Didemo Mahasiswa, Gubernur Kaltim Isran Noor: Saya Sudah Dengar, Bagus Aja
"Dia kan minta didengarkan Gubernur, ya saya sudah dengarkan dari tadi. Saya dengarkan dari jendela, jelas," ucap Isran. (*)
Penulis: Cornel Dimas Satrio Kusbiananto |
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Ratusan mahasiswa yang mengatasnamakan Aliansi Masyarakat Peduli Karst (AMPK) Kalimantan Timur menggelar demonstrasi di depan kantor Gubernur Kaltim Jl Gajah Mada Samarinda Kalimantan Timur, Senin (25/3/2019).
Para demonstran meneriakkan seruan tolak Pabrik semen yang dibangun di Kutai Timur dan Berau.
"Tolak, tolak, tolak pabrik semen. Tolak pabrik semen sekarang juga," kata mahasiswa dalam aksi demo.
• Kapal Legendaris TNI AL Dewaruci Sandar di Balikpapan, Open Ship Gratis, Catat Waktu dan Lokasinya
• Zona Ulu Kukar tak Bisa Lakukan UNBK, Bupati Kukar Berharap Dukungan Perusahaan Tambang
• Hari Ini Kemenhub Resmi Umumkan Tarif Ojek Online Berbagai Daerah Indonesia, Segini Besarannya
Ada 6 tuntutan yang disampaikan mahasiswa kepada Gubernur Kaltim Isran Noor. Pertama, menolak pembangunan pabrik semen di Kaltim.
Kedua, tolak segala bentuk eksploitasi yang merusak alam. Ketiga, berikan hak atas tanah untuk mengembangkan ekonomi terbarukan yang ramah lingkungan.
Keempat, tolak RPJMD, RZWP3K, RT/RW Kaltim. Kelima, tolak segala bentuk kriminalisasi gerakan. Keenam, cabut semua IUP yang ada di karst Sangkulirang, Kalimantan Timur.
Para demonstran juga meminta agar Gubernur mendengarkan aspirasi mereka.
Menanggapi hal itu, Gubernur Kaltim Isran Noor justru tetap santai di lobby kantor Gubernur. Ia tetap membiarkan mahasiswa menyampaikan orasi.
"Bagus aja mereka menyampaikan itu. Sudah benar. Tapi yang benar belum tentu pas. Gak apa-apa itu, didengarkan saja," kata Isran Noor.
• Dikecam dan Wacana Pemblokiran Menguat, PUBG Mobile Mulai Batasi Waktu Bermain Maksimal 6 Jam
• Informasi Lengkap UTBK Gelombang II - Cara Buat Akun LTMPT, Pendaftaran hingga Jadwal Ujian
• Live Streaming Timnas Indonesia Vs Myanmar, Simon McMenemy Nyatakan Garuda Siap Maksimal
Gubernur Kaltim Isran Noor juga tak ada gelagat untuk menemui para mahasiswa yang mengepung gerbang kantor Gubernur Kaltim. Ia lebih memilih mendengarkan aspirasi mahasiswa dari balik jendela kantor.
"Dia kan minta didengarkan Gubernur, ya saya sudah dengarkan dari tadi. Saya dengarkan dari jendela, jelas," ucap Gubernur Kaltim Isran Noor.
Demonstrasi Ricuh di Kantor Gubernur Kaltim, Darah Mengucur dari Kepala Perwira Kepolisian
Demonstrasi yang dilakukan ratusan mahasiswa dari berbagai elemen kampus, berujung ricuh di depan Kantor Gubernur Kaltim Jl Gajah Mada Samarinda Kalimantan Timur, Senin (25/3/2019).
Kericuhan itu tak hanya membuat jalanan Kota Tepian macet, tapi juga membuat polisi terlibat kontak fisik meladeni desakan mahasiswa yang ingin merangsek ke dalam kantor Gubernur Kaltim.
