Berita Eksklusif

Caleg Gagal yang Stres di Kaltim Diprediksi Tinggi, RSJD Atma Husada Siapkan Poli Eksekutif

Persaingan calon anggota leglislatif (Caleg) tingkatan DPRD Kota/Kabupaten hingga DPR RI pada Pemilu 2019 bakal berlangsung sengit.

Editor: Sumarsono
Tribun Kaltim
Suasana poliklinik di Rumah Sakit Jiwa Daerah Atma Husada Mahakam Samarinda 

TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Persaingan calon anggota leglislatif (Caleg) tingkatan DPRD Kota/Kabupaten hingga DPR RI pada Pemilu 2019 bakal berlangsung sengit.

Berbagai strategi dan sumberdaya, termasuk biaya besar dikeluarkan demi lolos ke parlemen.

Sengitnya persaingan ini diprediksi bakal membuat caleg kalah yang stres. Dan, jika tak segera ditangani berujung menjadi pasien di rumah sakit jiwa.

Wakil Direktur Pelayanan Rumah Sakit Jiwa Derah (RSJD) Atma Husada Mahakam Samarinda, dr Jaya Mualimin SpKJ, Mkes, MARS ikut menjelaskan, bahwa dalam konteks, perhelatan Pemilihan Leglislatif pada 17 April nanti, ribuan caleg merasa berkompetisi untuk duduk sebagai wakil rakyat. Setiap kompetisi pasti ada menang dan kalah.

Wiranto Jelaskan Pernyataannya soal Penyebar Hoaks Bisa Dikenakan UU Terorisme

Rekam Jejak KH Syarwani Zuhri, Petualangan di Timur Tengah hingga Dirikan Pesantren di Balikpapan

Meski tak mengetahui persis berapa mantan caleg pada Pileg 2014 lalu yang menjadi pasien di RSJ Atma Husada Mahakam namun, menjelang Pileg 2019, Jaya melihat mulai banyak caleg yang mulai mengikuti tes kesehatan, termasuk tes psikometrik.

Tes ini salah satunya mengukur tingkat depresi, kecemasan, gangguan jiwa sampai kepikunan.

Melihat kondisi umum persaingan Pileg 2014 dan 2019, Jaya menilai kompetisi antarcaleg untuk terpilih sebagai wakil rakyat semakin berat.

Dia menyebut, faktor itu dipicu kompetisi antarcaleg yang berbeda partai sampai persaingan caleg sesama partai.

VIDEO EKSKLUSIF - Pemilu 2019, Caleg Gagal Berujung Stres Diprediksi Tinggi

Lebih-lebih, dia melihat, sekarang mulai banyak caleg yang memiliki hubungan darah, bahkan keluarga.

Tak menutup kemungkinan, semakin ketatnya persaingan, membutuhkan sumber pendanaan besar, bahkan pendaan sesama keluarga.

Beban psikologis yang dipicu banyaknya modal yang dihabiskan, namun tak terpilih membuat tingkat stres caleg gagal diprediksi tinggi.

62 Jiwa Kehilangan Rumah di Kebakaran Karang Rejo, Ini yang Dijanjikan Pemkot Balikpapan

SEDANG TAYANG Live Streaming Garuda Select vs Dover FC U-20, Skor Sementara 1-2

"Mungkin tahun ini, tingkat stres mereka (caleg gagal) tinggi kelihatannya," kata Jaya.

Secara psikologis, kata dokter spesialis kejiwaan ini, orang yang merasa kalah kadang merasa tidak percaya mengapa peristiwa ini terjadi padanya bukannya orang lain.

Ada perasaan penyangkalan atau dalam istilah psikologis disebut denial yang bersambung menjadi kemarahan.

"Setelah menolak, biasanya marah lalu bargaining (menimbang) ini dan itu. Satunya menerima dan akan pulih dengan terapi dan pengobatan, satunya menolak, sakit dan depresi," kata Jaya, Senin (25/3).

Pria berbaju hijau yang memaki maki anggota polisi di Polsek Sungai Pinang, dibawa pihak keluarga ke rumah sakit jiwa, Rabu (30/5/2018).
Pria berbaju hijau yang memaki maki anggota polisi di Polsek Sungai Pinang, dibawa pihak keluarga ke rumah sakit jiwa, Rabu (30/5/2018). (TRIBUN KALTIM / CHRISTOPER DESMAWANGGA)

Adapun, tanda-tanda lain orang yang mengalami stress sedang di antaranya nafsu makan kurang baik tak seperti biasanya, sedih, menyesal, putus asa dan susah tidur.

"Kalau berat bisa mengganggu orang lain, lingkungan dan diri sendiri," katanya.

Saat ini, RSJD Atma Husada Mahakam Samarinda memiliki 200 tempat tidur rawat inap di tiga kelas berbeda.

Untuk kamar rawat inap kelas 3 per malam dipatok Rp 325 ribu, kelas 2 Rp 350 ribu dan kelas 1 Rp 400 ribu per malam.

Rhoma Irama Berdoa dan Persembahkan Lagu Berjudul Ani, SBY: Sahabatku, Saya Sungguh Terharu

Sementara untuk melayani pasien yang rawat jalan dan inap, rumah sakit yang terlatak di Jl Kakap, Samarinda Ilir ini memiliki 300 perawat, 15 dokter umum, 6 dokter sepesialis kejiwaan, masing-masing 1 dokter spesialis saraf dan 3 psikolog.

Rata-rata, pasien rawat jalan yang dilayani 75 orang per hari. Pengamatan Tribun, di ruang tunggu resep obat, antre sejumlah pasien ditemani keluarga. Pasien nampak tenang menunggu gilaran.

Sementara, di ruang rawat inap, pasein ada yang termenung, ada pula yang asyik mengobrol dengan pasein lain.

Nah, bagi masyarakat umum, apalagi caleg gagal yang ingin dirawat jalan dengan biaya sendiri, baru-baru ini pengelola rumah sakit meresmikan Poli Eksekutif Otista.

Poli itu terletak di Jl Otto Iskandar Dinata (Otista) tak jauh dari fasilitas rumah sakit yang terletak di jalan Kakap.

Poliklinik ini hanya menyediakan fasilitas rawat jalan itu, mematok tarif sekali konsultasi Rp 180 ribu dan biaya pendaftaran Rp 30 ribu.

Ingat Tawa Cekikikan Khas Mak Lampir di Misteri Gunung Merapi? Sosok di Baliknya Ternyata Jauh Beda

Kabar Persib Belanja Pemain Lagi, Siapa Merapat Usai Fabiano Beltrame? Sebut dari Asia

Sejak diluncurkan pertengahan tahun lalu, fasilitas ini, mulai banyak didatangi pasien. Dari awal 2 pasien per hari, kini bertambah 3-5 pasien per hari dari daya tampung maksimal 20 orang.

"Kami siapkan poliklinik eksekutif biar mereka (pasien) merasa tidak seperti orang gila," tandasnya. (dro)

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved