing.
“Ini kita bukan sudah sampai di sebuah perkampungan. Perahu kita tidak rusak atau mogok. Kita harus turun dulu di sini,” ujar Adrianus Imat.
Mendengar pernyataan hal itu sedikit membingungkan, apa maksud dari ucapan Imat.
Kami semua yang ada di speedboat pun turun semua.
Minta Restu ke Rumahnya, Menpora Imam Nahrawi Kaget Lihat Lindswell Kwok Pakai Hijab
Ternyata ucapan Imat bukan nada bercanda.
Semua penumpuang pun turun, kecuali motoris dan kondektur yang akan lanjutkan perjalanan terobos Riam Udang setelah speedboat sepi dari penumpang.
Penumpang semua melompat dari speedboat ke daratan.
Sambil menapaki daratan hutan, Imat menjelaskan kepada Tribunkaltim.co, bahwa di depan sudah masuk area Riam Udang.
Kondisi air sedang pasang, arusnya sangat kuat sebab beberapa belakangan ini sering hujan turun melanda bumi hulu Mahakam.
6 Tips Mudah agar Kamu Dapatkan Barang Incaran di Harbolnas 12.12
Marsha Timothy Raih Pemeran Utama Wanita Terbaik, Ini Daftar Lengkap Pemenang Piala Citra FFI 2018
Speedboat melawan arus Riam Udang sangat membahayakan jika diisi banyak penumpang, sebab tidak memiliki kekuatan prima saat menerobos arus meski laju speedboat didorong oleh dua mesin motor bertenaga kuda 230.
“Kita turun dulu. Lihat di sana arusnya sangat kuat sekali. Speedboat butuh tenaga kuat, jika banyak penumpang susah tembus, nanti kalau tidak kuat, bisa terbalik, celaka kita semua,” ungkap Imat, sambil mengarahkan pandangannya ke Riam Udang. ( )