Didemo Mahasiswa, Gubernur Kaltim Isran Noor: Saya Sudah Dengar, Bagus Aja
"Dia kan minta didengarkan Gubernur, ya saya sudah dengarkan dari tadi. Saya dengarkan dari jendela, jelas," ucap Isran. (*)
Penulis: Cornel Dimas Satrio Kusbiananto |
Iptu Hardi yang tengah bertugas di lapangan, tampak mengambil microfon, mencoba menenangkan para demonstran.
"Teman-teman mahasiswa mohon menahan diri," kata Iptu Hardi.

Belum sempat menyampaikan satu kalimat lagi, braaak... Batu pecahan keramik sebesar telapak tangan meluncur ke arah kepala Iptu Hardi. Darah langsung mengucur deras dari kepala perwira kepolisian tersebut. Iapun langsung dilarikan ke mobil medis guna mendapat pertolongan.
Mahasiswapun turut terluka dan jatuh pingsan.
Tak hanya polisi dan mahasiswa, demonstrasi berdarah itu juga membuat awak media yang bertugas meliput di lapangan mengalami kekerasan fisik dari demonstran.
Salah satu wartawan media nasional terkena kontak fisik akibat aksi dorong-dorongan dan terjebak dalam kerumunan demonstran.

Bogem mentah dan tendangan dari mahasiswa melayang ke arah awak media nasional yang enggan disebutkan namanya itu.
Salah satu awak media, Saud menjadi saksi atas aksi anarki mahasiswa. Ia menyayangkan demonstrasi berujung ricuh yang mengakibatkan awak media turut jadi korban.
"Kami sayangkan aksi mahasiswa tidak hanya anarkis terhadap kepolisian tapi juga ke awak media yang bertugas meliput. Ini pertama kali terjadi di Samarinda. Sampai terjadi kontak fisik dengan mahasiswa baru kali ini. Kami sudah ingatkan mahasiswa," ungkap Saud.
Simak live streaming suasana di lokasi demo:
Menurutnya awak media yang berada di sekitar demonstrasi, tak pantas mendapat pelampiasan amarah mahasiswa. Pasalnya awak media hanya menjalankan tugas peliputan, lengkap dengan peralatan dan ID Card.
"Isu yang mahasiswa bawa bagus, dan layak berita. Cuma kami sayangkan aksinya anarkis. Bahkan mereka sempat mengatakan wartawan dibeli, media dibeli, itu tidak pantas," tutur Saud.
Demonstrasi kemudian mendingin usai perwakilan awak media dan koordinator aksi bertemu. Mahasiswa akhirnya meminta maaf atas insiden tersebut.
Sebenarnya aksi demonstrasi ini untuk menyuarakan penolakan terhadap Pabrik semen yang dibangun di Kutai Timur dan Berau. Ada 6 tuntutan yang disampaikan mahasiswa kepada Gubernur Kaltim Isran Noor.
- Menolak pembangunan pabrik semen di Kaltim.
- Tolak segala bentuk eksploitasi yang merusak alam.
- Berikan hak atas tanah untuk mengembangkan ekonomi terbarukan yang ramah lingkungan.
- Tolak RPJMD, RZWP3K, RT/RW Kaltim.
- Tolak segala bentuk kriminalisasi gerakan.
- Cabut semua IUP yang ada di karst Sangkulirang, Kalimantan Timur.