Aksi saling dorong antara mahasiswa dan polisi tak terhindarkan, bahkan batu dan air mineral kemasan melayang di sekitar kericuhan demonstrasi.
Iptu Hardi yang tengah bertugas di lapangan, tampak mengambil microfon, mencoba menenangkan para demonstran.
"Teman-teman mahasiswa mohon menahan diri," kata Iptu Hardi.

Belum sempat menyampaikan satu kalimat lagi, braaak... Batu pecahan keramik sebesar telapak tangan meluncur ke arah kepala Iptu Hardi. Darah langsung mengucur deras dari kepala perwira kepolisian tersebut. Iapun langsung dilarikan ke mobil medis guna mendapat pertolongan.
Mahasiswapun turut terluka dan jatuh pingsan.
Tak hanya polisi dan mahasiswa, demonstrasi berdarah itu juga membuat awak media yang bertugas meliput di lapangan mengalami kekerasan fisik dari demonstran.
Salah satu wartawan media nasional terkena kontak fisik akibat aksi dorong-dorongan dan terjebak dalam kerumunan demonstran.

Bogem mentah dan tendangan dari mahasiswa melayang ke arah awak media nasional yang enggan disebutkan namanya itu.
Salah satu awak media, Saud menjadi saksi atas aksi anarki mahasiswa. Ia menyayangkan demonstrasi berujung ricuh yang mengakibatkan awak media turut jadi korban.
"Kami sayangkan aksi mahasiswa tidak hanya anarkis terhadap kepolisian tapi juga ke awak media yang bertugas meliput. Ini pertama kali terjadi di Samarinda. Sampai terjadi kontak fisik dengan mahasiswa baru kali ini. Kami sudah ingatkan mahasiswa," ungkap Saud.
Simak live streaming suasana di lokasi demo:
Menurutnya awak media yang berada di sekitar demonstrasi, tak pantas mendapat pelampiasan amarah mahasiswa. Pasalnya awak media hanya menjalankan tugas peliputan, lengkap dengan peralatan dan ID Card.
"Isu yang mahasiswa bawa bagus, dan layak berita. Cuma kami sayangkan aksinya anarkis. Bahkan mereka sempat mengatakan wartawan dibeli, media dibeli, itu tidak pantas," tutur Saud.
Demonstrasi kemudian mendingin usai perwakilan awak media dan koordinator aksi bertemu. Mahasiswa akhirnya meminta maaf atas insiden tersebut.
Sebenarnya aksi demonstrasi ini untuk menyuarakan penolakan terhadap Pabrik semen yang dibangun di Kutai Timur dan Berau. Ada 6 tuntutan yang disampaikan mahasiswa kepada Gubernur Kaltim Isran Noor.
- Menolak pembangunan pabrik semen di Kaltim.
- Tolak segala bentuk eksploitasi yang merusak alam.
- Berikan hak atas tanah untuk mengembangkan ekonomi terbarukan yang ramah lingkungan.
- Tolak RPJMD, RZWP3K, RT/RW Kaltim.
- Tolak segala bentuk kriminalisasi gerakan.
- Cabut semua IUP yang ada di karst Sangkulirang, Kalimantan Timur.
Demonstrasi ini melibatkan Organisasi mahasiswa terdiri dari HMI, GMKI, GMNI, PMKRI, PMII, dan BEM universitas yang ada di Kaltim.
Wakapolresta Samarinda AKBP Dedi Agustono mengakui anggotanya dan awak media menjadi korban aksi anarki mahasiswa. Pihaknya menurunkan 400 persone kepolisian terdiri dari 250 Polresta dan 150 dari Brimob lengkap.
"Ada cedera anggota Polresta, terkena lemparan batu dari pengunjuk rasa. Dan juga ada rekan wartawan jadi korban. Yang jelas, situasi sudah kita kendaliman, dan pengunjuk rasa kembali dengan tertib," ucap AKBP Dedi Agustono.
(*)
Follow Instagram tribun kaltim
Subscribe official YouTube Channel Tribun Kaltim, klik di sini